Danau

12 0 0
                                    

Satu hal yang harus aku syukuri saat mendapatkan penempatan di RS ini adalah letaknya yang dekat dengan Danau. Dari dulu setiap ada masalah aku selalu pergi ke tempat sepi dan sekarang aku disini, menemukan tempat sepiku.

Dari dulu aku memilih untuk sendiri, entah dalam kondisi apapun. Sulit rasanya untuk percaya pada siapapun selain diriku sendiri. Tapi aku bersyukur Allah mengirimkanku Mama, Papa, dan Kak Gea yang selalu menemaniku dan menjadikan alasan mereka untuk aku bertahan hidup.

Aku selalu gagal dalam pertemanan dan percintaan. Ada banyak luka disana, sehingga membentuk karakterku yang sekarang. Nanti kalau sempat aku jelaskan apa masalahnya hehe.

Hobiku membaca dan menulis. Bagiku sebagai manusia yang tidak percaya dengan siapapun menulis adalah tempat yang paling terpercaya untuk mencurahkan segala keluh kesah dan beban hidup selain ke keluarga. Sebenarnya aku bisa cerita ke keluarga, tapi aku tau orang tua dan kakakku juga punya beban tersendiri dan aku ngga mau membuat mereka kepikiran tetang aku.

Aku anak kedua dari dua bersaudara, selisih umurku dan kak Gea 5 tahun. Meskipun begitu, kak Gea adalah kakak yang baik. Dia mau mendengarkan keluh kesahku.

Kenapa dari tadi aku membahas tentang keluhan terus menerus? Ya karena hidup itu penuh dengan keluhan kan? Dan wajar bagi kita jika harus mengeluh. Seperti yang saat ini sedang aku alami, ada sedikit masalah yang terjadi antara aku dan teman-temanku. Sehingga mereka menjauhiku dan aku terpaksa harus sendiri lagi.

Aku membenci diriku sendiri, aku sadar aku banyak kurangnya. Jadi banyak yang gak suka.

Hari seninku begitu buruk, aku memutuskan untuk mampir ke danau, memikirkan semua yang terjadi dalam hidup. Sambil makan eskrim cokelat.

"Kalo ada masalah dihadepin, jangan kabur, jangan nangis" Aku kaget dan langsung menengok ke belakang

Laki-laki bertopi putih itu mendekat, aku mengamati wajahnya dengan dekat sambil mengingat-ingat "dia siapa?"

"Dari dulu lo ga berubah ya, suka nangis dan sendirian terus" ucapnya seraya duduk disampingku

"Sebenernya mas nya siapa sih? Kok sok tau banget sama hidup orang" ucapku sambil mengusap sisa-sisa air mata di pipi.

"Lah lo beneran lupa sama gue" ucapnya heran

"Iya saya ngga kenal masnya" ucapku yakin.

"Lo Acha kan?" Tanya laki-laki itu, aku kaget. Kok dia tau namaku

"Ariestysa Guntari" Ucapnya lagi

Sial siapa laki-laki ini, dia mengenalku tapi aku tidak mengenalnya.

"Nama lo susah makanya dipanggil Acha kan? Haha" Ucapnya sambil tertawa renyah

"Hm oke saya nyerah, saya ngga tau siapa kamu. Tapi tolong saya mau sendiri, jadi silahkan pergi dan jangan ganggu saya" Ucapku dengan pandangan lurus kedepan.

"Gue Barra" Ucapnya

Barra? Nama itu tidak asing di telingaku, aku tau siapa dia. Tapi kenapa ada dia disini? Dan.. Tuhan kenapa dia kembali?

-------------------------------------------------------------
Hai guyss, akhirnya aku buat cerita baruu. Hope you like it💙

Jangan lupa voment ya💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After 7 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang