p

3 0 0
                                    

"Kan temenan Peh", ya, kita teman. Bahkan kamu salah satu teman baikku. Tapi, kenapa aku rasa kita jauh? Oh ya, teman. Kan teman gak mungkin terus sama-sama kan?

Kalimat itu terus terngiang di otakku. "Teman", katanya? Memangnya jika teman tidak bisa lebih dari itu? Apa tidak bisa pertemanan ini lebih dari sekedar "temenan"?

Oke-oke baik, aku mengerti. Kamu membuat batasan untuk pertemanan ini bukan? Dan kamu merasa sudah ada di zona, yang gak seharusnya kita ada di situ. Maksudku, kamu sudah punya peringatan sendiri bahwa batasan pertemananmu, akan dilewati olehku. Dan, ya, kamu ya kamu. Teman ya teman. Kita gak bisa lebih dari itu. Maka, kamu waspada. Kamu menghindar.

Aku tau kamu takut, pertemanan ini bukan sekedar teman biasa. Intinya kamu takut aku suka.

Bahkan, ketika aku tanya,  "Takut ya gua sukain?" Kamu balas, "Engga Peh," dan dilanjut dengan kalimat, "gak tahu dah hahahaha".

I know my position. Aku sadar dengan radarmu yang merasa "awas" padaku. Tapi, yang perlu kamu tau, aku gak pernah ingin memaksakan apapun. Aku mengerti semua gak bisa kita miliki, termasuk kamu.

Aku tahu diri. aku akan membiarkan kamu pergi. Aku tahu dari awal perasaan ini tak terbalas. Aku bahkan sudah menebak akhir dari cerita yang bahkan belum sempat dimulai.

Kita selesai.

Tidak-tidak, "selesai" bukan kata yang cocok untuk kita. Kita, tidak pernah memulai apapun. I'm just letting u go, karena itu mau kamu. Aku berhenti.

Kisah ini sudah berakhir sejak awal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

for uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang