part 2

0 0 0
                                    

Hari minggu, alex mencoba bangun pagi untuk mencari pekerjaan di kota kecilnya. Dia berusaha sebisa mungkin me nanyakan lowongan kesana kemari tanpa memikirkan malu, ya alex adalah seorang pria yang agak gengsian.
Tapi kali ini dia tidak peduli apa yang orang katakan, asal dia bisa mendapatkan uang untuk membantu perekonomian keluarga, dan membeli peralatan sekolah adiknya.

Caffe
Alex berenti didepan caffe tak jauh dari sekolah adiknya, dia ingin menanyakan apakah masi ad membutuhkan tenaga kerja.
Alex: "permisi mas, maaf mengganggu waktunya
Pekerja: iya ad yang bisa saya bantu
Alex: mas, saya mau nanya. Apakah dicaffe ini masih membutuhkan karyawan?? Saya sangat butuh kerja mas.
Pekerja: ee, ada sih mas, tapi kita lagi nyari untuk perempuan mas. Maaf ya, tapi boleh saya minta nomor mas siapa tau nanti kalo ad mencari lowongan untuk cowo saya bisa kabari ke mas.
Alex: oh iya mas, ini nomornya(sembari menulis nomornya) terimakasih ya mas. Kabari saya kalo ada info nya.
Pekerja: iya mas siap.

Sesudah itu alex pulang, matahari sangat terik tapi alex tidak menyerah dia pun menanyakan diberbagai tempat, tapi lagi dan lagi mendapat jawaban yang sama.

Alex: kenapa ya, kok semua membutuhkan cewe. Padahal kan pekerjaan yang aku tanya juga pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pria. (Dia merasa sedikit kesal).

Begitu sampai dirumah, seperti biasa alex duduk dimeja kamar nya. Dia merenung, dia bingung.
"Begini ya ternyata menjadi dewasa, apalagi hidup dikeluarga yang tidak mampu" tutur batin alex. Sembari dia menulis di diary hitam miliknya. Alex memiliki diary hitam khusus untuk meluapkan isi hati nya, dia selalu menulis perasaan² nya dibuku hitam tersebut hingga air mata nya tidak mampu lagi ditahan. "Menulis sembari menangis".itulah self healing versi nya.

mungkinkah aku bisa memiliki mu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang