Dibaca pelan-pelan ya.. biar feel nya dapett! Dan sambil dengerin lagu sedih jugaa!
Happy Reading!
"Hghh" Jeidan melenguh panjang, merasa mencium sesuatu dari arah dapur, Jeidan segera berlari terburu-buru mendekati dapur, takut-takut Maselio sedang memasak dan membuat dapurnya menjadi rusak
"AAA!!" Jeidan berteriak keras, sangat keras.
"Jei, jei, kamu kenapa?" Tanya salah satu kakaknya dengan cemas
Jeidan masih diam tidak merespon, "kalian siapa?" Hal itu membuat, Hana dan Naga mengerutkan kening, "ya kita keluarga kamu lah sayang, ini kakak kamu. Dan ini bunda," Jelas Hana kepada Jeidan
Jeidan terdiam, tidak mungkin! Ini tidak mungkin!
"Kamu kenapa sih jei?!" Panik Naga, Jeidan segera berlari menuju kamar Maselio, "Abang?! Abang!! Buka pintunya!!"
"Apasi Jei, Abang lagi mandi!!"
"Ih Abang!!"
"Iya, oke-oke, buka aja."
BRAK
Jeidan mendobrak pintu dan kembali menguncinya, ia mengurung tubuhnya di dalam selimut tebal bergambar Thor itu, "gak mungkin.. masa iya selama ini, itu semua cuma mimpi?"
"Tapi kalo iya, Jei bersyukur, tapi kalo ini memang bukan juga. Jei pengen setidaknya satu hari ini aja bareng mereka." gumam Jeidan lirih, setidaknya ia ingin merasakan satu hari bersama bunda
Cek-lek!
Pintu kamar Mandi terbuka, keluarlah Maselio yang sudah memakai baju di kamar mandi. Untungnya dia membawa baju tadi jadi tidak malu bila keluar. "Kenapa si dek?" Tanya Maselio heran
Dia berjalan mendekati sang adik, dan duduk di dekat adiknya, "kamu kenapa? Hei." Jeidan bangkit dan bertanya kepada abangnya, "Abang.. kok, bunda sama kakak.. masih ada?" Tanya Jeidan, Maselio memiringkan kepalanya dan mengernyit
"Kamu bilang apa sih? Yang bilang bunda sama kakak udah gak ada siapa?" Tanya nya dengan kening mengerut, Jeidan langsung menjelaskan semuanya.
"Hmm, itu mah mimpi doang kali dek.. bunda sama Ayah gak cerai, Tante seya gak jadi nikah sama Ayah karena ketahuan selingkuh duluan, dan bunda sama kakak gak meninggal, ngaco ah kamu!"
Jeidan termenung, lagi-lagi ia memikirkan, "jadi semuanya cuma mimpi? Kenapa kerasa nyata banget?"
Maselio menepuk lengan adiknya, "udah ah. Sekarang kita keluar, bunda sama kakak pasti udah nungguin," Jeidan mengangguk kaku. Meskipun ini aneh, tetapi ia bersyukur, "kalo ini memang nyata, Jei bersyukur..." Batin nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Jeidan Sayang Kakak || Jisung & Jaemin
Novela JuvenilJeidan, Anak bungsu keluarga Fergangga itu sangat dekat dengan salah satu kakaknya. Nafrega Farhan Fergangga. Atau akrab di sebut Naga dan biasa ia sebut Kak Na. Keseharian Jeidan dengan 'Kak Na' nya tidak Rumit, namun tidak juga Simple, Jeidan yan...