FB 5

1K 147 26
                                    

Di kediaman Uchiha yang biasanya selalu tenang dan damai, kini sedikit tercemari oleh kegaduhan yang dilakukan si pendatang baru. Yah, kegaduhan tersebut lebih spesifik ke arah kamar sang bungsu Uchiha saja sebenarnya. Apa yang terjadi?

Di kamarnya, Sasuke menyuruh si pirang beku untuk mandi sendiri menggunakan air hangat yang telah Sasuke siapkan. Ketika Sasuke menutup pintu, dan pandangan Naruto mengedar ke kamar mandi, senyum sumringah pemuda itu langsung merekah.

Sang letnan Uchiha sendiri memilih menggelar satu futon tidur lagi untuk ditempati oleh Naruto. Kamar tamu memang ada, tapi karena sudah lama tidak digunakan dan berdebu, untuk sementara Naruto akan tidur di kamarnya selagi menunggu pelayan datang keesokan harinya dan membersihkan kamar tamu tersebut.

Selesai menggelar futon dan sedikit merapikan kamarnya, Sasuke beralih berkutat dengan laptopnya sembari menunggu Naruto selesai mandi.

5, 10 hingga 15 menit kemudian, belum ada tanda-tanda munculnya seseorang dari balik pintu kamar mandi, Sasuke bahkan cukup dibuat heran dengan keheningan ini. "Apa orang primitif memerlukan waktu yang lama untuk mandi?" Gumamnya tak habis pikir.

Sasuke mulai berdiri dan melangkah menuju kamar mandi, "Naruto! Kenapa lama sekali?" Kenop pintu ditarik, pintu terbuka lebar yang langsung menampilkan ruangan kamar mandi yang berubah menjadi wahana salju dalam sekejap.

Lantai keramik ruangan penuh dengan salju tebal yang menggunung, dinding kamar mandi juga terselimuti es tipis yang terlihat licin dan dingin, seluruh air di dalam kamar mandi telah menjadi es beku yang mengkilap, tak ketinggalan beberapa stalaktit es yang menggantung di atas atap ruangan.

Sementara si pelaku terlihat asyik berbaring terlentang di salju, bergerak membuat malaikat salju dengan semangat sembari cekikian ria, ditemani oleh beberapa boneka salju di sekelilingnya, Naruto sukses merasa seperti berada di rumahnya, Antartika sana.

Sasuke tepuk jidat, "Inilah yang terjadi jika kau membiarkan manusia es menguasai kamar mandimu selama setengah jam." Monolognya miris.

.

Dalam beberapa menit kedepan, kamar mandi Sasuke telah menjadi normal kembali. Sekali lagi, Sasuke menyiapkan air hangat, dia memerintah Naruto untuk duduk membelakanginya sementara dia akan mengguyur pemuda pirang itu dari belakang.

Byur!

Guyuran air hangat sempat membuat bahu karamel Naruto bergidik, namun tak berapa lama tubuhnya perlahan menjadi rileks dan santai setelah beradaptasi dengan suhu air tersebut.

Sasuke tersenyum tipis, selesai dengan mengguyur air, si raven beralih ke sabun dan mulai mengusapkannya pada permukaan kulit Naruto. "Rileks bukan?" Naruto mengangguk pelan selagi Sasuke mencuci rambutnya.

"Inilah yang namanya mandi." Lanjut Sasuke, sebisa mungkin dia membuat nada bicaranya terdengar normal. Dalam batin, Sasuke merutuk tangannya yang tak berhenti bergetar halus kala bersentuhan dengan kulit Naruto. 'Sabar Sas, ini memang cobaan besar. Jangan khilaf! Ingat, dia masih bocil, masih bocil!' Rapal Sasuke absurd dalam hati.

Kelopak tan yang semula tertutup itu mulai terbuka, sapphire menatap penuh ingin tahu pada bak mandi yang berisi air hangat dan beberapa kelopak mawar merah pemberian Mikoto.

Si pirang mungil ini sepertinya sudah sangat penasaran dibuktikan dengan ia yang mulai menjulurkan tangan hendak menyentuh kelopak merah yang mengambang di atas permukaan air.

"Jangan disentuh!"

Pergerakan Naruto otomatis terhenti, bibirnya mengerucut sebal mendengar nada datar Sasuke yang memerintahnya seenak udelnya.

Frozen BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang