BAB 7

21 7 0
                                    

Dengan santai, Zayn membolak-balikkan koin emas yang ada di tangannya. Koin berdesain unik itu tampaknya berasal dari peninggalan suatu peradaban tertentu karena terlihat sangat jadul. Dan dari cara Zayn memegangnya, tampaknya ia sangat menyayangi benda berukuran kecil itu.

Di tengah ketenangan dan kesunyian ruang perpustakaan, Zayn yang sedang membalikkan koinnya, tiba-tiba saja merasakan sebuah getaran yang sangat kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah ketenangan dan kesunyian ruang perpustakaan, Zayn yang sedang membalikkan koinnya, tiba-tiba saja merasakan sebuah getaran yang sangat kuat. Saking kuatnya, membuat dirinya dan objek-objek yang ada di sekitarnya terdistorsi. Getaran ini bukanlah gempa, melainkan getaran Sukma dengan tekanan yang sangat dahsyat.

"Dia sudah menemukannya," ucap Zayn dan lalu cepat-cepat memasukkan koin emasnya ke dalam saku.

Dengan langkah yang terburu-buru, Zayn berlari menyambangi satu per satu lorong perpustakaan yang ada. Kedua matanya berusaha mencari sosok yang sebelumnya ia suruh untuk menemukan buku yang ia inginkan.

"Di mana dia?"

Belasan lorong sudah Zayn lalui, namun sosok itu tak kunjung ia temukan. Sampai akhirnya, secara ajaib, buku-buku di perpustakaan bergerak satu per satu. Mereka keluar sedikit dari rak dan lalu kembali masuk. Hal itu terjadi secara bergilir. Seakan-akan, buku-buku itu berusaha menunjukkan arah pada Zayn.

Melihatnya, Zayn pun langsung mengikuti arahan dari buku-buku tersebut. Ia melewati tiap lorong hingga akhirnya, sampailah ia di pojok sebelah tenggara perpustakaan. Ia tidak menyangka kalau sosok yang ia cari berjalan sampai sejauh ini. Dan tepat saat Zayn berbelok ke arah kanan di sebuah perempatan lorong, di sanalah ia melihat sosok yang ia cari tengah mengejang.

"Tuan Adam!"

Cepat-cepat Zayn menghampiri Adam yang saat ini tengah mengejang hebat. Dia seperti kerasukan. Dipegangnya kedua pundak Adam dan sembari memanggil-manggil namanya, Zayn berusaha menyadarkan Adam. Namun, di tengah usahanya, kedua mata Adam yang membelalak lebar tiba-tiba saja menatap ke arahnya. Kedua netra kecokelatannya berubah menjadi merah. Anak itu menatap Zayn cukup lama sebelum akhirnya pingsan tidak sadarkan diri.

Dengan lembut, Zayn mengangkat tubuh Adam. Ia senderkan tubuh bocah sepuluh tahun itu pada tubuhnya, dan dengan menggunakan tangan kanannya, ia memegangi kening Adam. Kedua matanya pun terpejam, sekan-akan ia sedang merasakan sesuatu di dalam tubuh Adam yang kini terasa cukup hangat.

"Sudah bangkit," ucap Zayn dan kemudian tersenyum bahagia sembari menatap Adam.

"Aku harus segera melaporkan hal ini pada Tuan Aldebaran. Dia pasti akan sangat senang."

Kemudian, Zayn menjentikkan jarinya. Seketika itu juga, Zarek muncul tepat di belakangnya. Pria itu terpejam tanda ia tengah tertidur.

"Bawa anak ini ke kamarnya dan jaga dia sampai aku datang," pinta Zayn yang langsung diangguki oleh Zarek.

Dengan gaya bridal, Zarek menggendong Adam pergi meninggalkan tempat itu. Namun, bukan melalui pintu, melainkan tembus melewati atap. Ya, Zarek bukanlah manusia. Ia tampak seperti hantu saat ia terbang dan lalu menembus dinding.

SUKMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang