]2[ IRI

372 36 3
                                    

#fcp
#FazaWritingMarathon
#eventmenulisfaza
#Day 2 (Jumat)   #Cita-cita/impian


#fcp#FazaWritingMarathon#eventmenulisfaza#Day 2 (Jumat)   #Cita-cita/impian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Episode 2
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Italic/tulisan miring panjang = masa lalu alias flashback

Tulisan miring pendek = kata hati

Baca sampai akhir ya 😉

Jangan lupa vole dan komennya bestie

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _



"Selamat bagi kalian yang lolos 'SNMPTN'. Buat yang belum lolos, jangan berkecil hati. Mungkin Tuhan pengin kalian menjadi sosok pejuang. Sosok yang tangguh.

"Semangat mengikuti 'SBMPTN' siswaku kelas XII IPS UNGGULAN. Bapak pergi dulu. Bapak persilakan kalian untuk menikmati jamkos ini. Apalagi materi pelajaran bahasa daerah kita sudah selesai. Bapak pamit."

Begitulah kata guru bahasa daerah mereka seusai memberi motivasi kepada murid kelas XII IPS UNGGULAN. Sesudah pria tinggi berkumis itu pergi, seisi kelas mulai ricuh. Bukan karena ribut, melainkan sibuk membicarakan langkah selanjutnya. Sedangkan siswa yang lolos "SNMPTN" tengah menikmati waktu dengan mengobrol bersama teman yang lolos.

"Dheo, kamu mau lanjut ke mana setelah ini?" tanya Jenny yang kebetulan teman sebangku Dheo.

Lelaki berjaket hitam tersebut memanyunkan bibir. Matanya terarah pada gadis berkulit sawo matang itu. Sempat terhening karena asik berpikir, Dheo membuka mulutnya dan berkata, "HI seru kayaknya?"

"Seriusan kau mau ambil jurusan Hubungan Internasional? Wah ...." Jeny memegang kedua pipinya, membuat gestur terkejut, tapi ekspresi takjub.

"Yana, Maris, kata Dheo dia mau ambil HI," adu Jeny bercanda.

Kedua gadis yang dipanggil Yana dan Maris, kebetulan duduk di belakang mereka, menatap Jeny dengan takjub bercampur heran. Sedetik dua detik tatapan mereka terpusat pada Dheo.

"Seriusan?"

Hening sejenak, membuat ketiga gadis tadi menatap Dheo penasaran. "Pfffttt ... canda, canda. Cuma canda doang kok." Dheo menahan tawa.

"Akkkh, kukira." Jeny mendecakkan mulut, sementara Yana dan Maris hanya terkekeh kecil dan melanjutkan pembicaraan mereka.

Jeny malas melihat Dheo tertawa. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kelas. Fokusnya terhenti pada seorang gadis yang tengah menyandarkan pipi kirinya di atas meja. Tatapan Jeny masih terfokus pada gadis berjaket biru itu, sedangkan tangannya menepuk-nepuk pundak Dheo.

"Dhe, Dheo. Coba lihat si Dini. Kayaknya dia stres karena gak lolos 'SNMPTN' deh. Mana mukanya pucat banget. Kasihan ya, padahal dia peringkat dua umum siswa eligible," kata Jeny masih memusatkan perhatiannya. Dheo yang ikut melihat menganggukkan kepala.

Topeng Untuk Luka [ END/TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang