Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Juicy Luicy - Lantas
***
Bab 7 | Sebuah Sebab Akibat
Semua orang di dunia ini melakukan sesuatu pasti memiliki sebab akibat karena hidup ini adalah pilihan
***
Hari ini mereka pulang tidak terlalu malam akan tetapi hampir menjelang magrib namun walaupun begitu Mereka senang karena tidak sendirian melainkan berdua saling menguatkan satu sama lain dan saling tukar pikiran satu sama lain, walaupun baru beberapa bulan Wahyu baru keluar dari sekolah ini akan tetapi Iqbal merasa kesepian seolah tidak ada kehadiran sang pahlawan yang ada di sampingnya tapi bagaimanapun Iqbal harus menerima semuanya karena dia tidak mungkin akan terus bersama sang Abang selamanya.
Perasaan naik motor berdua terasa berbeda seperti kebanyakan hari-hari sebelumnya. Seolah dunia milik mereka berdua aja tapi dalam kategori kakak beradik, tidak ada sedikitpun rasa capek dan lelah selagi mereka bersama. Tidak ada percakapan selama perjalanan menuju pulang tapi mereka cukup menikmati angin sore menjelang malam yang memang agak rawan karena banyaknya penyakit.
"Sampai deh," sorak Iqbal kala Wahyu mulai mengerem laju motornya kala sudah sampai di rumah.
Iqbal turun dari motornya, sedangkan Wahyu hanya membuka helmnya saja. "Abang gak turun," kata Iqbal.
"Maaf ya hari ini abang gak bisa pulang, ada proyek di fotocopy dan harus beres besok. Jadi kamu bilang sama Ibu dan Ayah bahwa Wahyu gak bisa pulang kayaknya Abang bakal nginep di rumah Bang Yedam atau mungkin Mas Shino," ujar Wahyu.
"Tapi bukannya besok acara abang. Kalo Abang harus kerja sampai pagi, kurang tidur terus sakit gimana," ungkap Iqbal dengan nada khawatir.
"Tenang abang kuat kok. Jadi kamu tenang aja, harusnya yang jaga kesehatan itu kamu. Besok masih ada tugas penting kan, jadi jangan sampai kamu sakit. Semua orang tergantung sama kamu." Wahyu memberikan semangat buat adiknya yang akan berjuang menyelesaikan tugasnya untuk sang abang.
Iqbal hanya tersenyum simpul lalu berjalan menuju pintu utama, dan di teruskan dengan dengan lambaian tangan. Wahyu juga tersenyum sambil memakai helmnya dan mulai berjalan meninggalkan rumahnya, dan Iqbal mulai masuk ke rumah.
"Assalamualaikum,"
"Walaikumsalam. Udah pulang kamu nak,"
"Udah Bu." Iqbal menyalami tangan Ify.
"Abang mu mana?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Anu Bu. Abang kembali ke fotocopy untuk kerja, katanya sih ada proyek yang harus di bereskan sampai besok. Jadi mungkin Abang gak akan pulang Bu," jawab Iqbal sesuai omongan Wahyu.
"Nah gitu dong. Biar ada pemasukan buat kita, jadi biarkanlah."
Iqbal mendengarnya ada agak aneh. Seolah perkataan sang Ibu tidak peduli dengan apapun yang di lakukan Wahyu, bahkan kesehatan atau apapun itu di biarkan begitu saja. "Kok kamu ngomong gitu." Bukan Iqbal yang bicara melainkan Lutfhi sang Ayah.
"Emang aku salah Mas ngomong gitu, biarin aja ia lagi kerja toh. Aku kan enggak ngelarang dia kerja, ini demi kita juga kan nanti," kata Ify dengan membela diri.
"Harusnya kamu tahu Ify, besok itu Wahyu ada acara. Kamu harus pikirkan dong sama kesehatan dia."
"Eh Mas, apa ia pernah mikir sama kesehatan nya kamu Mas. Setiap hari kamu sakit dan selalu saja---"
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [5] Wahyu Iqbal ✓
Teen Fiction"Ketika kita berjalan ke arah yang sama namun berakhir dengan jalan yang berbeda" *** Wahyu Lutfhi dan Iqbal Lutfhi adalah kakak-beradik yang terpaut usia beda satu tahun. Di kala mereka menginjak usia remaja, Wahyu lulus dari bangku menengah kejuru...