Hayo ... bacanya jangan ditunda-tunda. kalau udah kelar bener2 aku tarik semuanya.
yang cerita awal, sama cerita akhir ini.
Btw, ini yg kemarin. CEO MONSTER ....
Semoga paham kenapa dijulukin monster.. Whakaka
Awas Asset Lepas.. wkakakak
---------------------------------------------------
Jika menginginkanmu memang membutuhkan usaha. Namun usaha sebesar apapun akan mustahil bila dirimu tidak menginginkan aku.
Membuka pintu apartemen sambil mengeringkan rambut dengan sebuah handuk kecil, Dante merasa aneh melihat ekspresi yang Natta berikan padanya pagi ini. Hampir setiap hari bertemu, dengan kondisi Natta yang akan mendatangi apartemennya, entah mengapa Dante merasa hari ini Natta berbeda.
Berbeda dalam arti kata bukan karena dia habis memangkas rambutnya menjadi jauh lebih rapi, dan bersih, akan tetapi ekspresi Natta pagi ini seolah sedang merendahkan Dante. Padahal pertemuan mereka kemarin tidak dalam kondisi ribut, ataupun perang dingin layaknya pasangan kekasih. Namun pagi ini ekspresi Natta berhasil membuat Dante penasaran.
"Kenapa lo?" tegur Dante sambil membuka pintu apartemennya dengan lebar.
Sekalipun Natta pernah menerobos masuk ke dalam apartemen ini dengan menggunakan prinsip tebak-tebak berhadiah, akan tetapi setelah kejadian itu, kejadian yang Dante ingin menguburnya dalam-dalam, Natta tidak pernah mencoba untuk menerobos kembali. Jika dia datang untuk mendiskusikan pekerjaan, Natta akan menekan bell, atau menghubungi Dante melalui ponselnya. Walau Dante tidak mengatakan apapun terkait kejadian waktu itu, namun sebisa mungkin Natta akan mencoba memahami calon kakak iparnya itu.
"Enggak papa, Pak. Hari ini enggak ada schedule ke mana pun?"
"Hm. Enggak ada kayaknya. Loh, kan lo yang paling tahu jadwal gue."
"Siapa tahu ada tempat yang ingin anda datangi diluar jadwal."
Memikirkan sejenak, Dante langsung menggeleng. Dia berjalan ke arah wardrobe, tanpa adanya basa basi terlebih dahulu kepada Natta.
Sedangkan Natta sendiri, karena terbiasa dengan apartemen ini, dia langsung ke meja kerja Dante. Membuka laptopnya di sana, sambil mengeluarkan beberapa map atau catatan penting yang ingin dibahas bersama Dante.
"Gimana perkembangan masalah lo? Udah aman? Si Fai lo pantau terus deh. Jangan bikin masalah dia sama d'Express. Nanti kalau sampai Gusti tahu masalah ini, gue yang bakalan ribut sama dia."
Mengenakan pakaian santai, Dante duduk di kursinya. Sambil menikmati secangkir kopi mesin, Dante meneguknya dengan lirikan kedua mata tertuju pada Natta.
Beberapa hari terakhir ini Natta memang selalu membawa kabar kurang enak didengar, hingga entah mengapa kali ini pun dia wajib waspada.
"Untuk Fai, saya belum terlalu yakin, Pak. Dia adalah mantan suami dari Kira, yah bisa dibilang perempuan masa lalu saya. Tetapi mereka menikah pun hanya dalam kurun waktu beberapa bulan setelah anak itu lahir."
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOSAMI! DANTE
RomancePerkara uang 100 Juta, aku pikir kami akan terikat dan menjadi dekat setelahnya. Namun nyatanya tidak. Setelah membaca-baca berbagai macam berita, akhirnya aku sadar, salah satu negara di dunia ini yang mayoritas pendudukanya terlambat menikah adala...