10 | Kembalinya Masa Lalu

4 1 0
                                    

Happy reading besti akuu ♥️

"Kala itu aku mundur karena aku tau bahwa cinta sepihak tak selalu menjamin kebahagiaan."
-Naura Azkia-

🌼🌼🌼

Malam itu, malam dimana perempuan itu tidak sengaja mendengar hal yang tak sepatutnya ia dengar, tetapi juga merupakan hal yang seketika membuat harapan dalam dirinya kembali tumbuh.

Kamis, pukul 22.15

Sudah dua jam ini Syahnaz beserta kedua temannya menikmati malam di salah satu club di daerah mereka. Menari di dance floor dan juga meminum alkohol kadar rendah pun sudah mereka lakukan. Tapi keduanya masih enggan meninggalkan tempat ini.

Hari ini bukanlah kali pertama mereka kesini. Tetapi entah mengapa bagi Syahnaz malam ini adalah malam terindah untuknya. Sepertinya karena pengaruh alkohol yang ia minum. Atau bisa dibilang karena alkohol lah kegalauan serta beberapa masalah yang ia pikirkan serta rasakan beberapa hari lalu perlahan berkurang.

"Lo ngapain sih Sya ngegalauin cowok kayak Gibran. Diluaran sana masih banyak cowok yang ngantri untuk dapetin lo!!" Tukas Perempuan yang baru saja meneguk alkohol di gelas kecil tersebut. Yuri namanya.

Brak!!

Syahnaz meletakkan gelas kosong itu dengan sedikit kasar. Lalu ia menatap Yuri. "Tapi hati gue maunya Gibran!! Ga mau sama cowok-cowok itu!!"

"Alah lo kayak gatau Syahnaz aja Yur, kalo dia udah terlanjur jatuh ya susah bangunnya. Apalagi kalo tingkat bucinnya udah di level high." Sahut Eca yang tingkat kesadarannya masih lebih baik dari kedua temannya yang sudah mulai berada dibawah pengaruh alkohol.

"Thats right Eca!! Susah guys susah!!!" Racau Syahnaz.

Meskipun Syahnaz hanya meminum alkohol berkadar rendah, tetapi ia tetap saja mudah terpengaruh oleh efek alkohol tersebut. Apa lagi jika kadar tinggi. Bisa-bisa ia langsung tumbang. Selemah itu memang Syahnaz terhadap alkohol.

Yuri menghela napasnya. "Yaudah terserah lo Sya. Gue sebagai temen lo cuma bisa dukung kemauan hati lo."

Syahnaz berdiri dari duduknya. "Guys gue mau ke toilet bentar." Izinnya.

Berjalan menuju toilet, Syahnaz tanpa sengaja melihat Gibran melintas di depannya. Lebih tepatnya di depan dengan jarak cukup jauh.

Entah ini hanya halusinasinya saja ataukah kenyataan, Syahnaz tak tau pasti. Akhirnya ia memilih untuk membuntuti lelaki tersebut.

Dan ternyata itu adalah kenyataan. Di dalam ruangan yang Gibran masuki ada ketiga teman temannya yang lain.

Percakapan mereka samar-samar dapat Syahnaz dengar. Saat jarak mereka yang tak begitu jauh percakapan mereka pun semakin jelas. Mengetahui itu, terbersit ide cemerlang di otaknya.

Dibalik pilar itu tanpa pikir panjang Syahnaz mengeluarkan ponsel dari tas kecil yang ia bawa. Lalu merekam kejadian di depannya. Tak mungkin kan jika ia menyia-nyiakan kesempatan ini.

Banyak fakta mengejutkan yang gadis itu ketahui saat diam-diam merekam. Tanpa sadar senyum licik mengembang dibibirnya.

'Gue masih punya harapan.' Kata Syahnaz dalam hatinya. Ya, meskipun sedikit tapi setidaknya harapan untuk memiliki masih ada. Dan jika memang ia tak bisa memiliki, ia tak akan pernah membiarkan satu orangpun memiliki apa yang ia inginkan.

Syahnaz tersenyum miring saat mengingat kejadian malam tadi. Kejadian yang ia kira hanya halusinasi itu ternyata sebuah kenyataan. Karena vidio itu terlalu nyata banginya meskipun saat kesadarannya sudah kembali.

EVANESCENT : Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang