: Eksplorasi

145 74 9
                                    

- ©gladiolamorly -

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Kali ini, untuk kali kedua. Nawa memijaki pasar terbesar di pusat kota. Namun, di tingkat kedua. Tempo hari, Hadyan berkata bahwa tempat ini ialah wilayah teritorial para wanita yang setidaknya sudah berumur kepala tiga dan punya anak tiga. Dan barangkali, itu benar.

Di lapak sayur-mayur, Nawa melihat ibu-ibu berjilbab merah jambu dengan daster sebatas lengan atas, susah payah menggendong anaknya yang masih balita. Lantaran kain gendongnya kerap kali melorot di tiap-tiap gerak tubuhnya. Lalu dua anak-anak lagi, berlarian mengekorinya. Menenteng kantong kresek lecek dan basah dan bau. Anak yang satu membawa tiga ekor ikan bandeng, yang satunya lagi membawa setidaknya setengah kilo cumi-cumi segar.

Nawa tersenyum, kepada ibu-ibu yang lingkar matanya temaram itu. Memberinya jalan. Juga untuk dua anaknya yang sepertinya baru saja menduduki bangku kelas satu sekolah dasar. Nawa bisa menebaknya dari celana merah hati pudar-barangkali terlalu sering disetrika-yang mereka pakai. Di badha ashar, pasar ini banyak sekali menawarkan pemandangan kios kosong di beberapa sudut. Namun eksistensi para manusia yang berkelit dengan rumpun kios barang primer, tidak pernah hilang dari beberapa sudut yang Nawa pindai dengan bola netranya.

Kurang satu menit lagi, genap sudah lima belas menit. Maka, di detik terakhir pada satu menit yang menuju ke lima belas menit itu, mata Nawa beralih ke gugus-gugus sayur hijau segar. Ada yang benar-benar segar warna hijaunya, ada pula yang barangkali terlalu sering bercumbu dengan sinar matahari langsung hingga setengah warna hijaunya berganti kekuningan.

'Mereka' dengan karet gelang aneka warna. Merah untuk golongan sayur berdaun lebar, lalu kuning untuk golongan sayur yang juga merangkap menjadi golongan kacang-kacangan. Seperti buncis dan kacang panjang. Kemudian tomat merah di tata dalam piring kecil berbahan plastik, berwarna hijau. Ada juga tomat hijau. Namun piringnya berwarna merah.

Bawang merah dan bawang putih, di tata satu siung satu siung dalam piring-piring plastik. Di sudut-sudut tempat memajang sayur, setidaknya ada tujuh buah wadah dengan isi yang berbeda. Wadah pertama berisi ikan teri, yang ke-dua berisi ebi kering, yang ke-tiga sampai ke-lima berisi bumbu-bumbu halus dan kering. Dua wadah terakhir, Nawa tidak tahu apa isinya. Benda kecil-kecil, panjang, dan hitam. Baunya masam.

Hadyan terkekeh. Setelah diam-diam menelesuri kemana manik mata gadisnya menyorot penasaran, dia menemukan jawabannya sendiri.

Hadyan mengambil segenggam benda kecil-kecil nan hitam legam itu dengan tangan kanan, setelah meminta ijin kepada yang menjualnya, kemudian memindahkannya di tangan Nawa.

"Menurut kamu, itu apa, dan untuk apa?"

"Aku nggak tahu ini apa. Tapi untuk apa, sepertinya ini digunakan sebagai campuran untuk makanan yang berkuah, supaya rasanya masam?"

SengkangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang