"Mama liat Kiel!"
Aysel menatap Kiel lalu tertawa, "kenapa makannya belepotan sayang?"
Ia berjongkok mengambil tissue dari tas nya mengelap bekas coklat dari bibir putranya, "hihi sengaja."
"Ih jahil nya anak Mama."
Masih dengan mengenakan seragam sekolah TK nya, mereka sehabis membeli coklat di supermarket. "Stop!"
Kaki Kiel berhenti, "green light Mama!" Menunjuk lampu lalu lintas dengan jarinya.
"Pintar."
"Lalu sekarang...?"
Dengan semangat Kiel menjawab "red light!"
Beberapa orang yang berdiri di samping mereka ikut tertawa "waaah pintarnya~!" Puji seorang wanita.
Kiel menunduk malu lalu, "terima kasih tante."
Mereka pun menyebrang jalan dengan riang menuju mobil yang terparkir di seberang. "Mama hurry up, hurry up!"
"Iya sayang."
Setelah menyebrang keduanya langsung masuk ke dalam mobil tak lupa memasang sabuk pengaman.
"Mama?"
"Ya sayang?"
"Em... aku udah lama nggak main bareng Ali. Setiap kita ke taman Ali nggak ada di sana, Ali baik-baik aja kan Ma?"
Aysel menoleh sekilas melihat air muka Kiel yang terlihat khawatir. "Kalau begitu bagaimana jika nanti kita pergi ke taman?"
"Oke!!"
***
Hembusan angin menggoyangkan dedaunan serta para rumput liar. Menyapa dengan hangat di balas lambaian sopan, langit pun seperti ikut bahagia menampilkan biru cerah dan awan putihnya.
Seperti hal nya suasana hati Kiel saat ini, gembira, senang, dan bahagia. Setelah sekian lama tak bertemu temannya, Ali. Akhirnya mereka bertemu juga, di taman tempat biasa mereka bermain.
Sayangnya waktu mereka bermain tak lama karena Ali tidak bisa terlalu lama bermain di luar, takut di marahi dan berakhir dia yang di sakiti.
"Mama kok berhenti?" Tanya Kiel saat mobil yang membawa mereka berhenti tiba-tiba, padahal kan Kiel ingin cepat-cepat ke toko roti milik Aysel.
Memakan banyak makanan manis kesukaannya.
"Sebentar ya sayang, Mama keluar dulu."
Mata Kiel memperhatikan Mama nya yang keluar dari mobil dan berbincang dengan seseorang, lalu dia melihat mobil yang berhenti di bahu jalan sepertinya mogok. Tiba-tiba saja matanya menangkap sosok tak asing, "itu kan kakek yang waktu itu? Kiel mau turun."
Tangannya pun bergerak membuka sabuk pengaman, "Mama!!"
"Kenapa keluar hm?" Tanya Aysel.
Matanya yang berbinar dan bulat besar tersenyum lebar hingga menenggelamkan matanya.
Aysel pun hanya menggeleng lalu beralih kembali pada fokus awalnya, "bagaimana tawaran saya tuan?"
Si pria menggaruk tengkuknya berjalan mundur dan berbicara dengan seseorang di sana. "Bagaimana tuan?"
"Baiklah!"
Aysel tersenyum, "kalau begitu mari saya antar."
Lalu kedua pria berbeda umur itu masuk ke dalam mobilnya, di perjalanan hanya ada keheningan hingga- "khem... perkenalkan nama saya Milan, asisten pribadi tuan Jarvis!" Menunjuk sopan pada pria di sampingnya.
"Saya Aysel dan ini putra saya Kiel, sebelumnya putra saya pernah tak sengaja menabrak anda di Café."
Jarvis berdehem, "saya tidak ingat."
Milan sebagai asisten pribadi nya pun hanya menghela napas "hehe tuan Jarvis memang seperti itu, kaku." Bisiknya di akhir.
Tak lama mereka pun sampai di tujuan, bangunan perusahaan besar yang berlantai puluhan. Kiel bahkan sampai terkagum-kagum, "Mama bangunan nya super duper biggest big!!"
Milan tertawa "ah? Terima kasih nona karena sudah mengantar kami."
Aysel menggeleng "tidak masalah, anggap saja sebagai permintaan maaf waktu itu."
"Kalau begitu kami permisi." Aysel menggandeng tangan Kiel.
"Kakek bye-bye, paman juga bye-bye!" Ucap Kiel.
Milan membalas lambaian tangan Kiel dengan senang, saat mobil itu pergi Jarvis pun masuk ke dalam gedung. Milan segera mengikuti, berjejer dengan rapih para pegawai menyambut kedatangannya.
"Milan!" Panggil Jarvis sesaat mereka masuk ke dalam lift.
"Ya tuan?"
"Cari tau mereka!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to Protect the Lovable Son
Romance[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antagonis. Karena nama Aysel tak pernah tertulis bahkan dia hanya di gambarkan sebagai sosok ibu kejam yan...