Sebodo amat deh sama org2 yg komen begini lah begitu lah soal cerita ini.
Selama gue nggak ngerasa ngerugiin kalian, gue gak peduli.Mau baca di karya karsa ya syukur, gak mau baca dikarya karsa, juga gue publish di sini.
Jadi gak perlu ngerasa rugi.
Paling benci sama org2 yg merasa rugi baca cerita gue. padahal maksa kalian baca atau beli koin di karya karsa aja gak.
Kan gue cuma bilang, monggo yang mau baca duluan. Gak mau ya gpp. Tapi ya harus sabar nunggu buat bisa baca aja di wattpad. toh semuanya gue posting di sini. Kecuali yg 18+. Jadi gak perlu takut, gak perlu berkomentar menye2 juga.
Inget yee sekali lagi, gue gak pernah maksa apapun ke kalian.
-----------------------------------------------------
Banyak hal di dunia ini yang tidak ingin kupercayai jika menyangkut tentang dirimu. Akan tetapi semua hal itu ingin sekali kuketahui biar ini bisa tahu caranya menghadapimu.
Kembali berpapasan dengan Fla, Dara teringat mengenai rasa penasarannya kemarin. Sekalipun pagi ini dia sangat terburu-buru, takut terlambat untuk datang ke kantor, namun rasanya sebelum terjawab rasa penasaran itu dia tidak akan bisa tenang bekerja seharian ini.
"Berangkat, Dar?" tegur Fla yang terlihat baru mandi, dan keluar dari kamar.
"Hm. Lo enggak ke kampus, Fla?"
Fla menggeleng. Bibirnya tersenyum geli, "Gue tinggal ngerjain tesis doang, Dar. Semua mata kuliah gue udah selesai. Jadi udah jarang ke kampus," jawab Fla sambil menutup pintunya. Niat dia keluar kamar pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya, mencari makanan yang sudah disiapkan oleh pengurus rumah kost ini.
Menu makanan rumah, dengan harga murah, dan terjamin rasanya adalah salah satu poin kesenangan Fla menjadi bagian dari penghuni kamar kost di sini. Sekalipun orangtuanya sudah berada di Jakarta, dan tinggal di rumah Dante, namun baik dirinya ataupun Dante, tidak ada satupun yang mau menemani mereka. Ada saja alasan yang dipakai Fla ataupun Dante untuk tetap hidup bebas, tinggal sendiri tanpa terpantau oleh orang lain, apalagi terpantau oleh kedua orangtua mereka.
"Enak, ya. Rasanya pengen deh kuliah lagi, ambil S2. Cuma gue bener-bener butuh yang beasiswa kayak kemarin itu. Setidaknya gue cuma cari uang buat makan aja, yang lain diberikan oleh pihak kampus."
"Banyak kok yang menawarkan beasiswa kayak gitu, Dar. Coba cari-cari aja. Cuma biasanya mereka juga melihat daftar nilai terakhir lo kayak apa."
"Hm, gitu ya. Pantes sekarang lo bisa banget jalan-jalan sama Natta, ternyata udah mau lulus."
"Masih jauh, Dar. Gila ngerjain tesis bukan sebulan dua bulan. Bisa meninggal gue kalau ngejar tesis selama sebulan."
Meresponnya dengan tawa, Dara menepuk bahu Fla dengan lembut. "Makanya fokus. Kurang-kurangin main sama temen lo itu, yang baru datang dari Italia. Pasti kemarin lo ke mall sama dia, kan? Ngaku lo."
"Ah, ke mall?"
"Yoi. Kemarin gue enggak sengaja lihat dia di mall. Enggak mungkin kan dia jalan sendirian. Orang baru di Jakarta, yah walau orang kaya, tetap aja rawan penipuan. Nanti kalau dijambret juga kayak gue kan enggak baik. Dijaga baik-baik temen lo."
Semakin tidak memahami apa yang Dara katakan, Fla menatap wajah Dara dengan serius. "Maksud lo, kemarin lo lihat dia di mall? Sendirian?"
"Ya mana gue tahu dia sendirian apa enggak. Makanya gue nebak, pastinya sama lo, lah. Gila kali kalau sendirian orang baru di Jakarta udah keliling mall. Yah, walau berangkat ke mallnya dianter, kan pastinya di mallnya dia sendirian. Enggak kebayang kalau ditipu," ucap Dara menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOSAMI! DANTE
RomancePerkara uang 100 Juta, aku pikir kami akan terikat dan menjadi dekat setelahnya. Namun nyatanya tidak. Setelah membaca-baca berbagai macam berita, akhirnya aku sadar, salah satu negara di dunia ini yang mayoritas pendudukanya terlambat menikah adala...