02 - Rencana
Setelah terus menerus mendapat asupan gosip dari para pelanggan salonnya, sedikit demi sedikit Feli sudah bisa menyimpulkan seperti apa sosok Dirga ini.
Selain kaya dan tampan, ternyata dia juga tipe penyayang, terutama pada anak kecil. Itu yang ia dengar dari para artis yang pernah bekerja sama dengannya.
Feli ingin mencari akun IG si photographer tampan ini, tapi ia tak tahu yang mana akunnya. Terlalu banyak nama Dirga di sana. Akhirnya ia menyerah. Berguling ke kiri dan kanan di kamar kostnya.
Kalau benar Dirga ini kaya, Feli rela bersaing dengan para gadis sosialita itu untuk mendapatkan hatinya. Meski Feli tak yakin karena dirinya bukan anak konglomerat--- lebih tepatnya mantan anak konglomerat karena ia kabur dari rumah meninggalkan kemewahannya hingga akhirnya terdampar di ibu kota dan menjadi seorang karyawan salon.
Oh, menyedihkan. Meski begitu Feli cukup yakin dengan wajahnya yang cantik ini untuk bisa menarik perhatian Dirga nanti. Meski ia tidak tahu seperti apa type lelaki itu. Tapi bukankah semua lelaki suka gadis cantik 'kan?
Mendapat pekerjaan dengan gaji yang lumayan besar, tidak bisa membuat kehidupan mewah Feli kembali begitu saja. Ia harus tetap berhemat demi keberlangsungan hidupnya. Karena itulah lelaki kaya raya adalah syarat utama untuk menjadi suaminya kelak. Kalau bukan sultan lebih baik tidak usah mendekat. Feli alergi kemiskinan meskipun saat ini ia sudah merasakan seperti apa menjadi miskin.
"Udah kaya, ganteng, penyayang lagi! Emang dia tuh tipe gue banget!"
Ia kembali menatap handphonenya. Terus berpikir bagaimana agar ia bisa mengenal sosok seorang Dirga.
"Bu Irene!" serunya seraya langsung menegakan tubuh. Kenapa ia baru terpikirkan tentang bosnya itu?
"Kalau dia pernah ke salon tapi gue gak pernah ketemu dia, berarti dia pelanggan VIP atau gak VVIP! Oke, berarti yang harus gue lakuin sekarang adalah mendekati bu Irene dan memperlihatkan keahlian gue di bidang ini biar jabatan gue naik terus bisa ngelayanin tamu VIP dan ketemu sama si Dirga Dirga ini! Ah Feli lo emang jenius!"
Ia melihat foto kedua orangtuanya di dompet. "Sorry papi, tapi Feli mau nyari calon suami sendiri. Nanti Feli bawa anak sultan buat dikenalin jadi calon mantunya papi, ya?" Gadis itu mencium foto tersebut singkat, tersenyum lebar lalu segera merebahkan tubuh. Ia yakin malam ini akan tidur nyenyak berkat Dirga, si photographer tampan pujaan sejuta umat.
***
Seperti rencananya tempo hari, Feli akan mendekati si pemilik salon, bu Irene. Kebetulan, Feli suka anak kecil jadi ia akan memanfaatkan kehadiran Ellen untuk mencuri perhatian ibunya.
Pekerjaannya baru beres, pelanggan yang ia layani baru pulang jadi Feli bisa beristirahat sejenak mengambil minum di dapur. Tak sengaja ia berpapasan dengan Hanbin. Satu-satunya OB di sana.
"Pak Hanbin mau ke mana?" Feli langsung bertanya saat melihat mangkok sop buah di tangan pria paruh baya itu.
"Eh, mbak Feli. Mau ke atas, Mbak. Ellen minta dibeliin sop buah barusan."
"Biar saya aja, Pak." Ia mengambil alih mangkok sop buah tersebut.
"Aduh, Mbak jangan! Ini 'kan kerjaan saya." Hanbin berusaha menolak bantuan Feli namun gadis itu juga kekeuh ingin membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 3 - (Bukan) Pura-pura Menikah
Teen FictionSelamat datang di We Got Married series! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...