~13~

4.6K 386 34
                                    

Aku memejamkan kedua mata sambil menghirup aroma tubuh kedua pria yang sekarang tengah memelukku dengan sangat erat. Mereka memiliki aroma tubuh yang sangat menenangkan jiwa. Ingin rasanya terus berada di dalam pelukan mereka selamanya. Berada di dalam pelukan mereka terasa sangat nyaman sehingga rasa kantuk tiba-tiba menyerangku.

Ya walau ku akui, masih ada setitik perasaan sakit, bingung dan rasa takut ketika mengingat ucapan pria berambut merah itu. Dia mengatakan kalau aku bukan perempuan pertama. Jadi, kemana perginya perempuan-perempuan yang pernah berada di posisiku?

Apa mereka masih hidup atau sudah mati? Memikirkan itu membuat jantungku berdetak sangat kencang.

Damon yang berada di depanku langsung melepaskan pelukannya lalu ia menangkupkan wajahku sehingga sekarang aku menatap matanya yang begitu dalam.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya pelan

Darren yang sedari tadi memelukku dari belakang bergumam "Aku akan membunuh Dante" desisnya dengan masih menenggelamkan wajahnya di tengkuk leherku.

"Dante?" Tanyaku bingung

Darren melepaskan pelukannya lalu menarik daguku ke arahnya "Iya, pria berambut merah yang tadi menemuimu adalah seorang warewolf liar bernama Dante. Teman masa kecil kami" 

"Apa yang ia katakan sehingga membuatmu menangis?" Tanyanya dengan tatapan mata membunuh

"Seharusnya aku langsung membunuhnya" lanjutnya  marah

"Kau akan membunuhnya di depan warga mu?" tanya Damon penuh ejek

Pertanyaan Damon membuatku mengerutkan kening. Kenapa Damon mengatakan itu seakan-akan Darren adalah pemimpin mereka semua?

Darren berdecak "Tidak akan ada yang berani melaporkan" katanya sombong "Lagi pula tidak ada anak kecil disini" tiba-tiba dia mengerutkan keningnya "Aku akan memanggil semua penjaga kenapa buronan kelas kakap seperti Dante bisa masuk ke kotaku"

"Tunggu dulu" selaku cepat "Mereka wargamu?" Tanyaku bingung. Kalau Darren adalah ketua dari kaumnya, kenapa Darren selalu pergi berlayar tanpa mempedulikan warganya? Bukannya pemimpin yang baik harus selalu berada dekat dengan kaumnya?

Darren tersenyum lalu menarikku ke dalam pelukannya "Kenapa? Apa kau merasa terangsang karena kekasihmu ini adalah ketua dari kaum penyihir?" Tanyanya dengan senyuman menyebalkan andalannya. 

Aku mendorong bahu Darren tapi ia tidak melepaskan pelukannya "Jadi benar kau adalah ketuanya? Aku kira Abraham yang berkuasa disini" 

Lagi-lagi Darren berdecak tidak suka "Dia hanya boneka, sebenarnya aku yang berkuasa disini" 

Sayup-sayup terdengar suara cekikian perempuan dari balik pintu. Seorang wanita bergaun merah muda membuka pintu sambil menoleh ke belakang "Ya, Darren dan Damon sangat memesona. Aku sangat iri dengan perempuan cantik itu. Aku membayangkan mereka melakukan threesome. Andai saja –" wanita itu menoleh ke arah kami lalu terdiam.

Wajah putihnya langsung berubah menjadi merah seperti tomat dengan salah tingkah dia tersenyum "aku.. hmm itu"

Teman-teman wanita nya pun sama-sama mematung dengan wajah memerah.

"Wah aku tersanjung" Darren tertawa kencang. Dengan sedikit kasar aku mendorong tubuh Darren. Untung saja kali ini dia melepaskan pelukannya.

Damon yang sedari tadi berdiri di sampingku hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Darren. Aku sependapat dengan Damon. Kasihan wanita-wanita yang masih mematung di ambang pintu dengan wajah memerah. Darren malah memperkeruh suasana.

Damon berdehem "Kalau kalian mau, kita bisa melakukan adegan itu sekarang" Darren tertawa kencang mendengar ucapan Damon yang sangat serius itu.

Aku menoleh menatap Damon dengan tidak percaya. Walaupun dia mengucapkan itu dengan serius, pancaran matanya penuh dengan jenaka. Dia sama parahnya dengan Darren bahkan lebih parah. Kali ini wajahku pun memerah. 

My Pirates #2 Immortal SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang