Tak terasa hari demi hari terus berlalu dengan sangat cepat. Begitu pula dengan 'hubungan rahasia' antara Marvin dan Gianna yang semakin lama juga semakin terjalin erat.
Bahkan di tengah-tengah kesibukannya sebagai mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun skripsi dan mengelola banyak bisnis, Marvin masih tetap menyempatkan diri untuk terus menjalin komunikasi dengan Gianna.
Ya meskipun beberapa minggu terakhir ini pertemuan mereka tidak begitu intens seperti awal-awal mereka berkenalan dulu, tapi setidaknya seminggu sekali Gianna selalu datang untuk menginap di apartemen Marvin.
Tentu saja itu semua terjadi atas permintaan si pemilik hunian. Perlu diketahui bahwa Gianna sangat jarang datang atas inisiatifnya sendiri ke kediaman Marvin tanpa diundang.
Seperti yang terjadi di siang hari ini, Marvin memintanya datang dengan catatan penting yaitu tidak boleh sampai terlambat.
Gianna sudah tau kebiasaan Marvin yang satu ini. Ketika Marvin sudah mewanti-wantinya agar tiba tepat waktu, maka sudah bisa dipastikan jika pria itu sedang sangat tinggi. Kata lainnya adalah horny and thirsty.
Buktinya belum satu menit sejak ia sampai dan mendudukkan diri di sofa yang berada di ruang tengah, Marvin yang semula berbaring di sofa seberang langsung merubah posisinya.
Pria itu merapat untuk mengikis jarak antara dirinya dan Gianna. "Langsung aja ya," ujar Marvin sambil menuntun tangan kanan Gianna hingga mendarat di pusat tubuhnya.
"Lo abis nonton apaan sih kak sampe begini?" tanya Gianna penasaran. Tidak mungkin Marvin bisa sekeras ini jika tidak terjadi sesuatu sebelumnya.
"Gue baru bangun tidur siang."
"Terus?"
Marvin menggerakkan tangan Gianna di pusat tubuhnya yang masih terbungkus celana dengan gerakan naik turun. "Tadi gue abis mimpiin lo, makanya jadi kebangun."
Gianna langsung bungkam. Dia tidak bertanya lagi karena ia sudah paham betul yang dimaksud Marvin itu mimpi yang seperti apa. Tentu saja mimpi erotis. Memangnya apalagi?
Namun Marvin kembali berbicara untuk menyampaikan detail mimpinya, "Gue mimpi kita lagi having sex di dalem mobil. It feels so hot when you ride me in the backseat. Kayanya kapan-kapan kita harus nyobain beneran."
Gianna menolak ide itu dengan tegas. "Ih nggak mau. Ngapain juga gituan di mobil? Kaya nggak ada tempat lain aja."
"Justru itu seninya. It would be great kalo kita having sex di dalem mobil pas posisinya lagi rame di parkiran. Actually I've always wanted to try sex in public."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits [✓]
Fiksi PenggemarMarvin dan Gianna memang telah sepakat untuk menjalin hubungan yang cukup rumit tanpa melibatkan perasaan di dalamnya. Namun mereka bisa apa jika takdir malah berkata sebaliknya? ©️zrstly, 2022