7. Sandiwara Jelek

584 46 0
                                    

NATHAN kembali ke ruangan setelah panjang lebar berdiskusi dengan Korwilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NATHAN kembali ke ruangan setelah panjang lebar berdiskusi dengan Korwilnya. Ia terkulai lelah sambil menatap lembaran penawaran di atas meja. Rasa-rasanya entah poin apalagi yang harus di tambahkan untuk memikat minat Si Pangeran Ryder agar lekas mentaken pengajuan asuransi padanya. Sudah mendekati satu bulan sejak pertemuan pertamanya dengan Ivan, dua kali email, dua kali penawaran berbeda. Yang mana di tiap penawarannya pun Nathan selalu menambahkan keuntungan baru untuk customernya.

Atasannya sudah di batas maksimal dalam membantunya memberikan penawaran. Mengembalikan semua keputusan pada Nathan yang memang saat ini berhubungan langsung dengan Ivan. Nathan bahkan sudah memangkas sedikit komisinya. Tapi kabar yang ia tunggu-tunggu tidak kunjung datang. Ia merasa jadi tidak enak sendiri dengan Korwil yang sudah mempercayakan Customer VIP ini padanya.

Ketika pikirannya sedang terus-menerus mencari cara, Nathan melirik ponselnya yang tiba-tiba menyala. Dan setelah ia tahu siapa yang meneleponnya, tak butuh waktu lama untuk menjawab. Kekhawatiran serta kacau isi kepalanya seolah-olah sirna dalam sesaat.

"Iya Ra..." Nathan menyambut pelan.

"Lemes amat, udah makan belom?" sahut Fara setengah berseru.

Nathan pun baru menyadari saat melihat jam tangannya, "Lah iya udah lewat jam satu ini."

"Jadi... beneran belom makan nih?"

"Tadi Bos Gede ngasih intruksi Ra, nggak kerasa taunya udah siang. Eh, kamu ada perlu apaan nelpon BTW?"

Jangan ngasih undangan dulu dong... duh Fara, belum siap gue.

Terdengar suara sumringah menyahut di seberang telepon, "itu loh, customer yang kamu bantuin udah beres, jadi niatnya sih aku mau ngajakin makan siang. Yaa itu kalo Mas bisa sih..."

"Oh... gitu... " Nathan berucap lega bukan kepalang. "Tapi jauh Ra, kantormu ke sini. Gampang deh biar nanti aku aja pas kunjungan deket-deket situ."

"Nggak kok Mas, orang aku udah di lantai satu kantormu."

Semangkuk soto berkuah susu mengepulkan asap panasnya begitu di sodorkan ke hadapan Nathan dan Fara. Di susul dua piring nasi dan dua gelas minuman dingin. Tidak jauh dari kantor Nathan, mereka berdua memutuskan untuk makan siang di sebuah tempat makan Soto yang lumayan terkenal di Ibu Kota. Taburan tomat iris, emping serta bawang goreng berpadu menyuguhkan visual yang berhasil mengundang lapar di tengah hari bolong itu. Fara sendiri kini malah sibuk, memisahkan si hijau yang nampak bertaburan di permukaan kuah.

"Padahal tadi udah bilang sama abangnya, aku nggak mau pake daun bawang." ucapnya cemberut.

Nathan hanya nyengir melihat ritual Fara yang sering ia jumpai ini sebelum makan. "Lupa kali. Tuh liat, yang beli aja ngerumunin abangnya sampe nggak kelihatan." Sambil memakan lahap makan siangnya, Nathan jadi penasaran soal persiapan pernikahan si mantan terindahnya ini. Rasa penasarannya sendiri seolah salip menyalip dengan perasaan tidak siapnya mendengar kenyataan pahit dari mulut Fara.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang