ㅤ
ㅤ
⚠️Warning ⚠️Character sepenuhnya milik Studio Ghibli, saya hanya meminjamnya untuk keperluan cerita.
Cerita ini berasal dari imajinasi saya sendiri, Alternative ending. Mengisahkan bagaimana kehidupan Sho dan Arrietty setelah perpisahan.
ㅤㅤ
Happy Reading
ㅤㅤ
"Bagaimana perasaanmu?"Dia tersenyum tipis, menatap seorang wanita yang berusia lebih dari setengah abad dengan mata teduhnya, sosok yang selalu setia menemaninya.
"Lebih baik dari sebelumnya."
Wanita itu tersenyum lembut, kemudian mengusap surai legam milik sang keponakan. "Syukurlah," ucapnya.
Dia-Sho-mengangguk. Sudah dua bulan lebih sejak operasinya berlangsung, dan saat itu juga bibinya selalu menemaninya.
Meskipun sudah dua bulan sejak operasinya dilaksanakan, dia baru saja keluar dari rumah sakit satu minggu yang lalu. Dan bibinya melarang Sho untuk melakukan pekerjaan yang berat, bibinya selalu saja menyuruhnya untuk berbaring di ranjang saja.
Sho menurut, dia merasa tidak memiliki hak untuk membantah wanita yang selama ini menjaganya. Sepanjang hari Sho hanya berada di dalam kamarnya, diatas ranjangnya dan membaca buku-buku kesukaannya. Jika dia bosan, dia akan beranjak dari tempat tidurnya dan mengamati hiruk pikuk kota dari jendela kamarnya.
Sho selalu bersyukur, setidaknya dia masih memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama dengan bibinya. Sebelum operasi, Sho sempat frustasi, dia sudah pasrah apabila dia akan pergi lebih dahulu sebelum bibinya. Tapi ternyata Tuhan masih berbaik hati kepadanya, operasinya lancar dan dia selamat.
"Apa yang kau pikirkan, Sho?"
Sho tersenyum kecil, "aku hanya bersyukur, karena masih memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama dengan bibi."
Sang bibi-Sadako-menatap sendu kearah keponakannya, memeluk sang keponakan dengan erat. "Jangan ucapkan hal seperti itu, hidupmu masih panjang, Sho." Tak terasa air mata mulai mengalir membasahi pipinya, hati Sadako berdenyut saat mengingat bagaimana nasib keponakannya selama ini.
Keponakannya yang malang, anak itu tidak pernah melihat ayahnya, dan ibunya adalah seseorang yang gila kerja sampai melupakan anaknya. Bahkan dengan teganya meninggalkan anaknya, saat anaknya tengah membutuhkan ibunya.
Diusianya yang masih sangat kecil, dia harus merelakan masa kecilnya dan terlibat bersama obat-obatan yang membelenggunya. Dan diusia dua belas tahun, dia harus melakukan operasi yang bahkan bisa saja merenggut nyawanya.
Sho mengusap punggung bibinya, dia tidak bermaksud membuat bibinya menangis. Dia tersenyum tipis, punggung yang kuat namun perlahan-lahan mulai rapuh.
Sho mengeratkan pelukannya, saat tiba-tiba pemikiran gila muncul di kepalanya. Apakah bibinya juga akan meninggalkannya? Sama seperti ayah dan ibunya, apakah saat itu tiba, Sho masih bisa bertahan? Pemikiran seperti itu tiba-tiba saja muncul di kepalanya.
"Maafkan aku ... aku hanya ingin hidup bahagia selamanya bersama dengan bibi."
Sadako mengangguk, melepaskan pelukannya kemudian mencium kening sang keponakan. "Bibi sangat menyayangimu."
Sho mengangguk sambil terkekeh geli, "aku tahu."
"Istirahatlah, bibi akan membangunkanmu saat waktu makan siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret World of Arrietty-After farewell (One Shoot)
Short StorySho tersenyum, dia mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam saku celananya. Matanya berubah menjadi sendu, saat menatap bungkusan yang berada di dalam genggamannya. Dengan perlahan, dia membuka bungkusan itu, kemudian menyerahkannya kepada Arrietty...