"𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘬𝘶"
- 𝘻𝘢𝘥𝘢 𝘧𝘢𝘥𝘪𝘭𝘢 -
Kini alvin mengantarkan zada untuk pulang kerumahnya. Setelah menyantap bubur pagi tadi, alvin meminta zada untuk menemani nya ke supermarket membeli beberapa bahan makanan.
"Makasih banyak lo udah nganterin gue, oh iya uang lo belum gue ganti, bentar" zada pun membalikkan badannya untuk mengambil uang ganti, namun berhasil di cekal oleh alvin.
"Ngga perlu, kan aku traktir" jawab alvin.
"Justru aku yang harus bilang makasih karna kamu udah mau nemenin aku belanja tadi" lanjutnya.
"Iyaa, samasama alvin" zada merasa tidak enak memanggil kakelnya itu hanya dengan sebutan nama saja.
Alvin pun tersenyum lebar, baru pertama kali gadis itu memanggil namanya. Bukan dengan sebutan seperti biasa lagi. Hal kecil begitu saja, membawa pengaruh besar
bagi alvin."Entar malam mau ikutan ngga?" tanya alvin yang langsung dibalas tatapan bingung oleh zada.
Seakan tau alvin pun berucap. "malem mingguan, kan ada pasar malam tuh depan komplek"
"okee, jam 8 yaa" zada mengiyakannya, karna pasti dia kesepian juga. Lagipun sudah lama ia tidak pergi ke pasar malam.
"Siapp, caantik" [bisa di bayangkan lah wajah bahagia alvin gimana]
Alvin pun melepas helm nya yang di kenakan zada, gadis itu bahkan tidak ingat kalau dia masih mengenakan helm.
"Oke selesai, kalau ada apa apa jangan lupa kabarin yaa" ucap alvin perhatian seraya mengusap pucuk kepala gadis dihadapannya.
Alvin pun langsung melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah zada.
Sedangkan zada masih dalam keadaan refresh, bagaimana tidak sudah beberapa kali alvin mengusap pucuk kepalanya.
"Jangan baper sama kak alvin, zada" ucap zada ketika sadar dengan pikirannya.
Zada langsung masuk kedalam rumahnya sambil menenteng plastik belanjaan yang alvin berikan.
Pukul : 20.50 pm
Malam pun tiba, zada senang bersiap untuk mengganti pakaiannya. Baru beberapa jam saja papa dan mama pergi rasanya hampa sekali, ia benar benar merasa kesepian sekarang. Untung nya alvin mengajak nya keluar malam ini, setidaknya ia mendapat sedikit rasa keramaian. Lagi pun papa nya sudah mempercayakan alvin untuk menjaga nya, bukan?
[kira kira kurleb begini style yang zada kenakan]
"Udah jam segini alvin mana ya, apa jangan jangan ngga jadi, lagi?" tanya zada pada dirinya, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 pm namun belum ada tanda tanda kedatangan lelaki itu.
Ia yang tadinya berdiri di teras rumahnya, ingin melangkah masuk kembali kerumah. Namun, suara entah darimana memanggil namanya.
"Zada, jangan masuk aku disinii" ucap alvin berteriak keras.
Zada pun menghampirinya. "Aku kirain ngga jadi dateng" jawab zada sambil mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah kita jalan sekarang, yaa" alvin memasangkan helm kepada zada dengan dengan tatapan tulus.
"Begini ya rasanya ketika dicintai seseorang?" zada larut dalam pikirannya.
Alvin yang merasa zada melamun langsung menyadarkan zada dengan lambaian tangan nya.
"Zadaa, ayok keburu kemaleman nanti" ya, alvin khawatir kalau pulang terlalu larut, gadis itu bisa masuk angin.
"Eh...ehh..iyaa" zada menepuk pelan kepalanya, sudah berapa kali dia kepergok melamum begini.
Alvin pun langsung melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah zada.
[pov : alvin altar]
Jika menyukai bab ini, pertimbangkan untuk memberikan vote.
Terima kasih🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREZA
Подростковая литература[𝘿𝙖𝙧𝙚𝙯 𝙯𝙖𝙙𝙖] 𝟶𝟾 𝙰𝚐𝚞𝚜𝚝𝚞𝚜 𝟸𝟶𝟸𝟸 Kejadian malang yang menimpa kedua orang tuanya membuat zada terpaksa harus mengubur sikap kekanak-kanakannya. Namun, dibalik peristiwa menggenaskan itu, rupanya ada sekelompok orang yang harus bert...