MATURE CONTANT
"LEPASKAN AKU!!! HEY!!! APA ADA ORANG??! TOLONG!!!" Teriak tuan Chae dalam ruangan kosong yang terang.
Dari arah cctv sudut ruangan yang menyala Kai yang sejak tadi menatap layar di sebuah ruangan lain yang merekam jelas apa yang dilakuan pria paruh baya itu hanya diam sambil melipat tangannya.
"Kau belum melakukan apapun padanya kan?" Tanya Jinhae tepat di samping wajah Kai tiba-tiba.
"Kkamchaghiya!!" Teriaknya terkejut.
"Ada apa denganmu?"
"Kau yang ada apa!"
"Mbwoya?" Gerutu Jinhae menatap Kai yang tak jelas lalu menatap ke arah layar laptop milik kawannya itu yang masih menyala.
"Apa kau sudah mengintrogasinya?" Tanya Jinhae.
"Belum."
"Wae?"
"Aku tahu dia takkan menjawab apapun jika aku yang mengintrogasinya. Jadi lebih baik kau saja yang melakukannya." Jawab Kai.
Jinhae tak langsung menjawab netranya masih terpaku menatap arah layar melihat pria tua di sana itu yang masih berteriak meminta tolong sambil terus bergerak-gerak berusaha melepaskan ikatan di tangannya yang terikat.
Menopangkan kepalanya pada tangannya yang bertumpu lalu menyeringai setelahnya.
"Kita nikmati saja dulu pertunjukannya." Lirih Jinhae tersenyum miring.
"Kau sungguh akan menyiksanya?" Tanya Kai.
"Siksaan rasa takut lebih tepatnya."
Setelah mengatakan itu Jinhae angkat kaki dari ruangan sempit itu meninggalkan Kai yang masih terdiam menatap kepergian wanita itu penuh tanya.
Sejujurnya bukan hal baru lagi bagi Kai melihat sisi terkejam Jinhae dalam menangani musuh ataupun menyelesaikan masalah dengan caranya tapi entah mengapa setelah wanita itu sepenuhnya telah menikah maka kekejaman ataupun perlakuan kasar Jinhae sedikit berkurang. Ini sesuatu yang bagus untuk di syukuri memang, tapi ini terlalu bertele-tele.
××××
Baekhyun diam bukan berarti tidak tahu. Pria Byun itu justru lebih mengkhawatirkan kondisi istrinya daripada balas dendam yang dilakukan Jinhae. Menatap arah luar jendela ruang kerjanya dengan menghembuskan nafasnya sejenak sambil memasukkan kedua tangannya di dalam celana panjangnya termenung terdiam memikirkan banyak hal.
Semuanya semakin rumit dan juga semakin memperjelas segalanya namun sulit memberi keterangan yang pasti apa yang akan terjadi selanjutnya.
Ketukan pada pintu sukses membuat lamunan Baekhyun pecah, membalikkan tubuhnya dan langsung menangkap sosok Sehun di sana.
Tak ada yang mulai bicara sekalipun beberapa saat lalu Baekhyun sempat menyajikan teh hangat untuk keduanya sebelum akhirnya hanya terdiam dalam keheningan yang tak berarti.
"Hyung."
"Sehuna, aku mungkin tak pernah menganggapmu kakak iparku sebelumnya karena masalah Yerim, tapi sekarang aku akan---"
"Jangan. Jangan menerimaku. Kau seharusnya membenciku."
Kening Baekhyun langsung mengernyit bingung tak mengerti.
"Tetaplah terus membenciku seperti apa yang selama ini kau rasakan padaku. Aku tidak membutuhkanmu untuk menerimaku." Ucap Sehun tegas menatap tajam penuh keseriusan pada netra pria Byun itu lekat.