"Jangan pernah memaksa nya, hanya
untuk membalas cintamu"- alvin altar -
Sinar matahari menyilaukan wajah gadis cantik yang tengah tidur dengan mata sembamnya. Zada pun membuka perlahan matanya, ia bingung sekali, rasanya kemarin ia masih berada di pemakaman kedua orang tuanya. Apa alvin yang telah membawanya pulang?
Terdengar ketukan dari luar pintu kamar zada, namun siapa yang mengetuk nya?
Zada melangkahkan kakinya untuk membuka pintu kamar. Ternyata yang sedari tadi memgetuk pintunya adalah alvin.
Alvin berdiri di depan pintu kamar zada dengan memakai apron. Dan membawa nampan kecil berisi sup ayam.
"Kak alvin? Ini sup buatan siapa kak?" tanya zada, mana mungkin alvin yang memasaknya, pikir zada."Udah pakai apron gini, masa ngorder" jawab alvin dengan cemberut.
"Beneran, kak alvin yang masak?"
"Iyaa, beneran zada" ucap alvin sambil mengacak gemas rambut zada.
"Makan dulu yaa, zada. Kamu seharian belum ada nyentuh sesuatu" alvin menarik halus tangan zada untuk membawa nya ke kasur.
"Aku ngga mau makan, kak. Aku cuman mau ketemu mama papa" zada perlahan mengeluarkan air matanya.
"Sedikit aja, kakak suapin mau?" bujuk alvin seraya mengelap air mata gadis di depan nya.
Awalnya zada menolaknya, namun alvin tetap kekeh membujuk nya, mau tak mau zada pun mengangguk kan kepala nya dengan lemah.
"Maaf zada, aku ngga mau kamu sakit, cukup kemarin aja kamu mogok makan" alvin berucap dalam hati.
Alvin dengan telaten nya menyuapi zada, tanpa sadar sup ayam yang tadinya banjir kini mulai kering keronta. Alvin tersenyum lebar melihat zada yang lahap.
Selanjutnya, alvin memberikan segelas air minum untuk zada. Ia menyuruh gadis itu untuk beristirahat hari ini.
"Makasih, kak. Maaf sudah merepotkan" ungkapan terima kasih dari zada untuk alvin.
"Aku ngga merasa direpotkan, zada"
"Ini sudah jadi tanggung jawab aku, untuk terus menjaga dan menemani kamu" alvin berucap dalam hati nya.
"Nak alvin, om sangat meminta tolong untuk nak alvin menjaga putri om, tapi jangan pernah paksa zada untuk mencintai kamu, alvin. Biarkan rasa itu hadir dengan sendirinya. Temani dia alvin saat dia benar benar merasa sendiri. Om tak bisa selalu ada untuk dia, hanya kamu alvin satu satunya yang zada punya sekarang. Tolong sayangi dia tanpa pernah mengharap lebih. Maafkan om, alvin.
Alvin kembali teringat dengan ucapan ayah zada, sebelum ia benar benar pergi dari dunia ini. Alvin melakukan ini bukan hanya karna permintaan dari almarhum saja, tapi ia benar benar ingin menjaga zada.
Alvin memang tak pernah secara langsung, meminta zada untuk mencintainya. Ia tak mau egois dengan perasaannya, meskipun ada sedikit pengharapan dari Alvin.
"Kak, mikirin apa?" kini zada bersuara, ketika melihat alvin terdiam cukup lama.
"Oh, bukan zada. Kakak izin keluar ya, kalau zada butuh apa apa, ada bi titin dibawah" ya, memang benar. Alvin memperkerjakan bi titin untuk menemani zada, mengurus segala keperluan zada dirumah.
"Bi titin?" tanya zada bingung.
"Iya, kakak membawa bi titin untuk mengurus keperluan zada dirumah ini, supaya zada ngga merasa sendirian, tidak masalah kan"
Perhatian. Itu kata yang zada ungkapkan di dalam hatinya. Tapi, mengapa alvin melakukan nya? Apa papa nya yang telah meminta alvin untuk menjaga dirinya? Zada sangat bingung sekarang.
"Makasih banyak kak untuk semuanya, zada bisa anterin kakak sampai depan, kalau kakak mau" zada membangunkan dirinya dari tempat tidur.
"Ngga papa zadaa, kamu istirahat saja" alvin tak mau gadis nya itu kelelahan karna harus naik turun tangga nantinya.
Zada mengangguk kan kepala sambil tersenyum ke arah alvin. Walaupun, alvin tau senyum itu bermakna kehilangan.
Alvin langsung melempar senyuman kepada gadis yang berada di depannya. Ia pun, melangkahkan kakinya menjauhi kamar gadis nya. Kemudian menutup pintu nya dan pergi dari tempat itu.
- 𝙍𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙈𝙖𝙠𝙖𝙣 -
"Bi, jangan lupa untuk buatin makan siang untuk zada, dan seduhkan susu juga, yaa bi. Tolong untuk selalu mengecek keadaan zada setiap saat, itu saja bi. Saya balik sekarang, nanti malam saya kemari" ucap alvin panjang lebar dengan bi titin, art baru dirumah zada.
"Baik den, alvin. Bibi akan melakukan yang terbaik untuk nona, zada" jawab bi titin mengerti.
"Terima kasih banyak, bi. Saya balik dulu, assalamualaikum" kini alvin menyalami tangan wanita paruh baya itu.
"Terima kasih kembali den" ucap bi titin.
Jika menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.
Terima kasih🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREZA
Teen Fiction[𝘿𝙖𝙧𝙚𝙯 𝙯𝙖𝙙𝙖] 𝟶𝟾 𝙰𝚐𝚞𝚜𝚝𝚞𝚜 𝟸𝟶𝟸𝟸 Kejadian malang yang menimpa kedua orang tuanya membuat zada terpaksa harus mengubur sikap kekanak-kanakannya. Namun, dibalik peristiwa menggenaskan itu, rupanya ada sekelompok orang yang harus bert...