Part 32

3 0 0
                                    

"Ky.. Makasih ya dh jemputt, tengkiesss bestiee."

"Yoi, Semoga akur akur." harap Zacky yang pastinya sudah memprediksikan reaksi Arvind.

"Bangke," tanpa basa basi, aku langsung menghampiri Arvind.

Saat ini aku sangat bingung, aku khawatir jika salah mengeluarkan kata kata. Dengan keberanian, aku pun menjelaskan kejadian yang baru saja ku alami pada nya.

"Jadi gitu kak... Maaf ya, gara gara aku.. Kk jadi harus bolak balik."

Arvind menghela napas dengan pelan, dia tersenyum sambil mengacak acak rambut ku. "Kamu ya, bikin aku Overthinking aja."

Kak Arvind? Orang cakep bisa Overthinking??

"Kalau gitu, aku harus cepet cepet kasih tau Bunda sama tante Mila tentang hubungan kita."

"Eh eh nanti kasi tau nya,"

"Hahaha iyaa cantik ku. Sini ku bawain tas nya,"

"Gak usah kak, aku bisa bawa sendiri kok." kata ku sambil menyimpan tas ke bagasi bis.

"Manja manja manja," maki Aldi yang baru saja datang.

"Udah, Di. Gausah iri," celetuk Arvind.

"Bah lu bisa terancam gagal menjadi kandidat ade ipar." seru Aksa.

"Nah bener, awas aja njing." ancam Aldi.

"Udah udahh jangan ribut abang abang." ujar Risha yang menengahi perselisihan mereka. Tetapi hal itu tak digubris Mereka tetap melanjutkan adu bacot seperti anak SD yang sedang bertengkar.

"Kita itu gaboleh berdamai Ris, harus berdebat." bantah Vian.

Aku tak mau pusing mendengarkan pertengkaran mereka dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam bis duluan, ntah mengapa energi ku terasa sangat terkuras padahal aku belum melakukan apa apa. 

Betapa beruntungnya diriku mendapatan teman sebangku dengan ketua kelas, dia adalah wanita yang sangat ramah dan juga dapat diandalkan. Tetapi aku sangat terkejut ketika Arvind menyusulku kedalam bis dengan mengendap endap, dia berencana mengejutkan ku tetapi sia sia karena tubuh miliknya yang sangat tinggi. Dia memelas dan memohon pada ketua kelas agar menyetujui pindah posisi duduk. 

Wanita mana yang tak luluh jika melihat si pria populer memasang wajah puppy eyes?

Sebenarnya posisi duduk kami di bis sudah diatur berdasarkan urutan absen dan juga kelas, terkecuali Arvind, Aldi, dan Aksa. Dengan polosnya mereka berani menyusup kedalam bis yang di tempati oleh kami. Sungguh kekanak kanak an!

Aku bersenandung pelan. Kini earphone yang tersumpal pada kedua telinga ku sedang memutar lagu kesukaan ku. Tanpa ku sadari, tangan Arvind sudah menggenggam tangan ku. Warning!! Kini jantung berdebar sangat kencang. Dia sengaja menggenggam tangan ku agar tidak berjauhan dengan nya.

"Jangan cuek in aku dong," protes Arvind yang mengerucutkan bibirnya. "Lagi dengerin lagu apasih sampe kamu diemin aku?"

"Pfft sorry kak, ku lepas deh earphone nya." ucap ku sambil membujuk Arvind. "Jangan mara yaa?"

ZackylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang