Sementara itu pula, Chan beserta kedua adik Minho—Hyunjin dan Jeongin—pun masih tersesat. Mereka tidak tahu harus berjalan ke arah mana agar bisa keluar dari sana.Setelah berjalan cukup lama, dan tidak menemukan tanda-tanda jalur itu membawa mereka menuju ke pantai, Chan meminta keduanya berhenti.
"Aku takut kita justru berjalan semakin dalam ke hutan ini," ucap Chan.
"Kalau begitu, apa kita coba berjalan ke arah sebaliknya, Hyung?"
Pertanyaan Jeongin mendapatkan gelengan kepala dari Chan.
"Jangan dulu. Istirahatlah sebentar, aku tahu kalian lelah karena kita terus berjalan sejak tadi,"
Perkataan Chan mendapat persetujuan dari Hyunjin dan Jeongin. Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak, mengumpulkan tenaga lagi sebelum melanjutkan mencari jalan keluar dari hutan.
Hanya selang beberapa menit mereka duduk beristirahat, masing-masing dari mereka mendadak mendengar suara dari kejauhan. Seperti seseorang yang tengah memanggil-manggil namun tak jelas nama siapa yang mereka teriakkan. Suara-suara itu sahut-sahutan mengelilingi tempat mereka. Dengan cepat ketiga pemuda itu berdiri dari duduknya, mempertajam pendengaran.
"Kenapa sepertinya tempat ini tiba-tiba saja menjadi ramai? Dari mana semua suara itu?" panik Hyunjin.
"SIAPAPUN ITU, TOLONG KAMI!"
Chan dan Hyunjin terkejut ketika mendengar Jeongin berteriak. Tak disangka pemuda itu berteriak begitu saja tanpa memikirkan siapa saja pemilik suara-suara itu atau dari mana datangnya. Nyata atau tidak.
"Hei, kau pikir masuk akal jika tempat seperti ini mendadak ramai oleh suara-suara yang tidak jelas begitu? Kenapa kau malah minta tolong? Mereka mungkin bukan manusia!" ujar Hyunjin memperingatkan sang adik.
Dalam hitungan detik, suara-suara tadi kemudian menghilang dan berubah senyap. Hanya menyisakan suara gesekan dedaunan pada pohon-pohon besar di sekitar mereka.
Hyunjin menghela napas,"Kalian dengar itu? Mereka langsung menghilang. Itu artinya memang ada yang tidak beres dengan tempat ini!"
"Dan itu artinya tidak baik berlama-lama di tempat ini. Ayo kita jalan lagi!" ajak Chan kemudian.
🐾🐾🐾🐾🐾
Di dalam tenda, Seungmin dan Jisung menatap Felix tajam, meminta penjelasan.
"Jadi, kenapa kau minta pak Choi pergi dan meninggalkan kita di sini?" tanya Jisung.
Belum juga Felix berniat buka suara. Lalu berikutnya Seungmin turut melayangkan pertanyaan pada pemuda itu.
"Apa, kau sudah putus asa dan memutuskan mati dengan kami di sini?"
Pertanyaan ekstrim dari Seungmin akhirnya membuat Felix menghela napas kasar.
"Hentikan pikiran negatif di kepala kalian. Aku tidak mau ada yang mati di sini. Aku meminta pak Choi pergi ke kota untuk membawakan bantuan untuk kita,"
Jisung mengerutkan keningnya,"Kau yakin dia tidak akan meninggalkan kita? Kau percaya padanya?"
Hal itu membuat Seungmin ikut meragukan keputusan Felix membiarkan pak Choi pergi sendirian ke kota. Mereka baru mengenal pak Choi beberapa hari dan Felix sudah mempercayakan itu pada pak Choi tanpa sedikitpun curiga pak Choi akan melupakan mereka dan tidak akan kembali membawakan bantuan untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLIDAY || Stray Kids
FanfictionLiburan macam apa yang membawa pada mimpi buruk?