Chapter 1

611 59 4
                                    

Desertifikasi bumi, di jaman ini sepanjang mata memandang kau hanya akan melihat pasir, seluruh dunia telah berubah menjadi padang pasir yang tandus. Ditutupi oleh iklim panas sepanjang tahun. Udara gersang pengap bertiup dari arah depan menggesek pakaian kulit ketat yang melindungi dari sinar matahari. Air menjadi satu-satunya sumber kehidupan yang berharga saat ini.

Naruto menatap padang gurun luas tanpa batas, ia memangku mechinegun di bahu kanan, jari-jari jemari meraih tumbler air minum yang dikaitkan pada ikat pinggang, lalu membuka tutup dan meminum isinya.

"Perjalananku masih panjang..." ujarnya dramatis setelah menghilangkan sedikit dahaga di tenggorokan.

Negeri daun adalah daerah gurun yang sangat luas, daerahnya sudah lama kehilangan sumber air, satu-satunya sumber air yang bisa didapat adalah aliran air yang berasal dari negeri hujan. Namun belakangan, aliran air dari sana berhenti mengalir, hal itu menyebabkan sebagian besar pemukiman kekurangan pasokan air minum dan mengakibatkan dehidrasi masal, lalu berakhir dengan kematian penduduk. Sehingga jumlah penduduk negeri daun berkurang drastis.

Setelah mencari tau penyebab berhentinya aliran air, ternyata negeri hujan sengaja menghentikan aliran air sebagai bentuk penghematan.

Negeri hujan memang adalah satu-satunya negeri yang masih mengalirkan air ke seluruh dunia termasuk negeri daun. Namun isu jelek yang beredar mengatakan, sebenarnya Fugaku sebagai kepala negara negeri hujan menghentikan aliran air ke semua negara bermaksud ingin menguasai dunia dengan memanfaatkan ketergantungan kebutuhan air. Hokage memanggil Anbu terkuat negeri daun menanggapi kabar angin itu.

"Uzumaki Naruto, misimu adalah membunuh Uchiha Fugaku." Hokage bertitah dibalik topi jerami, menyembunyikan kulit keriput. "Tapi kau akan dipersulit oleh Sasuke."

"Siapa itu Sasuke, Hokage-sama?"

"Anak bungsu Fugaku yang selalu mencurigai orang-orang akan membunuh ayahnya." Naruto mendengarkan dengan seksama, "...Sebaiknya lumpuhkan dia dulu."

Di tengah luasnya padang pasir, Naruto teringat akan momen-momen di kampung halaman sebelum ia menyusuri padang pasir sendirian, saat itu Hokage berbicara empat mata dengannya dan memberikan misi khusus. Misi itulah yang ia emban sekarang ini hingga membuat dirinya sampai pada perjalanan yang panjang berhari-hari di tengah gurun pasir.

Setelah perjalanan yang amat panjang akhirnya ia bertemu dengan pintu gerbang menuju negeri hujan, sebuah kemajuan besar. Sama halnya seperti negeri daun, di negeri hujan sepanjang mata memandang yang terlihat hanya pasir, saat Naruto membentangkan tangan, tidak ada hujan setetes pun, namun negeri itu memiliki harta terpendam yang sangat berharga, yaitu sumber mata air.

***

Seorang prajurit berpakaian zirah memberi hormat kepada seseorang yang duduk di singgasana untuk melaporkan informasi, "Utusan dari negeri daun telah datang."

"Suruh dia masuk dan persiapkan tempat beristirahat untuknya." Seseorang yang duduk di singgasana berbicara.

"Ha'i!"

Pintu besar dengan dua buah daun pintu dibuka, lalu seorang Anbu berpakaian kulit agak ketat masuk tanpa membawa senjata. Dia langsung memberi hormat ketika berhadapan dengan Fugaku, kepala negara negeri hujan yang duduk di singgasana raja.

"Tuan Fugaku."

"Utusan dari negeri daun, apa yang kau cari?"

Seorang Anbu yang memiliki kumis tipis di pipi menganggat sedikit kepalanya setelah memberi hormat. "Negeri kami sungguh kekeringan, semua sumber air telah habis, para penduduk dehidrasi dan gugur satu-persatu, kehidupan di negeri daun sangat memprihatinkan dan sedang terancam punah, sudilah kiranya Tuan Fugaku membuka kembali keran air untuk mengalirkan air ke negeri daun."

"Aku sedang melakukan penghematan, negeriku juga harus memiliki pasokan air yang cukup."

Seraya berbicara, bola mata Naruto mencuri-curi kesempatan untuk melirik Sasuke yang berdiri di sisi singgasana Fugaku. "Apa boleh Tuan Fugaku memberitahu kami sesuatu yang diinginkan oleh Tuan Fugaku agar kami bisa mendapat pasokan air kembali dari negeri hujan?"

"Baiklah, biar aku pikirkan dulu."

Pupil biru cerah kembali melirik Sasuke, dalam pikiran Anbu utusan negeri daun itu 'mungkinkah dia adalah Sasuke yang dimaksud oleh Hokage-sama?', dia memang kelihatan seprotektif itu kepada ayahnya, dengan tidak berada jauh dari singgasana ayahnya dan terus menatap tajam Naruto.

Namun pada kenyataannya, Sasuke lumayan cantik, Sasuke ternyata adalah seorang omega, dan Naruto tertampar oleh kenyataan itu.

***

Di kamar istirahat yang sudah dipersiapkan untuknya, Naruto termenung. Ia tak henti-hentinya memikirkan sosok Sasuke. Walaupun Sasuke omega tapi Naruto harus tetap waspada, mengingat Hokage telah memperingatinya mengenai hal ini.

Berjam-jam termenung, tanpa sadar Naruto telah melewatkan momen berharga, telinganya mendadak mendengar suara kegaduhan di luar kamar. Kaget dan penasaran, Naruto mencuri pandang keluar jendela kamar, ia dikejutkan oleh kehadiran pasukan berpakaian bulu yang menyerang pasukan negeri hujan.

Salah seorang prajurit berpakaian bulu kebetulan melihat Naruto yang mengintip dari jendela, ia langsung mendobrak pintu kamar tempat Naruto beristirahat, pemuda bertopi bulu itu mengacungkan pedang ke arah Naruto dan menyandranya.

"Apa kau orang negeri hujan?"

"Bukan, aku orang negeri daun."

"Sedang apa orang dari negeri daun berada disini?"

"Bernegosiasi soal air."

Mendengar keterangan Naruto dan melihat ciri-ciri fisik pemuda pirang itu sang prajurit melepaskannya. Namun prajurit berpakaian bulu lain tanpa pandang bulu malah ingin membacok Naruto. Dengan cepat Naruto menghindar, ia tak punya senjata sehingga tak bisa melawan, sehingga saat ini yang dapat ia lakukan hanyalah menghindar lalu bersembunyi.

Negeri hujan sedang diserang oleh negeri lain akibat menghentikan aliran air, pasukan-pasukan itu berpakaian bulu kemungkinan besar penyerangan ini berasal dari negeri bunyi.

Naruto memperhatikan situasi saat ini benar-benar kacau, keadaan istana kepala negara porak poranda, mayat bergelimpangan, serta terjadi penjarahan barang-barang antik milik istana. Naruto berjalan mengendap-endap menghindari pertikaian, bagaimanapun ia adalah orang dari negeri daun yang tidak ada hubungannya dengan perang ini dan tidak bermaksud untuk terlibat di dalamnya.

Tapi dalam kekacauan itu tanpa sengaja bola mata biru langit tertuju pada sosok kepala negara negeri hujan yang berdiri tak jauh darinya, Fugaku berdiri dekat air mancur dalam ruangan tanpa pengawalan. Otak sang safir langsung berputar cepat.

Bukankah ini kesempatan emas untuk menyelesaikan misi? Ini keberuntungan... Naruto menarik sudut bibir.

Naruto pergi mengendap hingga ke belakang sosok Fugaku, memasang kuda-kuda dan mengeluarkan belati kecil dari dalam saku celana. Pandangan matanya tak lepas dari punggung Fugaku yang menggiurkan, bersiap menikam dari belakang.

Namun saat hendak menikam, Sasuke tiba-tiba muncul entah dari mana, menabrak tubuh Naruto, merangkul dan menjatuhkannya ke lantai. Tubuh mereka berdua berguling-guling hingga menjauhi Fugaku, belatipun juga terlempar entah kemana.

|
|

...to be continued 👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Neverending Mission | (NARUSASU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang