16. Hurun 'in

19.3K 1.2K 2
                                    

Bismillah assalamu'alaikum semuanya gimana kabarnya hari ini? Sehat? Kalau belum absen buruan absen di kolom komentar yang tersedia ya☺️sebut Askot kalian.

بسم الله الرحمن الرحيم

~SELAMAT MEMBACA~

"Aku tidak pernah menyesali telah menyebut namamu dalam do'a ku, karena aku percaya seberapa besar do'a yang aku panjatkan tetap kalah dengan nama yang tertera di lauhul Mahfudz ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak pernah menyesali telah menyebut namamu dalam do'a ku, karena aku percaya seberapa besar do'a yang aku panjatkan tetap kalah dengan nama yang tertera di lauhul Mahfudz ku."
.
.
.
.

~Khalisha Musfirah Asyifa~








🦋🦋🦋









Bu nyai Najmi tak henti hentinya memandang wajah Syifa, penampilan gadis itu membuat dirinya sendikit tercengang. Bahkan Bu nyai Najmi terus mengucapkan kalimat takjub.
Di hadapannya kini Syifa dengan pakaian syar'i, lengkap dengan niqap yang menutupi sebagian wajahnya. Baju syar'i berwarna biru membuat penampilan Syifa bak seorang bidadari. Mata bulat nya yang indah membuat siapapun kagum.

"Masya Allah, nduk Syifa cantik banget kalau pakai baju syar'i sama niqap. Ibu sampai pangling." Ujar Bu nyai Najmi mengusap kepala Syifa dengan lembut.

Syifa hanya membalasnya dengan senyuman tipis, dirinya sendiri melihat ke arah pantulan cermin. Rasanya memang aneh, Syifa yang biasanya memakai pakaian yang terbuka justru kini memakai pakaian tertutup. Namun di benak Syifa ada rasa nyaman tersendiri, ketika memakai pakaian syar'i ini.

"Ibu bisa aja, t-tapi apa Syifa aman dari publik Bu?" Tanya Syifa memastikan, pasalnya jika sampai orang mengetahui identitas nya. Bisa-bisa acara pengajian yang damai dan tentram bisa berubah menjadi berantakan.

"Nduk Syifa tenang aja, selama niqap yang melekat di wajah Nduk Syifa nggak kebuka. Insyaallah nduk Syifa aman dari awak media." Balas Bu nyai Najmi mencoba meyakinkan santriwati nya itu.

Syifa bernafas dengan lega, dirinya kembali melihat ke arah cermin. Dimana pantulan wajahnya terpampang nyata. Bu nyai Najmi yang melihat ada yang kurang segera meraih sesuatu dari laci, wanita itu mengeluarkan sebuah benda persegi panjang dari laci.

"Ibu pakaikan ini dulu ya, biar tambah cantik." Bu nyai Najmi mengoleskan sedikit maskara di bulu mata lentik milik Syifa, hingga membuat bulu mata lentik itu sedikit lebih hitam. "Nah sekarang udah, tambah cantik." Sambungnya.

Pipi chubby Syifa merah karena senyuman, dirinya sangat merindukan sosok seorang ibu seperti bu nyai Najmi. "Terimakasih Bu nyai."

Terjerat Cinta Gus Galak [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang