AWAKE

21 4 2
                                    

Tik...tok...tik...tok...tik...tok
Hanya bunyi jam dinding terdengar memenuhi ruang tunggu yang tidak begitu besar. Disana ada seorang pria mungil berwajah sedikit oval dengan mata bulat menunggu.
Berkali dia melihat jam tangan dan jam dinding bergantian, sedikit gusar mulai mengeluarkan bluetooth earphone dan memakainya dikedua telinganya. Terlihat mengeluarkan telepon genggam dan dia mulai menekan angka-angka dilayar telepon genggamnya. Terdengar nada tunggu dan setelah beberapa saat orang diseberang mengangkat telpon.
"halo...ada apa?" tanya suara diseberang
"bukankah ini sudah seharusnya jam pulang? kenapa ibu tidak segera keluar ruangan?? aku sudah menunggu lebih dari satu jam!"
"iya... bisakah kau menunggu sebentar lagi,ibu sedang didalam ruang rapat. Bisa kah kau menunggu ibu dikantin saja? ibu mohon sekali ini saja" kata wanita diseberang memelas
"baiklah, 30 menit!!! lebih dari itu aku akan pulang naik bus sendiri" ancam pria mungil itu
"30 menit dan apabila ibu masih belum keluar dari ruang rapat, kau bisa naik bus sendiri" timpal wanita itu

Menutup telpon dan memilih untuk mendengarkan lagu, pria mungil berkulit putih bersih itu beranjak dari duduknya dan berjalan kecil menuju mesin penjual minuman otomatis diujung ruang tunggu perusahaan tempat ibunya bekerja. Sejenak dia bergumam mengikuti lirik lagu, tanpa disadari dia sudah berada didepan mesin penjual minuman otomatis. Mencari uang disaku celana tapi tidak ada, dia merogoh sedikit lebih dalam kekantung celana yang lain. Nihil. Tidak menemukan disaku celana,dia mencari di dalam tas yang sejak tadi dia bawa. Nihil. Dengan sedikit kesal dia memutar badannya untuk menjauhi mesin tersebut. Tapi entah bagaimana tiba-tiba ada orang dibelakang pria mungil itu, tabrakanpun tak terelakan.
"bbruukkk"

Pria mungil itu jatuh terduduk dan sedikit meringis. Sikunya ternyata tanpa sengaja terbentur mesin penjual minuman otomatis. Dengan sedikit kesusahan pria mungil itu bangkit untuk berdiri tapi agak susah dan tiba-tiba ada sebuah tangan yang membantu dia untuk bangkit. Tanpa melihat orang yang membantunya bangkit, pria mungil tersebut langsung lari sambil menunduk dan tidak mengatakan sepatah katapun. Berjalan dengan setengah berlari pria mungil itu menuju toilet dan masuk ke salah satu bilik. Didalam bilik tersebut dia baru menyadari bahwa bluetooth earphone-nya sudah tidak ada disatu telinganya. Dengan sedikit menahan sakit saat akan membuka pintu bilik toilet, pria mungil itu terperangah saat tahu ada sosok pria tinggi sedang berdiri didepan wastafel toilet memakai setelan jas hitam. Dengan sedikit acuh pria mungil itu berjalan menuju ke wastafel dan bergegas mencuci tangannya. Dengan sedikit kikuk pria mungil itu berjalan mendekat pria tinggi itu dan berkata,
"maaf, apakah kau bisa bergeser sedikit, aku ingin mengambil tissue dibelakangmu" pintanya
Tidak bergeming pria tinggi disebelahnya malah terdiam dan melihat kedalam mata pria mungil yang ada didepannya itu, tidak bisa diartikan pandangan itu. Perasaan yang tidak biasa mulai menyeruak dipikiran pria mungil itu, terlihat waspada dan sedikit berjalan mundur dia menunduk kembali dan melihat kearah bawah tanpa berani balas melihat pria tinggi tersebut.
"Sial!! Sudah terjatuh didepan sekarang ada orang aneh ditoilet" umpat pria mungil dalam hati

Tanpa disadari tiba-tiba pria tinggi tersebut menggapai tangan pria mungil tersebut. Tanpa usaha berarti, pria tinggi itu dengan mudah menjangkau tangan pria mungil itu.
"permisi, apakah kau pemilik bluetooth earphone ini?" berkata dengan sopan
Pria mungil bersurai warna coklat kopi tersebut membalikan badan dan menyeret pergelangan tangan yang digenggam orang didepannya. Dengan sedikit ragu dia mulai menatap lawan bicaranya.
"eumm, iya betul itu punyaku. Apakah tadi terjatuh bersamaan dengan aku terjatuh?" tanyanya
"iya, tepat seperti yang kau tanyakan" menyodorkan kembali bluetooth earphone tersebut

Dengan sedikit menunduk, pria mungil itu mengambil bluetoorh earphone-nya dan menunduk utk berterima kasih
"terimakasih,karena telah mengembalikan barangku" sambil menunduk dan bergegas pergi
"tut...tunggu!" kata pria tinggi tersebut
"namaku Chanyeol. Anak baru di perusahaan ini"sambil menjulurkan tangannya. Berkenalan.

Membalikan badan, pria mungil itu kaget dan sedikit ragu menjulurkan tangannya dan menggenggam jemari tangan Chanyeol.
"ooh... Kyu...Kyungsoo" sambil terbata-taba

"TIIINNGG!!"
Ada sesuatu yang aneh dalam diri Chanyeol, seolah ada bel yang tiba-tiba berbunyi dalam hatinya. Entah perasaan apa yg dirasakan Chanyeol saat itu.

"apakah kau salah satu anak pekerja disini? aku sedang magang disini?" tanya Chanyeol
"i..i..iyaa. aku salah satu anak pekerja disini"kata kyungsoo singkat
"eummm, baiklah. hati-hati lain kali saat berjalan alangkah baiknya kau melihat kedepan bukan hanya menunduk kelantai"sambil meraba bahu kyungsoo dan turun ke lengan
Sedikit melenguh pelan kyungsoo tanpa sadar membuat bel didalam diri chanyeol kembali berbunyi.

"Tiiiinngggg"

"apakah sikumu terluka?"tanya chanyeol
mengangguk pelan kyungsoo tanpa sepatah kata terdiam.
"ayo ke apotek dekat sini, biar ku obati lukanya"tawar chanyeol
"aahh,,,tidak usah. aku rasa ini akan sembuh besok. aku baik-baik saja"sanggah kyungsoo
"tidak! aku akan tetap memaksamu ikut denganku. dari caramu menahan sakit pasti besok ankan bengkak dan makin sakit"tambah chanyeol
"tapi, aku benar-benar tidak apa-apa!"timpal kyungsoo.

Tanpa banyak bicara chanyeol menarik tangan kyungsoo dan sedikit menyeret dia keluar dari toilet. Karena kalah proporsi tubuh, tanpa perlawanan berarti kyungsoo ikut terseret keluar dari toilet.

"Tiiiiinngggg" bunyi lonceng kembali terdengar saat tangan chanyeol menggenggam tangan kyungsoo.

Entah bagaimana kyungsoo sudah ada dibangku diluar sebuah minimarket. Chanyeol membawa beberapa perlengakapan P3K dan mulai mengeluarkan isinya.
"apakah kau tidak akan membuka jaketmu?" tanya chanyeol
"aahh,, iya. maaf"balas kyungsoo
Sedikit menggeryit kyungsoo membuka jaket dan melipat lengan baju sekolahnya. Benar saja dugaan chanyeol, siku kyungsoo sudah terlihat memar dan ungu keburuan dengan ruam yang sedikit besar disekitar siku keatas.
"kau yakin ini akan baik-baik saja besok"ulang chanyeol.
sedikit tertunduk kyungsoo hanya bisa diam tanpa bisa membalas.
Dengan hati-hati chanyeol mulai mengobati kyungsoo yang sesekali meringis karena perih dari obat oles.
"baiklah. sudah selesai, sekarang apakah kau lapar?"tanya chanyeol
kyungsoo menggeleng tanpa melihat mata chanyeol
"sial, bocah ini susah juga ternyata"umpat chanyeol dalam hati
"apakah kau akan tetap baik ke kantor?"
Kyungsoo mengangguk
Tapi memang karena kyungsoo tidak makan dari sepulang sekolah, tiba-tiba perutnya berbunyi dan cukup keras.
"krruucuuukkkk"
"hahahaha,,, perutmu tidak bisa bohong"tertawa dan kembali menggenggam tangan kyungsoo dengan erat

"Tiiiinnngggggg" lonceng kembali berbunyi

Berjalan sedikit tergopoh karena langkah kaki chanyeol yang lebar kyungsoo agak kuwalahan. Dengan sedikit keberanian Kyungsoo melihat Chanyeol dan alangkah terkejutnya ternyata Chanyeol sangat tinggi sekitar 189cm, beda dengan dia yang hanya 178cm. Kembali menunduk Kyungsoo hanya bisa membatin
"coba aku lebih besar lagi, sudah pasti aku akan menolak laki-laki aneh ini"

"nahhh,kita sudah sampai"kata chanyeol
kyungsoo sedikit kaget dan dengan memegang perutnya yang kembali berbunyi dia menunduk lebih dalam.
"hahahaha, ayo aku akan mentraktirmu. pilih yang kau mau"kata chanyeol
"aaahh,tidak terimakasih. aku harus kembali ke kantor"tolak kyungsoo
Sedikit berlari kecil kyungsoo membalikan badan dan chanyeol langsung memegang pergelangan tangan kyungsoo dan menariknya ke arah chanyeol. Sedikit limbung kyungsoo tanpa sengaja menabrak dada chanyeol
"hangat"batin kyungsoo
sedikit memerah pipi dan telinga kyungsoo
"sekarang sudah jam 00.00. Kantor sudah tutup"kata chanyeol

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AWAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang