Aku mau ngucapin banyak terima kasih buat kalian yang masih baca. Terutama buat yg masih komen.
Tanpa kalian aku bukan apapun. terima kasih yoooo
-------------------------------
Berbicara dengan pemikiran orang dewasa, membuatku tahu mana orang yang searah, mana orang yang terserah.
Sesuai janji yang Dante katakan, mereka akhirnya makan bersama di sebuah tempat makan pinggir jalan yang sedang ramai-ramainya ketika jam pulang kantor. Setelah menghentikan motornya, dan membiarkan Dara turun lebih dulu, barulah Dante memarkirkan motornya.
Sama-sama berjalan ke bagian tempat duduk, dibawah tenda biru, keduanya kembali menjadi bahan pembicaraan orang-orang. Mereka membicarakan Dara dan Dante bukan karena keduanya terlihat serasi. Akan tetapi dari tatapan mata mereka semua seolah mempertanyakan ada hubungan apa antara Dante, seorang laki-laki yang terlihat tinggi sempurna, dengan perempuan muda seperti anak kecil yang baru lulus SMA.
"Lo suka banget ya makan di pinggir jalan kalau ngajak gue pergi. Coba pergi sama yang lain ... makannya di tempat mewah," gumam Dara terdengar kasar, setelah ia dan Dante sama-sama duduk di salah satu tempat yang ditunjukkan oleh penjualnya.
"Sama yang lain?" ulang Dante ketika tidak sengaja dia mendengar kalimat yang Dara ucapkan. "Maksudnya?"
"Enggak ada maksud apa-apa, udah pesen aja."
"Kamu enggak pesan?"
"Kan tadi saya bilang, saya enggak ada uang!" jawabnya mantap.
Dara langsung memilih diam, menunduk sembari mengotak atik ponsel android barunya. Sedangkan Dante yang baru menyadari bila Dara menggunakan ponsel baru, segera menoticenya.
"Beli hp baru enggak bilang-bilang."
"Bilang ke siapa? Ke Anda? Apa gunanya?"
Kembali mendapatkan tanggapan yang kasar, Dante mencoba mengabaikannya sembari fokus pada selembar kertas menu yang baru saja diberikan oleh pelayan di sana.
"Nasi goreng kambingnya 1, Mas. Kamu apa?"
"Dibilangin dari tadi ...."
"Satu lagi nasi goreng spesial aja, Mas. Minumnya air teh hangat 2."
Menyerahkan kembali kertas menunya, Dante mendapat tatapan bingung dari Dara yang duduk di sebelahnya.
"Siapa yang mau makan nasi goreng spesial?"
"Kalau kamu enggak mau, ya aku aja!"
"Emang enggak niat," gumam Dara kembali.
Musik dari seorang pengamen jalanan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam tempat makan ini seolah sedang mengisi kekosongan yang terjadi antara Dante dan Dara. Bila sebelumnya Dante ingin sekali berbicara empat mata dengan Dara, membahas mengenai segala kebodohan yang telah ia buat sebelumnya, seketika sirna. Dan digantikan dengan lirik lagu lawas yang dinyanyikan oleh pengamen jalanan itu.
Aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena..
Cinta yang telah hilang darimu.
Yang mampu menyanjungku.
Melirik ke arah pengamen tersebut, Dante sedikit menyunggingkan senyum ketika mendengar lirik yang dinyanyikan, entah mengapa malah menggambarkan kondisinya beberapa waktu terakhir ini.
Selama mata terbuka
Sampai jantung tak berdetak
Selama itu pun aku mampu tuk mengenangmu...
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOSAMI! DANTE
RomancePerkara uang 100 Juta, aku pikir kami akan terikat dan menjadi dekat setelahnya. Namun nyatanya tidak. Setelah membaca-baca berbagai macam berita, akhirnya aku sadar, salah satu negara di dunia ini yang mayoritas pendudukanya terlambat menikah adala...