WHAT IS LOVE ?

Tahukah kamu apakah cinta itu?

Kalau kamu tak tahu, tak apa. Karena aku juga tak tahu apakah cinta itu. Aku belum pernah merasakan cinta, apalagi jatuh cinta. Aku baru saja mengetahuinya saat dia menanyakannya sore itu, di padang rumput tempat kami biasa bertemu sejak masih anak-anak.

Kami suka sekali berbaring di bawah rindangnya sebatang pohon cedar tua di tengah padang, menikmati hembusan angin sore sambil menebak-nebak bentuk awan dan ngobrol seru tentang kejadian-kejadian yang kami alami.

"Felix." Rafaela memanggilku lembut.

Kubuka kedua mataku yang sedari tadi terpejam. "Hmm?"

"Do you know what is love?" Ia bertanya, suaranya nyaris tertelan desau angin yang bertiup di sekitar kami.

Aku mengangguk. "Love is a higher form of joy. Bersedia melakukan apa saja demi yang dicintai. Bisa pekerjaan, keluarga, sahabat, hobi, atau...kekasih."

"Kalau kamu, apa pernah jatuh cinta?"

Pertanyaan itu membuatku ragu sejenak. "Emm...belum. Kamu sendiri?"

Rafaela tersenyum sambil masih memandang langit. "Yaah, sebenernya aku masih ragu sih, apa ini bisa disebut cinta atau nggak. Aku sudah lama menyukai seseorang. Lamaaa sekali. Kalau ada dia di sekitarku, aku jadi susah konsentrasi. Mataku selalu tertarik untuk memandangnya lama-lama."

"Apa cowok itu tahu kalau kamu suka dia?"

Raut wajah Rafaela berubah muram. "Nggak. Dia nggak tahu. Atau mungkin belum menyadarinya. Lagipula aku malu. Masa cewek yang ngomong duluan?"

"Why not? Sekarang kan banyak cewek yang nembak duluan."

"Malu, ah. Masa cewek nembak cowok."

Kami terdiam lagi. Kali ini aku menoleh, memandang wajah Rafaela yang damai. Dia cantik dan pintar. Banyak lelaki suka padanya. Tapi dia tak pernah menanggapi mereka dengan serius. Mungkin karena ia menyukai seseorang itu. Aku bertanya-tanya dalam hati siapa lelaki itu, dan sampai kapan Rafaela akan terus memendam perasaannya hingga ia menemukan keberanian untuk melangkah maju?

*******

Pagi datang dengan hawa dingin menggigit kulit.

Dengan malas kulangkahkan kaki masuk ke dalam gedung sekolah. Masih jam setengah tujuh, mendung pula. Sekolah masih sepi. Kubuka lokerku untuk mengambil buku paket Fisika yang besar dan super tebal, dan terkejut saat selembar kertas terjatuh dari selipan halamannya.

Sebuah amplop berwarna blue periwinkle dengan tulisan tangan di bagian depan.

To Felix Newton

Untukku?

Kuambil amplop itu dan membukanya sambil membayangkan siapa yang menulis surat ini dan bagaimana bisa ia menyisipkannya ke dalam bukuku padahal lokerku selalu aku kunci setelah kubuka. Wangi bunga lily samar-samar menyeruak saat kubuka lembaran kertas surat berwarna senada dengan amplopnya.

Dear Felix,

Salam kenal. Maaf membuatmu bingung karena surat ini terselip secara misterius di bukumu. I'm your secret admirer.