• 011 •

1.4K 275 87
                                    

Sejak kejadian dimana Haechan menemukan identitas asli Jeno, dia tak lagi bisa abai melihat Jeno dalam keseharian pria itu di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian dimana Haechan menemukan identitas asli Jeno, dia tak lagi bisa abai melihat Jeno dalam keseharian pria itu di sekolah. Termasuk saat itu ketika dia bersama dengan teman-temannya selesai dengan kegiatan makan siang mereka di kantin dan Haechan hendak kembali ke kelas, dia malah mendapati seorang pria tua mungkin di usia akhir 80-an atau bahkan sudah di 90-an dengan rambutnya yang sudah berubah putih semua. Kalau Haechan tidak salah menduga maka bisa dipastikan bahwa pria tua itu adalah si pendiri dan pemilik EPHS yang adalah Kakek dari Jeno. Diperkuat dengan kehadiran Jeno beberapa saat kemudian.

"Jullian!"

"Kek..."

Jeno menghampiri Kakeknya lalu lebih dulu memeluk pria tua itu. Kakeknya tertawa lalu membalas pelukan Jeno, sayangnya Haechan melihat perubahan ekspresi di wajah Jeno.

'Kenapa anak itu terlihat murung?'

Lalu selanjutnya Haechan tidak bisa mendengar lagi apa yang diperbincangkan mereka karena Jeno sudah menggandeng Kakeknya itu, pergi ke ruangan khusus untuk lebih banyak berbincang di sana. Semakin penasaranlah Haechan.

Ketika semua kelas mereka berakhir, Renjun dan Chenle mendatangi kamar Jungwoo dan Haechan karena Haechan punya hutang penjelasan tentang apa yang dilaporkan Jisung pada Chenle tadi.

"Jisung terlalu melebih-lebihkan situasinya! Jeno membawaku ke sana karena aku terus-menerus mengeluh kelaparan. Lagian apa-apaan itu? Berjalan sesuai tata krama yang berlaku saja membutuhkan waktu lebih dari sejam. Aku tidak akan pernah bisa jadi bangsawan! Seluru aturan dan tata krama yang tertulis itu membuatku sangat muak. Melambai saja harus ada aturannya, letak alat makan pun sudah diatur. Apa-apaan itu?"

"Tenanglah, Haechan-aa... mau tidak mau, entah nanti kau akan melakukannya atau tidak, kau harus memenuhi persyaratan agar bisa terus mempertahankan beasiswamu di Elysian. Lulus kelas tata krama dengan nilai A⁺. Sudah bagus Jeno mau membantumu. Memang harusnya dari awal biar Jeno saja yang menanganimu karena sungguh kau keras kepala dan tidak mau mendengarkan kami." Balas Jungwoo yang membuat bibir Haechan maju beberapa senti. Seperti itu tingkahnya kalau dia dinasehati oleh orang lain.

"Aku tidak akan pernah paham. Ini semua terlalu berlebihan."

"Lalu apa maumu? Memberontak dan mengacaukan sistem di Elysian? Memangnya kau punya kuasa? Uang saja tidak punya. Sadar Haechan, kau itu miskin." Kata Chenle dengan nada santainya.

"Benar juga. Aku miskin, tidak akan mungkin melawan orang-orang kaya dan berkuasa itu. Ya, terima kasih karena telah membuatku tetap sadar diri, Le."

"Sama-sama bestie~"

Apa Haechan kesal dan marah pada Chenle karena mengata-ngatainya seperti itu? Mungkin yang berhati kecil iya, tapi tidak dengan Haechan. Candaan seperti itu anehnya tidak membuat Haechan kesal atau marah sama sekali. Sungguh, Renjun dan Chenle memang terkenal ceplas-ceplos, kalimat yang keluar dari mulut mereka seringnya tidak difilter. Meski begitu Haechan tidak keberatan sama sekali mendengarkan itu semua. Pada akhirnya mereka malah akan tertawa bersama. Beda halnya jika yang mengatainya adalah Sullyoon dan teman-temannya dari kelas A+ itu. Berbeda dengan Renjun dan Chenle, cara mereka bicara terkesan sombong dan meremehkan orang-orang yang status sosialnya di bawah mereka. Melihat ekspresi mereka kalau dekat-dekat dengan orang miskin saja sudah membuat Haechan kesal setengah mati.

Ineffable • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang