Bagian 65

277 26 0
                                    

     Baru saja Lisa hendak membuka ponsel untuk melihat sosial medianya saat mendengar suara barang jatuh dari arah luar ruangan Seokjung tempat ia menunggu Seokjin mengikuti rapat hari ini. Karena pintu ruang Seokjung memang tidak tertutup rapat sehingga Lisa bisa mendengar suara dari luar. Tapi seingatnya sekertaris Seokjung juga ikut rapat. Harusnya diluar tidak ada siapapun.

"Siapa? Apa ada orang diluar, "kata Lisa menaruh ponselnya ke meja sebelum berdiri lalu berjalan keluar untuk memeriksa.

      Lisa berusaha tenang ketika melihat sesorang dengan hodie hitam yang menutup hingga kepala itu terlihat membelakanginya, tengah mencari sesuatu.

"Siapa anda?, " Lisa yakin orang itu bukan berasal dari perusahaan, tidak ada pegawai di Kamsan yang berpakaian seperti itu.

    Mendengar suara Lisa orang itu berhenti bergerak, tapi masih terus membelakangi Lisa.

"Apa yang anda lakukan disini?, " Lisa maju dengan hati-hati, ia yakin orang di depannya ini bermaksud tak baik.

     Dan betapa terkejut Lisa saat orang itu berbalik, Irene, ia dengan jelas melihat wanita yang ingin sekali ia tangkap itu, kini berdiri di hadapannya.

"Bae Irene?, " Lisa menghentikan langkahnya. Memastikan bahwa wanita di depannya ini benar adalah Bae Irene.

"Apa kabar jalang!!."

    Senyum ejekan dari Irene tak membuat Lisa gentar. Berani sekali wanita itu berada di tempat yang harusnya ia hindari. Bila benar Irene ingin menyembunyikan dirinya, kenapa ia datang ke sini? Ke tempat orang-orang yang ingin menangkapnya. Apa yang direncanakan wanita ini.

"Bagaimana kau bisa masuk kemari?."

"Aku?, " Irene tersenyum mengejek Lisa yang terlihat terkejut karena kehadirannya, "kau pikir aku telah melepaskanmu. Jangan bercanda!!."

     Sedikit lagi ia akan berhasil dengan apa yang ia rencanakan, kalau ia tak bisa memiliki Seokjin, wanita di depannya itupun juga tak boleh memiliki pria itu.

"Apa maumu??!!."

    Bohong bila Lisa tak takut. Melihat bagaimana nekatnya Irene melukainya membuat Lisa mengetahui orang seperti apa Bae Irene itu. Wanita gila, dan tak waras. Tapi rasa marahnya menutupi itu semua, kesedihan Seokjin dan luka hatinya karena kehilangan calon anak bahkan sebelum ia dan Seokjin mengetahuinya membuat keberanian Lisa tumbuh.

"Kau pikir apa yang kuinginkan?, " Dengan berani Irene maju dan menatap tajam ke arah Lisa meski jarak mereka masih sedikit jauh,"nyawamu."

"Apa kau pikir aku akan membiarkanmu lepas lagi setelah apa yang kau lakukan padaku," Lisa berhenti berbicara sejenak, dadanya sakit mengingat semua penderitaannya sebulan yang lalu, "kau membunuh calon anakku!!!, " Suara Lisa keras dan bergetar, menahan seluruh kemarahannya.

"Kau hamil?, " Irene tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, tapi tak berlangsung lama. Bahkan kenyataan mengerikan itu tak dapat menggoyahkan tekadnya untuk tetap menghabisi Lisa.

"Ternyata kau tidak sepolos yang kupikirkan, kau juga berhubungan dengan Seokjin sebelum menikah ya, " Sindir Irene.

    Lisa mengetahui apa yang ia lakukan dengan Seokjin bukan hal yang benar, tapi kehadiran janin di perutnya adalah anugerah, ia merasa sangat berdosa karena harus kehilangan itu.

"Menyerahlah Irene-ssi, kau,,,."

"Jangan konyol, " Irene dengan cepat memotong perkataan Lisa, ia segera beranjak dari sana.

"Irene-ssi!!!!, " Lisa tak bisa diam saja, ia ikut berlari untuk mengejar Irene, kali ini ia tak boleh kehilangan wanita itu lagi.

      Keluar dari ruangan Seokjung yang berada di lantai paling atas, Lisa melihat Irene menaiki tangga menuju atap paling tinggi, ada rooftop disana yang biasa digunakan para pegawai untuk merokok. Ini bukan jam istirahat jadi tak ada satupun orang yang Lisa temui saat ia mengejar Irene. Lisa tak memperdulikan itu, keinginannya untuk menangkap Irene lebih besar. Tapi betapa terkejut Lisa saat ia membuka pintu rooftop, tepat di sampingnya Irene menariknya dan mengarahkan sebuah pisau di leher Lisa. Ada sedikit perbedaan dengan tinggi badan mereka, Lisa punya badan yang lebih tinggi tapi itu tak menghalangi Irene untuk menarik tubuhnya dan mengancamnya dengan pisau karena Lisa tak begitu waspada.

     Irene menariknya tepat di leher dengan tangan kirinya, membuat Lisa kesulitan bernafas. Wanita itu juga menodongkan pisau dengan tangan kanannya sehingga Lisa tak bisa berbuat gegabah atau pisau itu akan mengenai tepat di nadi lehernya. Irene pasti sudah merencanakan ini dengan matang.

"Jangan bergerak, kau tau bagaimana aku kan? Aku bahkan bisa membunuh sahabat dan juga calon bayimu, bukan hal sulit untuk aku menghabisimu. Tapi sebelumnya kita hatus membuat tunangan yang begitu kau banggakan itu melihat semuanya, kematianmu di depan matanya."

    Mendengar kalimat Irene tepat di telingannya itu membuat Lisa tersadar, ada sebuah kamera yang di sangga dengan tiang tak jauh dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


    Mendengar kalimat Irene tepat di telingannya itu membuat Lisa tersadar, ada sebuah kamera yang di sangga dengan tiang tak jauh dari sana. Lampu kecil di kamera itu berkedip, menandakan kamera itu tengah merekam. Bisa terlihat di layarnya, sambungan telepon vidio. Ke ruang rapat perusahaan Seokjin. Irene tersenyum puas saat melihat arah pandang Lisa.

"Benar, aku menyambungkan ini kepada Seokjin dan dia akan melihat bagaimana aku menghabisimu."

                     *******

    Rapat yang dipimpin Seokjung itu baru saja dimulai saat layar yang menampilkan data perusahaan itu berganti dengan rekaman lain.

"Apa yang terjadi?, " Para peserta rapat, bahkan sekertaris Choi, yang bertugas mengatur layar monitor pun kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Maaf, presider mungkin ada kesalahan, kami akan mematikannya."

"Tunggu!!, " Seokjin berteriak saat melihat sebuah wajah terlihat di rekaman kamera itu, Irene tengah bersembunyi di belakang pintu di sebuah Rooftop. Seokjin mengenali tempat itu. Rooftop yang ada tepat di atas lantai ruangan Seokjung berada, tempat Lisa menunggunya beberapa menit yang lalu.

"Bukankah itu Bae Irene? Apa ini di rooftop perusahaan kita."

     Celotehan dan kegaduhan segera tercipta dari para peserta rapat, karena mengetahui status Irene yang merupakan buronan setelah melakukan penculikan pada tunangan Wakin Presider mereka.

"Simpan rekamannya, Paman, " Kata Seokjin lagi, karena tahu bahwa wanita dengan hoodie hitam itu pasti tengah merencanakan sesuatu. Ini akan menjadi bukti untuk kepolisian. Hingga ia melihat seseorang dengan terburu-buru membuka pintu.

     Seokjin berdiri dengan tergesa saat melihat Lisa yang membuka pintu rooftop dan segera ditarik dibagian leher oleh Irene. Emosinya memburu saat melihat bagaimana Irene menodongkan pisau ke leher Lisa. Seokjung yang berada di sampingnya segera menahana tangan Seokjin yang sudah hendak berlari dari ruang rapat ke arah rooftop setelah melihat Lisa dalam bahaya.

"Jangan gegabah, Irene akan melakukan hal buruk pada Lisa bila ia tahu kau beranjak dari sini."

"Benar," Irene tertawa bergema mendengar kata-kata Seokjung, menyadarkan Seokjin bahwa Irene merekam juga area rapat, wanita itu juga tengah melihatnya, "aku akan segera membunuhnya bila kau berani beranjak dari sana."

"Aku akan membunuhmu bila terjadi sesuatu dengan Lisa, Bae Irene!!!."

   Pintu rapat terbuka, sepertinya itu luput dari perhatian Irene, Dohwan dan beberapa pengawal lain ada disana, Seokjin mengangguk memberi perintah tanpa berbicara. Dohwan segera mengerti dan keluar bersama anak buahnya. Ia harus bergerak dengan hati-hati agar Lisa bisa selamat tanpa mendapatkan luka sedikitpun. Dohwan merasa sangat gagal saat bulan lalu ia tak berhasil mencegah David membawa Lisa, hingga tunangan bosnya itu mengalami keguguran.

     Bae Irene tersenyum miring, menatap Kim Seokjin lewat kameranya,"Mari kita mulai bagaimana aku akan menghabisi Lisa di depanmu, Kim Seokjin. Dan setelah itu aku tak akan takut pada apapun!!."


Jang Nara

Being Difficult "KSJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang