Bab 5 | Untuk Sebuah Janji

64 8 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Virzha - Janji

***

Bab 5 | Untuk Sebuah Janji

Tanda orang yang munafik adalah dialah orang yang tidak menempati janji

***

Istirahat datang, semua orang berhamburan menuju kantin karena sekarang waktunya mengalihkan pikiran dari teori, praktek dan hitung-hitungan yang sudah memberatkan otaknya tadi. Sementara itu Iqbal yang baru keluar dari kelas bergerak dengan tergesa-gesa menuju sebuah tempat, walaupun tempat tidak jauh akan tetapi langkah kakinya cepat sekali.

Ia masuk ke ruang TU untuk mengumumkan sesuatu. Setelah meminta izin ia segera menyiarkan kepada seluruh siswa-siswi yang merupakan bagian dari OSIS dan juga perwakilan ekskul untuk rapat di ruang OSIS hari ini, hingga akhirnya setelah menyelesaikan awal tugasnya ia bergegas menuju ruang OSIS menunggu anggota OSIS dan juga perwakilan dari ekskul segera rapat.

Satu persatu mereka hadir, lalu bersamaan dengan datang seseorang yang terlihat cemas.

"Sekarang nih, Bal" sahut Raihan.

"Iya lah sekarang. Masa nanti," jawabannya.

"Ya elah Bal, Iqbal. Gimana sih," rengekannya sambil mulai duduk di kursi yang telah di sediakan.

Setelah semua hadir disini Iqbal mulai membuka rapatnya karena hari ini mereka akan membahas tentang acara perpisahan / pelepasan siswa-siswi kelas IX, walaupun rapat ini sudah di adakan. Beberapa bulan yang lalu kalau untuk rapat sekarang adalah membahas persiapan sudah sampai mana.

Iqbal mendengarkan semua percakapan semua anggota dan perwakilan ekskul yang mengatur acara ini. Kebetulan panggung hari ini akan segera di pasang dan langsung di dekorasi, jadi setelah persiapan cukup matang ia akan mengecek bagian tata panggung, suara dan lainnya.

Saat ingin menutup rapat ini satu suara langsung memenuhi area rapat ini "Anu Iqbal?"

"Iya Tami. Ada apa?" tanya Iqbal.

"Kita masih kurang satu personil untuk upacara adat nanti," usul Tami.

"Apa yang bagian kurangnya Tam?"

"Bagian jadi Ambu, untuk prosesi upacara adat," jelasnya.

"Oh itu tenang aja, kebetulan Raihan siap mengisi bagian yang kosong itu. Benarkan Han?" tanya baik Iqbal menatap Raihan.

Semua mata langsung menatap Raihan. Ternyata rumor di grup sekolah itu benar. Dan itu adalah syarat yang di lakukan Iqbal kala Raihan ingin menyontek PR matematika tadi, dan mau tidak mau Raihan harus melakukannya demi memenuhi janjinya.

"Yang bener nih Han?" ulang Tami menanyakan kepada Raihan.

Raihan mengangguk dan Tami tertawa girang, akhirnya satu masalah telah selesai dan tinggal menyelesaikan masalah baru yang akan segera datang karena memang ada saja akan yang membuat pikiran pusing tujuh keliling kalau bukan karena adanya masalah.

🎓🎓🎓

Di tempat lain, Wahyu sedang menikmati masa-masa paling bosan plus enak, dimana selalu ada pasang surut dalam sebuah bisnis pekerjaan. Dan hari ini gerai fotocopy sangatlah sepi, biasanya selalu ada beberapa orang yang bolak-balik datang kesini, tapi sekarang hanya satu atau dua orang yang datang kesini. Jadi kerjaan mereka sekarang adalah melamun sambil menunggu.

BBS [5] Wahyu Iqbal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang