4. Siang Pertama : Nostalgia

1.4K 135 2
                                    

"Ayo berkelahi, sebelum kita berkelana"

=== Arjuna 

Gue dan si berandalan duduk di meja makan dengan setoples permen jahe di atas meja. Kami diam cukup lama, entah canggung atau memang gak ada yang bisa diomongin. Akhirnya dia angkat bicara.

"Gini, kayanya udah gak zaman kenalan jabat tangan dan basa basi" dia keluarin dompet dan memberikan  KTPnya ke depan gue.

Gue melirik dan awalnya bingung. Ngapain dia ngasih ktp?

"Sini" dia mengulurkan tangan.

"Apa?" tanya gue heran.

"KTP lo, jadi kita bisa tahu informasi satu sama lain tanpa harus ngejelasin panjang lebar" ucapnya dengan nada mengesalkan.

Gue menarik nafas lalu masuk ke kamarnya dan keluar membawa ktp.

"Park Jun Ah" Dia ngebaca nama gue dengan wajah jijik "Ini serius nama lo"

"Papa gue korea, kenapa? gak seneng" ketus gue.

"Gue gak masalah sama nama korea, tapi nama ini gak asing"

Gue mengangkat KTP di berandalan ini dan membaca namanya "Iragashi Satria Utama"

Kami meletakkan KTP masing-masing di meja. Lalu terdiam dan saling menatap.

"Wow, lo udah gede ya sekarang, sorry kalau gue lupa sama lo" ucap Satria pelan dan mendekati gue dengan wajah ngajak berantem.

"Ya, Seinget gue dulu lo item, dekil, dan badan lo kurus kering" jawab gue.

Kami saling menatap

Saling tatap

Satria ingin menggapai leher gue, tapi gue hindari. Gue ingat betul dia adalah atlit Judo, kalau gue sampai bisa dia cengkram maka gue bakalan dibanting kaya karung beras. Dia menggapai lengan gue, dan gue elak juga. Beberapa kali dia ingin mencengkram gue, tapi berhasil gue hindari.


"Ayolah jangan jadi pengecut" tantangnya.

"Lo tahu cara berantem kita beda kan" ucap gue dan menunggu momen yang tepat untuk bisa menendangnya.

"Ya, dan gue tahu kalau lo lengah lo bakalan langsung kalah" ejek Satria.

Gue mendapatkan kesempatan dan saat itu gue tendang dadanya. Bugh, telapak kaki gue tepat mendorong tubuh Satria sampai dia jatuh ke lantai. Dia mau berdiri dan kaki gue kembali menendang mukanya. Gue masih berbaik hati karena gue gak make tenaga yang kuat. Niat gue cuma mau dia berenti menyerang.

Dia dilantai dan disaat gue pengen menendang balik. Satria mendapatkan kesempatan untuk menendang gue sampai gue jatuh dan dia mengunci tubuh gue dengan pahanya. Gue berusaha melepaskan diri tapi kedua kakinya menyilang di belakang kepala gue sampai gue gak bisa ngerasain apapun selain keteken.

 Gue berusaha melepaskan diri tapi kedua kakinya menyilang di belakang kepala gue sampai gue gak bisa ngerasain apapun selain keteken

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anak Bebek yang buruk kisah cintanya (SKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang