[OLD] #1 The LINE

12 0 0
                                    

Srak. Srak.

Angin sejuk yang bersepoi-sepoi, langit biru yang terang menerang, tumbuhan dan bunga bertumbuh mekar dengan jaya.

Swirl~

Suara nyanyian yang merdu yang mewarnai suasana hari tersebut, suara dari seorang gadis muda yang menari seorang diri.

Wussssshhhhh~

Gadis muda yang menari seorang diri menoleh tatapan ke seorang pria muda yang berada di belakang, memberikan senyumannya yang hangat dan mengulurkan tangan kepadanya.

Sring...!!!

Mulutnya yang mengucapkan suatu kalimat, terhambat oleh suara bel yang terlonceng dari langit, senyumannya semakin melebar dan seketika angin sepoi-sepoi tersebut membawa keberadaannya dengan pelan.

SRAK! SRAK!

Pria muda yang menyaksikannya, berlari dan menggapai tangannya kepada gadis muda tersebut, sebelum terbawa arus oleh angin yang memanggil gadis tersebut.

Plop!

@ @ @

"-Dan disinilah awal cerita antara sang gadis bertemu dengan kekasih takdirnya..."

Teng! Teng!

"Ah! Sudah waktunya makan siang! Bagaimana kita akan melanjutkan cerita ini, nanti Maghrib saja?"

Suara jam antik berlonceng, gadis muda yang membacakan sebuah kisah, menutup buku tersebut, mengajak sepasang saudara untuk beranjak dari duduknya. Seketika, hanya menyisakan anak perempuan berumur 7 tahun yang masih terduduk di sofa. Memeluk erat bantal kecilnya.

"Hey... Ada apa?" Tanya gadis muda tersebut.

"...Tidak ada apa-apa, kak..." Dengan jarinya yang saling disembunyikan di bantal itu.

"Ayolah, jika ada apa-apa, jangan sungkan untuk bercerita ke Tante..." Tangannya yang mengelus kepala perempuan tersebut dengan lembut.

Drap!

"Aku mau ke kamar-"

"Tunggu! Kamu belum makan siang! Hey-"

Bam!

Pintunya yang ditutup dengan lumayan kencang, membawakan kekagetan kepada kakak tertua dan adiknya yang kembar. Gadis tersebut berusaha membujuknya, walau tidak mengetahui apa yang membuatnya menjadi tertutup begini.

"Hufh! Dedek selalu gitu! Gak ngerti lagi!" Keluh kakaknya yang mengambil dua kue ke piringnya "Jadi akak ambil nih~!"

Di dalam kamar, Viviana muda menyeka air matanya dan memeluk bantalnya. Melihat tas sekolahnya, dia membukanya. Sebuah catatan dengan gambar bebek di atasnya duduk di dalamnya. Viviana membacanya, sayangnya itu bukan surat melainkan coretan yang kasar, seperti:

[Jelek]

[Seekor binatang buas]

[Orang aneh yang menjijikkan]

Siapa sangka anak-anak zaman sekarang tidak sopan. Viviana menyeka air matanya lagi, dia merasa kesepian meskipun memiliki saudara dan tante di rumahnya. Tapi dia tidak punya tempat untuk melarikan diri dari pengganggu yang ia alami. Berharap akan ada seseorang yang benar-benar akan berdiri membelanya, tapi itu hanya dongeng yang indah. Dia kesepian.

Mengubur dirinya ke dalam tidur nyenyak, tantenya membuka pintu, membelai rambut Viviana, dan menyanyikan lagu untuknya. Tantenya, mencoba yang terbaik untuk memahami keponakannya, tetapi itu sulit daripada yang dia bayangkan. Tidak dapat mengetahui tentang apa yang terjadi pada Viviana. Satu-satunya hal yang dia tahu, adalah bahwa Viviana telah merindukan orang tuanya untuk pulang.

Once Again, For The Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang