Chapter 8

520 30 7
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan comen. Agar author makin rajin updatenya.
________________________________________
Happy Reading (*´∨'*)
Jisoo masih tercengang dengan apa yang ia lihat barusan, matanya tidak percaya dengan wajah wanita itu. Setiap rinci bahkan, tahi lalat  jari telunjuknya sama dengan wanita itu. Ia mengulurkan tangannya lagi berusaha menyentuh wanita itu, tiba-tiba saja ia berpindah posisi ditepi danau. Beberapa penduduk berpakaian tradisional juga ada disana. Mereka sedang menontonkan seorang wanita yang berdiri di tepi danau dengan tubuh terikat tali.

Jisoo melihat kearah wanita yang berdiri ditepi danau, ia lagi-lagi dibuat terkejut itu adalah wanita yang ia temui dikamar yang wajahnya mirip dengannya. Wanita itu menangis, sambil menatap pria yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu berpakaian tradisional juga, tapi terlihat mewah dari penduduk lainnya. Sepertinya pria itu seorang bangsawan.

"Aku mohon percayalah."
"Aku tidak pernah mengkhianati mu sedetikpun. Semua ini hanya fitnah."
Wanita itu terus menjelaskan, tapi lelaki bangsawan itu tidak menghiraukan. Berbalik badan, melangkah pergi dari sana. Wanita itu patah hati, air matanya mengalir begitu deras.

"Jumyeon... Jumyeon..." Ia terus memanggil nama pria itu, menatap punggungnya yang semakin jauh.

Jisoo kasihan melihat wanita itu, ia bisa merasakan ketulusan dan kejujuran wanita. Semua yang dikatakan wanita benar adanya, karena ia melihatnya sendiri. Wanita itu dijebak dan dituduh mengkhianati pria itu.

Wanita itu perlahan melangkah mundur, air mata dipipinya mengering. Air matanya sudah habis semua dan hatinya begitu hancur. Semua kenangan indah bermunculan. Wanita itu tersenyum manis.

"Aku tidak pernah sekalipun menghkianatimu. Aku selalu mencintaimu Junmyeon, tidak ada yang lainnya." Wanita itu berkata kemudian melompat kedalam danau.

Jisoo menjerit histeris, ia ingin berlari ketepi danau menolong wanita itu, tapi beberapa tangan menahan kedua tangan dan kakinya. Tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Sial, kenapa aku tidak bisa bergerak? "

Tangan-tangan tersebut menjalar disekujur tubuhnya, menutup mulutnya. Jisoo memberontak sekuat tenaga, tapi tangan itu terus memenuhi tubuhnya hingga semua menjadi gelap dan ia pun terbangun. Tubuhnya basah dengan keringat, nafasnya ngos-ngosan seperti habis berlari. Air matanya mengalir tidak berhenti, hati ikut sakit mengingat wanita dalam mimpinya itu.

"Kenapa aku menangis? Itu hanya mimpi? Hiks.."
"Hanya mimpi hiks.." Ia menangis semakin keras, dadanya sesak seperti ada ada sesuatu yang menusuk-nusuk hatinya yang terdalam.

Setelah beberapa lama, akhirnya Jisoo meresa tenang. Matanya membengkak dan hidungnya merah. Kerongkongannya terasa sangat kering dan serak. Ia butuh air sekarang. Jisoo baru sadar berada di apartemennya sendiri, bukannya ia tadi masih berada di Universitas? Siapa yang membawanya pulang? Jisoo menoleh kesamping, diatas nakas sudah ada segelas air putih dan sebuah cake coklat. Disana juga terdapat sepucuk surat yang berisi.

𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚌𝚊𝚔𝚎 𝚌𝚘𝚔𝚕𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊, 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊. 🌸

Jisooo tersenyum, ia berpikir surat itu berasal dari Suho, kekasihnya. Ia dengan senang hati memakan cake coklat itu dan benar saja perasaannya berangsur membaik.

Tit.. Tit... Sebuah pesan masuk di ponselnya. Jisoo segera mengambilnya dari dalam saku, ia langsung dibuat terkejut dengan jumlah notif yang masuk. Ada 100 pesan masuk dan panggilan telepon hampir 90x. Itu semua berasal dari sahabatnya.

𝙱𝚕𝚊𝚌𝚔𝚙𝚒𝚗𝚔 𝚐𝚛𝚞𝚙
𝙹𝚎𝚗𝚗𝚒: 𝙹𝚒𝚜𝚘𝚘 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊? 𝚁𝚘𝚜𝚎 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚒𝚜 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚜 𝚝𝚊𝚍𝚒!
𝙻𝚒𝚜𝚊: 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚊𝚒𝚔-𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚊𝚗?
𝚁𝚘𝚜𝚎: 𝙹𝚒𝚜𝚘𝚘, 𝚔𝚊𝚖𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚔𝚑𝚊𝚠𝚊𝚝𝚒𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚞.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flower Ever After (Suho X Jisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang