TINN! TINN! TINN!
Bagai orkestra yang asik berdendang, nyaringnya bunyi klakson bersahut-sahutan mengudara di antara antrian panjang kendaraan besi beroda empat di ruas jalan tol. Beruntung bila besi-besi beroda empat ini dapat berjalan walaupun pelan, namun sayangnya besi-besi beroda empat ini malah terdiam tak bergerak.
Dalam salah satu besi beroda empat atau yang biasa disebut mobil, terdengar siaran radio yang mengabarkan telah terjadi kecelakaan beruntun di ruas tol km 43 yang menyebabkan kemacetan panjang hingga penutupan tol di jalur kecelakaan.
Rani, pengendara mobil yang mendengarkan radio, berteriak marah memukul setir mobilnya.
"Sial! Sial! Sial!" Umpatnya sembari mengacak-ngacak rambut.
"BAGAIMANA BISA ADA KECELAKAAN SEKARANG?!! DASAR PENGEMUDI UGAL-UGALAN!! BRENG-"
"AWWW!!!" Rintih Rani. Umpatannya seketika terpotong ketika gelombang kontraksi menghantamnya. Tangan kanannya mencengkeram setir mobil erat, sementara tangan kirinya mengelus dan memijat perut besarnya, mencoba meredakan rasa sakit.
Ya, saat ini, Rani tengah mengandung dan akan segera melahirkan. Usia kandungannya telah mencapai 42 minggu. Dan, di titik ini dia sedang mengalami persalinan aktif.
Menurut dokter kandungannya, bayi yang dikandungnya memiliki bobot yang lebih besar dari kebanyakan bayi, yaitu sekitar 5,2 kg. Dokter kandungannya menyarankan agar Rani melahirkan di rumah sakit supaya lebih aman bagi Rani dan bayinya. Namun naas, ketika Rani sedang menyetir menuju rumah sakit, kecelakaan terjadi dan menyebabkan kemacetan panjang dan terhentinya seluruh kendaraan.
Rani sendiri adalah seorang surrogate mother dan ini adalah kehamilan ketiganya. Kebetulan kliennya kali ini atau orang tua si bayi merupakan pasangan gay berkulit hitam asal Amerika Serikat yang tentunya berperawakan tinggi dan besar. Mengikuti gen yang dibawa ayahnya, bayi yang dikandung Rani memiliki bobot yang besar juga.
Rani sebagai wanita yang pernah melahirkan dua bayi sebelumnya, tentunya paham betul bahwa persalinan aktif kali ini akan berlangsung lebih cepat. Dan, sialnya, dia malah terjebak macet di tengah jalan tol seperti ini.
"Hhhooo.... Hhhooo.... Hhhooo...."
Setelah dikuasai kekesalan luar biasa, Rani mulai mengatur pernapasannya, mencoba meredakan nyeri kontraksi. Ditariknya napas dalam melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut. Hal ini ia lakukan berulang-ulang dibantu dengan pijatan pada punggung bagian bawah yang ia lakukan.
Matanya menatap ke arah jalanan, tidak ada tanda-tanda pergerakan dari mobil didepannya. Sementara, siaran radio sedang melakukan live report dari lokasi kejadian.
"Kecelakaan pada ruas jalan tol km 48 terjadi sore hari ini pukul 16.27. Berdasarkan laporan dari kepolisian setempat, kecelakaan beruntun ini melibatkan 11 mobil, 1 truk bensin, serta 1 bus yang menyebabkan terblokirnya akses jalan tol ke arah xxxxx secara total. Mobil sedan yang..........
.......Info terbaru dari petugas setempat, evakuasi sementara mungkin membutuhkan waktu sekitar 3 jam karena padatnya lalu lintas dan keadaan TKP yang berantakan. Lamanya waktu evakuasi sementara disebabkan oleh petugas yang harus berhati-hati terhadap indikasi kebocoran bensin yang terjadi. Untuk pengendara mobil yang terhambat dan terpaksa berhenti di jalan tol diharapkan bersabar demi keselamatan kita bersama. Sekian laporan dari saya, terima kasih."
Mulut Rani menganga, tercengang akan berita yang baru disiarkan.
TIGA JAM???!!!
Gila! Ini gila! Bisa-bisa Rani melahirkan di sini?!
Bahkan, terakhir kali ia mengecek area serviksnya sudah mengalami bukaan 4. Dan, itu sejam yang lalu?!
"Tenang Rani... Hhhooo... Tenang..."