Part Three

117 17 2
                                    

PANGERAN BURUK RUPA DAN NONA ROSE

PANGERAN BURUK RUPA DAN NONA ROSE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yang mulia!"

Sejujurnya aku tidak tahu apa yang harus kulakukan setelah dia mendengarkan perkataan tak pantas itu dan juga mendapatkan tatapan kurang ajarku terhadapnya. Tapi, satu yang kutahu adalah aku harus mencoba apapun agar keluargaku aman.

Rose menggenggam tangan Marpheus dengan erat, membuat para pelayan yang berada disana untuk menyambut kedatangannya, tercengang. Selama bertahun-tahun tinggal bersama sang pangeran di Mansion, tak ada satu orangpun yang berani menyentuh beliau bahkan Lucas yang adalah orang kepercayaannya sekalipun.

Marpheus tak menoleh, dia cukup sakit hati ketika mendapati tatapan takut Rose saat melihat wajahnya. "Nona, tolong jaga sikap anda, bukankah tidak pantas jika anda bersikap seperti ini?"

Rose menyadari sindiran yang dilontarkan Marpheus. Benar. Tak pantas bagi seorang Lady bersikap agresif seperti ini. Namun, persetan dengan pantas atau tidaknya tindakkannya, yang Rose pikirkan adalah keselamatan keluarganya. Meskipun dia terkesan mengabaikan perkataan kedua kakaknya tentang Marpheus tapi, sebenarnya dia sangat memikirkannya dan memertimbangkan banyak hal. Jika memang Marpheus sekejam yang diceritakan kakak-kakaknya, dia bisa saja menjadi pedang bermata dua, di mana Rose akan mendapatkan keuntungan tapi, juga bisa mendapatkan malapetaka darinya. Oleh karena itu, dia harus membuat pria dihadapannya ini berada di perahu yang sama dengannya. Agar pria ini tidak menjadi pedang bermata dua, melainkan prisai untuk dirinya dan keluarganya.

Karena itulah alih-alih melepaskan tangan Marpheus, Rose justru mempererat genggamannya. Membuat Marpheus tersentak dengan genggaman yang semakin erat itu. Rose Seraya berkata, "kenapa kita harus memertimbangkan pantas atau tidaknya sikap saya? Sementara kita akan menjadi suami dan istri."

Deg

Untuk pertama kalinya jantung Marpheus berdegub sekeras saat ini. Padahal jantungnya selalu tenang ketika dia berada di gugus terdepan selama perang perluasan wilayah kerajaan bertahun-tahun silam.

Suami dan istri? Seumur hidup, tepatnya sejak Marpheus diasingkan dan mendapatkan bekas luka yang besar diwajahnya, tak sekalipun Marpheus berpikir bahwa dia dapat menjadi suami dari seseorang. Bahkan meskipun sang Raja berkali-kali menjodohkannya dengan putri bangsawan rendah, tetap saja pada akhirnya para putri itu melakukan tindakkan protes dengan berbagai cara, seperti kabur dari rumah, berpura-pura sakit keras, bahkan sampai ada yang memalsukan akta kematian sampai akhirnya perjodohan terpaksa dibatalkan. Perjodohan terakhir adalah dengan keluarga Earl, Loana Husburgh Earl. Entah dengan tujuan apa wanita itu tak melakukan apapun dan menerima perjodohan dengan tenang. Benar-benar mengundang curiga. Namun, beberapa hari lalu Marpheus mendapatkan kabar bahwa putri bungsu dari keluarga Duke Fragrant mengirimkan surat lamaran kepada kerajaan. Jauh daripada Loana, Rose yang tiba-tiba mengirimkan lamaran padanya tentu lebih mencurigakan.

The Ugly Prince and Lady RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang