Harus Jaim

2K 395 22
                                    

"Huacim!"

Ale bersin di meja makan saat sarapan. Ia menggosok hidungnya yang terasa perih karena terlalu banyak digosok setelah membuang ingus. Entah kenapa, sejak semalam ia bersin-bersin dan tiba-tiba menjadi pilek seperti ini.

"Nyebar virus aja lo!" Ucap Adit menjengkelkan.

"Huacim! Papi, anaknya sakit bukannya di sayang, malah disakitin!" Jawab Ale.

"Lebay lo! Baru pilek aja udah ngeluh!"

"Mi.. Papi jahat."

Ale merengek ketika Alin datang. Ia langsung berdiri dan memeluk tubuh wanita itu dengan sedikit drama.

"Kamu sakit, Sayang?" Tanya Alin.

"Gak tau, Mi. Tadi malem, Ale bersin-bersin. Terus, tiba-tiba jadi pilek gini paginya." Jawab Ale.

"Udah minum obat?"

"Udah, Mi. Tapi gak sembuh juga."

"Gak usah masuk sekolah dulu kalo gitu."

"Gak mau, Mi. Ale mau masuk sekolah, mau ketemu si Ganteng."

"Nanti kamu makin parah sakitnya kalo maksa, Sayang."

"Lebay lo!"

Adit berteriak sambil membaca koran. Ia membolak-balikkan lembaran koran itu untuk menarik perhatian istri dan anaknya.

"Lo yang lebay! Anak sakit Bukannya diobati, malah dikatain!" Kesal Alin.

"Cuma pilek doang, Mi." Jawab Adit.

"Bacot lo!"

"Selalu salah gue."

"Peraturan pertama apa?!"

"Mami selalu benar.

Ale tertawa mengejek Adit saat laki-laki paruh baya itu dimarahi oleh Alin. Ia menirukan gaya Alin saat mengomeli dirinya dan bersikap manis saat Alin menoleh kebelakang.

"Masuk surga lo bocah!" Kesal Adit.

"Mami.. liat Papi tuh." Adu Ale.

"Cepu banget itu lambe!"

"ADIT!!!"

Ale langsung menutup kedua telinganya mendengar teriakkan itu. Ia mengusap dadanya karena hampir saja ketahuan mengolok-olok Adit dibelakang tubuh Alin.

"Dah lah. Salah mulu hidup gue. Mending gue cari bini baru aja yang lebih hot." Ucap Adit sambil berdiri dari meja makan.

Mendengar perkataan Adit, emosi Alin langsung terpancing. Ia mengambil sapu dari dapur dan berlari mengejar Adit yang sudah sampai diruang TV.

"Makan nih sapu! Berani-beraninya lo bilang mau nyari bini baru didepan gue?! Gue bikin gak berfungsi lagi sumber pabrik lo!" Teriak Alin.

"Aduh! Ampun, Mi! Papi cuma main-main!" Jawab Adit kesakitan.

"Bodo amat! Makan nih sapu!"

Alin memukul Adit dengan membabi buta. Ia tidak perduli jika suaminya itu sudah meronta-ronta dan memohon ampun. Memang dasarnya Adit jahil, ia suka sekali mencari penyakit sendiri dengan memancing amarah istri tercintanya itu.

"Ampun, Mi. Papi cuma bercanda! Gak mungkin Papi nyari bini lagi selain, Mami!" Ucap Adit histeris.

"Gak percaya gue! Jahat lo!" Jawab Alin.

Alin menghentikan pukulannya. Ia melempar sapu itu dan terduduk dilantai sambil menangis. Alin menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang