Prolog

4.6K 315 13
                                    

Di bawah naungan Thammasat University, sosok tampan dengan pakaian rapih dilengkapi toga tengah tersenyum pada kamera yang sedang memotretnya.

Hari ini adalah hari yang telah dinantikannya, hari wisudanya. Mile Phakphum Romsaithong, putra bungsu dari pasangan Theerathorn Romsaithong dan Nathanee Romsaithong, akhirnya telah resmi sarjana. Bukti kelulusannya telah digenggam erat. Sepasang mata wanita tua memandangnya kagum tersirat rasa bangga. Anak bungsu kesayangannya telah meraih gelar itu. Sang ayah dan kakaknya bergantian berucap "Selamat Mile, kamu hebat!" disertai nada bangga yang kentara, "habis ini kamu harus nerusin usaha papa di daerah Bangkok ya"

Mile tersenyum lebar. Persetan dengan bisnis, yang penting sekarang dirinya lepas dulu dari tugas-tugas kuliah yang seakan menghantuinya selama ini.

Hari bahagia itu diabadikan dalam sebuah potret keluarga bahagia dengan Mile yang berada di tengah.

ah manis sekali.

**

"Apo, disini!"

Pria jangkung itu menoleh, dengan kemeja birunya, mendatangi temannya kemudian tersenyum.

"Selamat bro!"

Tersenyum menanggapi ucapan Apo, "Terima kasih naa."

Apo dengan kegirangan mengangkat tangannya dengan ponsel yang tergenggam baik. "Ayo foto!"

***

Mobil mewah bermerk Mercedes Benz c238 E-Class Coupe milik Mile Phakphum, kini berhenti di parkiran pemakaman. Dirinya menarik napas dalam, kemudian meraih sebucket bunga yang telah disiapkannya. Keluar dari mobil dan segera meninggalkan parkiran tersebut.

Kakinya terus melangkah hingga berhenti tepat di depan pusara yang bertuliskan "Fearz Poonnada".

Di taruhnya bunga yang dibawanya diatas pusara itu, menunduk sejenak, kemudian menarik napas dalam. Tersenyum kemudian mengangkat wajahnya, "Hai, aku datang lagi." sapanya pada sosok yang tak lagi bisa terlihat raganya.

"Aku udah wisuda, ini toganya masih lengkap aku pake. Ganteng ga?"

Katakan Mile idiot karena berbicara pada gundukan tanah yang jelas takkan pernah menyahutinya lagi.

Sial, ternyata rasa sakitnya masih sama. Dadanya masih berdenyut nyeri tiap kali menginjakkan kaki di tempat ini.

"Fearz, ga mau peluk aku? Aku kangen"

Sudah hampir setahun berlalu, selama itu pula kalimat rindu tak pernah berhenti terucap dari bilah bibir manis Mile.

Tanpa sadar, buliran bening berhasil lolos dari matanya. Demi apapun, Mile merindukan kekasih hatinya ini. Takdir begitu tega memisahkan dirinya dan sang kekasih dengan tragis. Kecelakaan itu benar-benar merenggut hatinya.

"Maaf"

Tbc.

See u in another part ya!

Destiny; MileApo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang