06. CARE

970 163 36
                                    

"Kamu beneran gapapa? Sena beneran gak mukul kamu lagi?"

Jeno bertanya dengan nada khawatir. Sorot matanya menunjukkan rasa khawatir yang teramat pada gadis berwajah Dewi di hadapannya. Karina duduk, mendongak sedikit ke atas untuk menatap Jeno, kemudian menggeleng pelan dan tersenyum.

"Iya. Enggak, kok," katanya dengan senyuman yang begitu candu.

Jeno mengulum bibirnya ke dalam. Menarik tangannya dari bahu Karina dan menghela nafas. Bersyukur, kembarannya tidak lagi melakukan kekerasan kepada kekasihnya. Sena memang aneh. Gadis itu terlalu temperamen dan semena-mena.

Jeno segera mengantar Karina ke kelas setelah Chenle dan Jisung membawa Sena ke kelas. Jeno juga menenangkan Karina yang sempat menangis karena ucapan menyakitkan kembarannya.

"Jangan marah sama Sena lagi, ya?"

Ucapan Karina langsung membuat Jeno kembali menatapnya. Jeno diam, sorot matanya sedikit berubah menatap gadis berhati malaikat ini di depannya.

Karina kembali tersenyum. "Maaf, aku enggak bermaksud buat hubungan kalian renggang."

Karina tau hubungan Jeno dengan kembarannya itu. Hubungan Sena dan Jeno yang sebelumnya kuat, penuh perhatian dan akur, kini sedikit berubah semenjak ia berpacaran dengan Jeno. Keduanya jadi sering bertengkar.

Sena selalu mengatakan hal buruk kepada Karina. Sena juga selalu melapor apapun keburukan Karina kepada Jeno. Menurut Jeno, Sena terlalu mengada-ada. Ia tidak tau mengapa Sena sangat membenci Karina, bahkan sampai berani menuduh gadis itu yang tidak-tidak.

Setaunya, Sena orang yang jujur walaupun egois dan tidak bisa diatur. Tapi, gadis itu berubah menjadi gadis tukang menuduh semenjak ia mengenal Jaemin.

Jaemin dan Sena bekerja sama untuk menghancurkan hubungannya dengan Karina. Beberapa kali Jaemin mengatakan Karina itu mendekatinya, padahal sebenarnya tidak. Itulah juga yang Sena katakan kepada Jeno, bahwa Karina mendekati Jaemin.

Tapi, itu benar-benar tidak masuk akal. Faktanya, mereka hanya bekerja sama.

"Tadi, aku cuman nanya kamu dimana ke Sena. Aku cuman mau akrab sama Sena, itu aja kok Jen," sambung Karina lagi ketika Jeno tidak menggubrisnya dan lebih memilih diam, berdebat dengan pikirannya.

Mereka telah menjalin hubungan selama empat bulan lamanya. Jeno sangat menyayangi Karina, begitupun juga dengan Karina yang sangat menyayangi Jeno.

Mungkin hubungan keduanya sedang diuji dengan kehadiran Sena dan Jaemin.

"Sekali lagi, maaf ya. Aku enggak pernah bermaksud buat ngerusak hubungan kamu sama Sena. Please, jangan marahin Sena lagi..." lirih Karina, menatap Jeno dengan tatapan memohon.

Jeno menatapnya datar. Entah tatapan apa yang dilayangkan Jeno. "Tapi Sena emang harus dikasi tau, Kar. Kamu tuh terlalu baik. Jangan pernah ngerasa bersalah. Bukan gara-gara kamu kok hubungan aku sama Sena jadi gini."

Jeno tersenyum di akhir, membuat raut wajah Karina yang memelas pun perlahan tenang. Berubah menjadi senyuman.

"Makasi, Jen."

"Anything for you."

•••

"Gue bakalan mati! Gue bakalan mati!"

Gumaman itu terus terdengar, memenuhi kamar luas bernuansa pink tua dan abu-abu. Seorang gadis berambut pendek terduduk di lantai, menyandarkan tubuhnya pada pinggir ranjang mewah.

Sena, menatap sebuah cutter kuning yang telah ia pegang sejak dua menit lalu. Tangannya menggenggam cutter itu erat, sampai tangannya yang kurus bergetar. Rahangnya mengeras. Giginya bergemelatuk marah. Masih lengkap dengan seragam sekolah, gadis itu berniat untuk bunuh diri.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang