DS 50

3.7K 617 14
                                    

***

Di waktu yang sama, Lysander tengah berjalan santai di lobby gedung utama NCT Group. Para pegawai juga sudah tahu siapa dirinya, tentu saja 'Lee Jaemin', adalah yang mereka kenal, meski tidak sepenuhnya salah.

Lysander datang kemari ditemani oleh Joarder (JIhoon), sedangkan kediaman Lee dijaga oleh Sofanor (Soobin) bersama yang lain, kecuali Hyde (Hyunjin) yang pergi entah kemana, tapi Hyde (Hyunjin) bilang jika dia akan menemui seseorang yang penting.

"Oh, aku dapat pesan dari Yeva (Yeji), dia baru saja membaca berita terbaru yang sedang diberitakan." Saat keduanya ada di lift, Lysander menatap Joarder (Jihoon) dengan tatapan penasaran.

"Apa yang diberitakan?" tanya Lysander.

"Ivy Cho ditemukan tewas di restoran milik keluarganya sendiri." Lysander yang tadinya tidak terlalu fokus segera menoleh dan menatap tidak percaya.

"Hah? Yang benar?!" kagetnya.

"Pelakunya?" tanya Lysander.

"Belum ada berita lanjutan, seorang pelayan yang dipilih menjadi saksi mengatakan jika tadi ada seorang pria berjaket hijau, mengenakan topi dan masker, wajahnya tidak bisa diidentifikasi. Polisi sedang melakukan pengejaran, tapi ada bagian berita yang membuatku geleng-geleng kepala, si Nyonya Cho mengatakan jika ini pasti ada kaitannya dengan Lee, meski tidak mengatakan Lee yang mana, semua orang sudah tahu jika Ivy Cho sangat tergila-gila dengan Lee Jeno, jadi keluarga Lee terkena dampaknya." Lysander yang mendengar itu tanpa sadar menganga.

"Wahh~ aku padahal baru kembali dari Jeju, sekarang sudah ada masalah lagi? Ayo balik ke Jeju!" Joarder menatap datar Lysander, "Kumat lagi pikiran randomnya."

***

Lysander memasuki ruangan dimana Taeil, Johnny, Taeyong, Yuta, Kun, Mark, dan Jeno berada. Dia masuk sembari memijit pelipisnya, jika boleh jujur berita yang diberitahukan oleh Joarder tadi membuat ia pening.

"Ada sesuatu?" tanya Jeno, dia segera bangun dan membawa Lysander duduk di sofa yang ada di ruangan besar itu.

"Ivy Cho tewas." Ujar Lysander, membuat Yuta tersedak minumnya.

"HAH?!" kaget mereka yang ada di ruangan itu.

"Sepertinya baru kemarin ia berhadapan dengan kami." Ujar Taeil.

"Kemungkinan besar pembunuhnya adalah Cloud." Ujar Joarder.

"Cloud? Apa itu mungkin terjadi?" tanya Mark.

"Sangat mungkin terjadi, jangan karena dia bisa membatalkan misi dengan mudah, menerima uang yang lebih banyak dia tidak bertindak, dia tetaplah seorang pembunuh, jangan terlalu menganggap enteng para pembunuh. Mereka tidak mau rugi juga." Ujar Lysander.

"Lalu yang membuatmu pusing?" tanya Kun.

"Keluarga kita kena dampaknya karena Nyonya Cho mengatakan jika ini pasti ada kaitannya dengan Lee. Aku pusing karena baru pulang kemarin sudah dapat kabar menggelikan seperti ini." Jeno menenangkan Lysander yang mendadak berapi-api.

"Tidak ada angin tidak ada hujan dia mengaitkan kasus ini dengan para Lee, sedangkan perempuan itu tewas di restorannya sendiri, dan jika semisal memang salah satu dari kalian yang dia temui harusnya seluruh pegawai di sana tahu, kalian juga tidak pernah menutup wajah kalian di publik. Otaknya memang tidak pernah dipakai, mana wartawan iya-iya, sialan! Malah jadi ladang uang bagi para wartawan kasus kali ini." Johnny segera mengambil air dan memberikannya pada Lysander.

"Minum dulu, tenangkan diri dulu." Ujar Johnny. Lysander menurut, dia meminum air putih tersebut dan menghembuska nafas pelan, menenangkan dirinya.

BRAKKK!!!

"HYUNGGG!!!!" mereka semua yang ada di dalam sana terlonjak kaget saat pintu dibuka dengan gebrakan kencang.

UHUKK!!!

"Nana!" Johnny dan Jeno segera mengusap-usap punggung Lysander yang tadi tersedak gara-gara ulah saudara mereka yang lain. Joarder di belakang sofa Lysander memalingkan wajah dan menahan tawa.

"Tertawalah, sialan!" desis Lysander, Joarder berdehem dan kembali pada posisi istirahat di tempat seperti sebelumnya.

"Oh, Nana! Kami tidak tahu kau ada di sini." Renjun mendekati si manis yang baru selesai dari acara terbatuknya.

"Bisa datang lebih normal tidak?!" omel Lysander, membuat yang lain langsung diam di tempat dan nyengir.

"Hehe, maaf sayang" cengir Haechan.

"Kalian sudah dengar beritanya?" tanya Doyoung langsung.

"Yang Ivy Cho tewas lalu si ibu mengaitkan kematiannya dengan kita?" tanya Taeil. Para adiknya yang baru datang itu mengangguk.

"Pembunuhnya belum ditemukan, kasusnya masih diselidiki oleh para polisi." Ujar Ten.

"Tapi sepertinya polisi tidak akan menemukan siapa pembunuhnya." Ujar Taeyong.

"Kenapa begitu?" tanya Chenle penasaran.

"Cloud adalah orang yang membunuhnya." Ujar Lysander.

"Cloud? Bagaimana bisa dia?" tanya Yangyang bingung.

"Mau bagaimanapun Cloud adalah pembunuh, Tuan Muda. Dia tidak mau rugi dengan tidak menjalankan misinya, jadi jika target tidak bisa dibunuh maka si pemintalah yang akan dibunuh. Meski dia memang terlihat mudah diajak negosiasi, tetapi tetap saja dia adalah seorang pembunuh yang punya tindakannya sendiri." Jelas Joarder (Jihoon).

"Itulah mengapa kalian jangan macam-macam dengan membuat perjanjian dengan para pembunuh." Ingat Lysander.

"Tapi kau malah terikat kerjasama begitu?" tuding Shotaro dengan wajah polosnya. Lysander mendengus.

"Kau tidak lupa aku siapa kan, Taro-ya?" Shotaro berpikir sejenak, sebelum nyengir.

"Meski kita sudah membayarnya lebih dia tetap akan membunuh?" tanya Dejun.

"Tepatnya membunuh si peminta bukan target, kan dibatalkan misinya." Jawab Lysander.

"Kakek dan appa saat ini dibuat pusing dengan banyak panggilan, kalian tidak dapat?" tanya Lucas.

"Belum dapat sih, nanti kalau sekretaris kami masuk kemari berarti ribuan panggilan masuk datang." Ujar Mark, tepat setelah ia berkata seperti itu-

BRAAKK!

Bantingan pintu part dua terjadi, kini para sekretaris dengan pakaian tidak karuan masuk ke dalam. "SAJANGNIM CEPAT ANGKAT SEMUA TELPONNYAAA!!"

Lysander memijit keningnya, "Benar-benar bencana."

Joarder melirik kerusuhan itu dan mendengus pelan, "Sudah mati saja membawa kesulitan bagi yang lain, hahh~"

_TBC DS 50_

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang