05 November 2133
Old Denver CityTidak terasa, 4 bulan sudah berlalu semenjak hari itu. Bagaikan waktu berlari meninggalkan hari itu. Hari dimana kami mendapatkan kemenangan. Tidak... aku rasa hari itu lebih pantas disebut hari kekalahan orang orang pribumi.
Kami kehilangan banyak orang. Hampir seluruh pasukan mati di medan perang. Hanya sedikit orang yang bertahan dan sekarang... kami diliputi rasa bersalah.
Saat kami pulang, orang orang yang tidak ikut dalam peperangan langsung menyambut kami dengan perasaan senang. Tapi, setelah melihat jumlah kami yang kembali sangat sedikit, membuat raut wajah itu berubah secara seketika.
Dengan keadaan kami yang sekarat, kami tidak berbicara apapun dan tetap melewati mereka dengan wajah bersalah kami.
Setelah hari itu, orang orang pribumi mulai mencari jasad jasad dari medan perang kemudian menguburkannya di pemakaman umum. Hanya jasad dari Noname, dan Samuel saja yang tidak ditemukan dimanapun.
Kami berkesimpulan bahwa, jasad mereka berdua terbakar hangus oleh ledakan itu. Buktinya, beberap orang dari Tim A yang ditemukan, sebagian dari tubuh mereka terbakar habis. Artinya, mereka berdua berada pada bagian paling dalam dari tempat itu dan terbakar habis di dalamnya.
Mau tidak mau kami harus merelakan mereka berdua untuk pergi meninggalkan orang orang di kota ini lebih dulu. Oh ya, mereka berdua akhirnya di buat patung untuk mengenang perjuangan mereka berdua.
Kemudian, kami mulai mengadakan forum untuk mengangkat pemimpin kota selanjutnya. Setelah didiskusikan panjang lebar, akhirnya El dipilih untuk menggantikan posisi kepemimpinan sementara sampai pembuktian bahwa Samuel benar benar mati ditemukan.>>>>>>>>>>>>
05 November 2133 08:00:12 AM
Old Denver CityPagi ini, cukup cerah di kota Denver. Awan yang menggumpal, tidak nampak sama sekali di angkasa. Mereka bagaikan bersembunyi dibalik langit biru yang ada di atas sana.
Aku masih merasa agak aneh dengan tempat ini. Tapi aku harus beradaptasi dan melupakan ingatan ingatanku tentang kota terbang itu. Walau aku terkadang masih bertanya tanya, kenapa kota itu bisa meledak? Lupakan... aku harus segera melupakannya.
Kota ini, dengan cepat berubah dan membuat kota yang cukup indah dari pada yang pernah aku lihat pertama kali masuk kota ini. Bangunan bangunannya mulai bersih dari tanaman tanaman merambatnya, orang orang mulai memakai baju rapi seperti yang digunakan di kota kota terbang tersebut, walaupun kendaraannya masih menggunakan binatang seperti kuda dan kerbau.
Tapi, melihat itu semua sangat menyenangkan. Bahkan untuk orang yang tidak pernah melihat binatang binatang itu di kota terbang.
Lahan pertanian mulai berkembang di pinggir pinggir kota. Gedung gedung pencakar langit mulai direnovasi kembali, tempat tempat makan mulai dibuka kembali dan bahkan rasanya kota yang dulunya mati, kini hidup kembali. Rasanya benar benar bahagia melihat semua ini. Mungkin aku tidak bisa berhenti mengagumi tempat ini.
"Kak Alice, ayo kita pergi!!!" Teriak seseorang dari kejauhan.
Aku langsung menengok kearah suara itu. Mataku langsung melihat seorang anak kecil yang sedang bersiap dengan kereta kuda dibelakangku. Dengan rambutnya yang acak acakan, dia terlihat seperti orang yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.
"Aku akan kesana!!!" Teriakku untuk menjawab panggilan itu.
Kemudian aku berlari dan langsung masuk kedalam kereta kuda tersebut diikuti anak kecil itu di belakangku sambil menutup pintu dari kereta kuda ini.
"Huh... sudah aku bilang, seharusnya kakak bangun lebih awal... kita jadi terlambat datang ke rapat besar itu sekarang..." keluh anak kecil itu kepadaku.
"Ini bukan salahku sepenuhnya, kau juga tidak membangunkanku pagi pagi... tapi, aku heran... kenapa aku tidak mendengar jam wekernya berbunyi?" Balasku yang diakhiri dengan pertanyaan heran.
"Itu karena telinga kakak tersumbat..." katanya sambil menahan tawanya yang ingin dia lakukan sekeras kerasnya.
"Sungguh tidak sopan..." kataku yang merasa tersinggung dengan pernyataan itu, tapi akhirnya aku tertawa juga bersama anak kecil itu.>>>>>>>>
05 November 2133 08:17:22 AM
Old Denver CitySetelah berjalan cukup jauh, akhirnya kami sampai di sebuah gedung besar berwarna putih. Kami langsung turun dari kereta kuda dan mulai masuk ke gedung yang tidak menpunyai halaman sama sekali.
Gedung ini adalah gedung pertemuan para petinggi kota. Padahal dulu, tempat ini hanyalah sebuah hotel yang tidak terpakai. Tapi, setelah itu tempat ini resmi menjadi tempat pemerintahan kota melaksanakan semua kegiatan pemerintah kota.
Pagi ini, orang orang sedang sangat sibuk dengan perkerjaannya masing masing. Mereka dengan teruburu buru menyelesaikan perkerjaan mereka. Wajar saja, penduduk kota ini kurang dari 1000 orang dan yang diperkerjakan di bagian pemerintah hanya 30 orang dan 50 orang utuk bagian pertahanan kota. Sisanya adalah warga sipil biasa. Walaupun begitu, tetap saja ada banyak orang yang masih mencuri dan melakukan kejahatan lainnya.
Kami langsung bergerak ke arah ruang yang biasanya kami gunakan untuk rapat. Melewati kerumunan tersebut dan langsung membuka pintu ruangan selanjutnya.
Disana sudah menunggu 4 orang yang sedang duduk di meja sambil meminum secangkir kopi dan makan makanan ringan. Ada beberapa juga yang sedang merokok di ruangan tertutup ini. Dia langsung mematikan rokoknya setelah kami berdua datang.
"Yo El, hari ini kau datang terlambat, tidak seperti biasanya" kata seseorang yang tadi merokok.
"Huh... ada beberapa kendala di rumah. Langsung saja... aku tidak ingin membuang buang waktuku disini... aku harus memperbaiki mataku secepatnya..." kata anak kecil itu sambil berjalan masuk kedalam dan duduk di antara mereka.
"Jadi mata buatan itu masih tidak stabil ya?" Tanya orang lainnya yang berbadan cukup besar di sana.
"Begitulah... aku baru saja memakainya selama beberapa bulan dan... bisa kita ceritanya nanti saja... langsung saja kepada intinya" kata El yang menyadari dia hampir saja terjebak untuk mengganti topik pembicaraan tadi.
"Ternyata kami tidak bisa mengalihkan pembicaraan kalau bersamamu..." kata orang orang lainnya yang berada di sebelah kiri El.
Kali ini dia tidak merespon. Dia tahu, ini salah satu cara juga mengalihkan pembicaraan mereka lagi. Mereka selalu melakukan hal ini setiap bertemu dengannya. Itu karna, El terlalu serius dengan hal hal seperti ini dan ingin pulang cepat.
"Baiklah baiklah kami menyerah..." kata orang yang tadi merokok. "Sebenarnya... kami menemukan sesuatu yang menarik..." lanjutnya yang kali ini mulai sekarang.*catatan
Aku tidak tahu harus memulai dari mana... ditambah lagi, font di wattpadku tiba tiba saja terlihat membesar (apa ini karena aku sudah lama tidak menulis lagi?). Kurasa aku sudah lama tidak memikirkan tentang cerita lagi semenjak UKK dimulai kemarin. Rasanya aku benar benar melupakan segalanya yang sudah aku susun sedemikian rupa. Tapi, itu tak apa. Aku malah mendapat ide baru yang lebih bagus lagi sekarang. Oh ya, aku minta maaf jika kali ini ceritanya kelihatan terburu buru, tapi untuk cerita selanjutya aku tidak akan mengulanginya lagi. Terima kasih untuk kalian yang sudah menunggu cukup lama untuk cerita ke dua dari Future of The wars ini. Terima kasih, dan selamat menikmati...
KAMU SEDANG MEMBACA
Future of the Wars : Missing
Ciencia Ficción#lanjutan dari Future of The Wars : Two kid from The Past# 4 bulan berlalu, setelah penyerangan orang orang pribumi kepada orang orang langit. El Lucas Redfield, akhirnya menggantikan posisi kepemimpinan orang orang pribumi dan mulai melakukan penca...