chapter enam - HBL

1.6K 143 3
                                    

Selamat membaca, semoga suka.

-----------------------------------------------------------

"CHIK! LU KENAPA SIH?" Tegas Christian sambil menunjuk Chika.

"Sumpah bukan aku Tian"

Flashback

Jadi di saat itu sekolahnya mengadakan konser, Christian bernyanyi membawakan lagu evaluasi.

"Heh Chik sini lo!" Ucap Balqis sambil menarik Chika ke backstage di tempat setting mic atau setting spiker.

"Kenapa sih Bal!?"

"Lo gak usah deketin Christian ya!"

"Loh?, apa hak lo larang gue?"

"Halah banyak bacot lu Chik!" Balqis memencet tombol untuk mematikan mic dan pergi meninggalkan Chika. Chika tak tahu harus melakukan apa, dia hanya diam. Di sisi Christian.

"PERASAAN YANG RAPUH" Nyanyi Christian dengan mic yang menggema.

"Ini belum separuhnya" Tetapi di saat ini mic nya mati karena ulah Balqis tadi.

"Huuuu..." Sorak siswa lain meledek Christian. Christian malu dan pergi ke backstage di tempat setting mic. Di situ ia melihat Chika yang hanya diam. Christian langsung menghampiri Chika.

Flashback end

"BOONG BANGET LO!" Teriak Christian.

"LO BIKIN GUE MALU DI DEPAN ORANG BANYAK!"

"Tian bukan aku yang matiin"

"BANYAK OMONG LU! GUE BENCI SAMA LO!" Teriak Christian dan meninggalkan Chika yang menangis.

**

"AKHH! ANJING!" Kesal Christian sambil menendang dinding.

"Udah Chris kalem-kalem" Ucap Aldo sambil menenangkan Christian.

"Do, gimana gak kesel coba, tu bangsat, nurunin harga diri gue di depan banyak orang"

"Mana di sorak-in lagi, AKH!" Sambung Christian.

Skip ke malam hari

"Gue harus gimana?" Bingung Chika.

"Gue sayang sama Christian"

"Besok bakalan gue coba buat bilang sama Papa"

**

"Pa ada yang mau Chika omongin" Ucap Chika.

"Apa?" Tanya Pucho tumben sekali anaknya berbicara serius.

"Chika, pengen nolak perjodohan ini"

"Gak bisa gitu dong Chika"

"Bisa, papa dulu janji gak bakalan maksa Chika!"

"Mana janji papa itu?" Sambung Chika penuh emosi.

"Iya sayang, iya, yaudah nanti papa omongin sama om Gracio" Ucap Pucho sambil menenangkan Chika. Pucho baru ingat janji dia itu.

**


"Halo cio" Sapa lawan bicara telfon itu.

"Iya cho, kenapa?" Tanya Gracio.

"Malam ini bisa gak ketemuan di cafe dekat kantor lo"

"Bisa, emangnya kenapa Cho?"

"Ada yang mau gue omongin"

"Oh oke Cho"

Tutt.. Tutt..

"Mau kemana sayang?" Tanya Shani yang melihat suaminya memakai baju rapi.

"Mau ketemuan sama Pucho, katanya ada yang mau di omongin" Jawab Gracio sambil mengambil kunci mobil.

"Oh, hati-hati sayang nyetirnya"

"Iya, pergi dulu ya" Ucap Gracio sambil mengecup kening Shani, istri satu-satunya.

Di Cafe

"Ada apa Cho?" Tanya Gracio sambil menyeruput secangkir kopi hitam.

"Chika tadi pas makan malam dia marah, katanya dia mau nolak perjodohan" Jawab Pucho.

"Loh? Kita kan udah sepakat Cho"

"Tapi, gue gak bisa marah sama dia, gue harus nurutin omongan dia, dia anak gue satu-satunya Cio"

"Huhh"

"Pasti si Christian apa-apain Chika" Sambung Gracio.

"Wajar Cio, dia gak tau apa-apa tiba-tiba dia dijodohin"

"Cho, maaf ya kalau Christian ada salah ke Chika, sampai Chika mau nolak perjodohan ini"

"Gak papa Cio gue ngerti kok"

"Yaudah Cho gue balik ya" Pamit Gracio sambil berjabat tangan dengan Pucho, dengan senyuman, dan pergi keluar dari cafe menuju ke mobil. Di mobil, Gracio bergumam tidak jelas, ia kesal dengan anaknya itu, kenapa anaknya itu menggagalkan projeknya. Gracio juga tidak enak dengan keluarga Pucho terutama Chika, pasti Christian sudah membuat Chika tidak nyaman.




















































































































See you bab selanjutnya

Hate Be Love [CH²]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang