◻️◻️◻️◽◽◽◽▫️▫️▫️▫️▫️◽◽◽◽◻️◻️◻️
[The Last One Standing]
Bagaimana beban seseorang ditinggal sendiri? Bukankah kau sedih, hanya tersisa dirimu saja.❙ ❙ ❙ ❙ ❙ ❝ⓓⓐⓩⓔⓓ❞ ❙ ❙ ❙ ❙ ❙
★ ★ ☯ ★ ★
BRAK!
Pintu tertutup rapat, kekuatan yang dipakai untuk menutup itu terlalu kencang hingga terdengar suara gebrakan seisi rumah. Pelaku penutupnya tak bisa pergi ke mana-mana lagi, ia sudah hadir di kamar bernuansa merah-hitam tempatnya bersembunyi dan mencari ketenangan dalam kesendiriannya. Namun, untuk kali ini, netra ruby itu benar-benar berharap ia tidak sendiri. Tempat yang biasa ia pakai untuk lari dari saudaranya adalah tempat yang sama baginya lari dari kenyataan.
"Boboiboy Halilintar!"
Terdengar ketukan keras dari luar, suara milik Fang. Dari sekian orang, harunya Fang tahu bagaimana rasanya ditinggal oleh saudara. Halilintar mengepal dua tangannya, ia terlalu syok untuk menerima dan di detik ini pun belum ada air mata keluar. Napas lelaki itu tak menentu, ia masih kesulitan mengontrol alur napasnya sebagaimana pikirannya berkecamuk. 'Ini bohong, ini mimpi, ini ilusi. Pasti.'
Kepalan Halilintar melepas, semakin bergeraknya jarum jam semakin buyar juga kebohongan yang ia tanamkan untuk dirinya sendiri. Halilintar ada di sana, ia melihat sendiri bagaimana mereka mati.
▫️▫️▫️
"Sial, dia memerangkap kita dalam kapsul!"
Solar membenarkan kacamata visornya, ia melihat komponen dari aluminium yang membungkus mereka. Tangannya bergerak menyentuh dinding dan tak lama sebuah benda keluar dari sana. "Kita harus segera keluar dari kapsul ini! Aliran listrik di tempat ini terlalu kuat hingga dalam beberapa menit lagi bisa saja terjadi ledakan!"
Mata Thorn membulat sempurna, tanpa disadari ia memegang baju seseorang yang paling dekat dengan posisinya, Halilintar. Halilintar menyadari, ia menghela napas panjang dan membalas pegangan Thorn. "Listrik," gumam Halilintar, lantas ia melepas pegangannya. "Apa ada yang bisa kulakukan? Aku bisa menyerap Elemental Elektro di sini."
"Jangan!" tolak Solar tanpa ragu. "Ini Elektro tahap tiga, muatan listriknya tidak akan cocok untukmu." Selepas itu, Solar memijit keningnya. "Ayolah, otak! Pikirkan sesuatu, kita bisa mati jika diam di sini."
Gusaran napas Gempa nampak melemah, ia sudah lelah dengan pertarungan sebelumnya dan energi lelaki itu belum pulih. Namun, melihat raut khawatir Solar membuatnya tidak tenang. "A-aku mampu membuat Tanah Pelindung. Semoga saja tanahku cukup kuat untuk menahan ledakan kapsul ini."
Tidak, tidak cukup kuat.
Taufan berdecak, ia bingung akan melakukan apa. "Gem, apakah aku bisa membantu dengan kubah anginku?" tawarnya. Setidaknya Taufan ingin ikut melakukan sesuatu, apalagi demi menyelamatkan nyawa mereka. Situasi di kapsul ini terasa sesak, Taufan membuat angin untuk mengelilingi mereka.
Mendengar itu sepertinya membuat Solar dapat ide. "Bagus! Kita akan buat formasi tiga pelindung. Pertama, kak Ice buatlah pelindung Hydro dan Cryo untuk meredakan panas dan korslet di sini. Lalu, kak Gempa akan membuat Tanah Pelindung dan di lapisan terakhir kak Taufan, sekalian kak Taufan menjadi napas kami di balik tanah kak Gempa."
KAMU SEDANG MEMBACA
❮ BBB GONE || Elemental Siblings ❯
Fanfiction◻️◽BBB ELEMENTAL SIBLINGS: ONE SHOTS◽◻️ ◼️◾▪️Composition: ▫️25% Angst ▫️30% Fluff ▫️10% Action ▫️35% Drama PART 00.00 The One Last Standing 🖨️ 15 Agustus 2022 Open for request~