8

3.6K 228 3
                                    

Pelajaran hari ini benar-benar menguras tenaganya belum lagi ia tadi sempat kambuh sedikit pas pelajaran olahraga dan untungnya tidak sampai pingsan.

Saat ini kala duduk dihalte bus dengan keadaan yang 3L lelah letih dan lesu.
Sedang asik melamun ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang mulai kemarin menjadi ayahnya?

Orang itu pun menghampiri kala. "Kamu belum pulang?". Tanya alex setelah sampai dihadapan kala.

"Belum". Jawabnya lesu

"Kamu sakit? Kok lemes banget". Tanyanya yang penuh ke khawatiran

"Engga, kala baik-baik aja". Sahutnya menggeleng yang bertanda bahwa ia tidak sakit

"Beneran?"

"Iya om eh pa-pah maksudnya hehe maaf". Ujarnya

"Gapapa"

"Oiya papah mau kemana dan mau ngapain?". Tanya kala

"Oh papah tadinya mau ke rumah sakit tapi pas papah lewat sini gak sengaja lihat kamu yang keliatan lemes gini, karna papah khwatir sama kamu jadinya papah samperin kamu deh". Jelasnya sambil mengusak rambut kala. Rasanya menghangat diperlakukan sedemikian rupa dikhawatirkan oleh sosok ayah ternyata seperti ini ya rasanya.

Sejujurnya alex pun sama belum terbiasa dengan keadaan sekarang yang mengharuskan ia bertanggung jawab atas semuanya yang ia lakukan dimasa lalu. Sebenarnya bisa saja ia melakukan test DNA dengan kala namun ia urung biarlah seperti ini karna ia sudah menyayangi kala seperti ia menyayangi anaknya sendiri.

Anggaplah ia ingin egois demi bisa bebas memperlakukan kala selayaknya ayah dan anak bukan sebagai om yang menjadi teman orang tuanya dan ia juga ingin kala merasakan kasih sayang dari sosok ayahnya dan mungkin akan kala dapatkan juga dari istrinya dan anaknya, ia yakin kalau anak dan istrinya akan menerima dan menyayangi kala.

Ya, semoga.

"Ayo pulang". Ajaknya

"Pulang?"

"Iya, pulang kerumah papah". Jelasnya

"Ta-pi kan kala masih mau tinggal sama bunda ayah dan abang". Tuturnya sambil menundukan kepalanya

"Emm, okei papah gak akan maksa kamu untuk tinggal dengan papah dan rumah papah selalu terbuka untuk kamu kapan pun kamu mau". Ucapnya lalu memeluk kala dengan penuh kasih sayang.

"Ma--af maaf tapi aku benar-benar gak bisa ninggalin mereka bagaimana pun juga aku sudah tinggal dengan mereka dari aku kecil". Jujurnya dan membalas pelukan hangat dari orang yang memiliki status ayah kandungnya.

"Dan aku sangat menyayangi mereka". Lanjutnya

"Iya papah paham, sudah tidak usah dipikirkan oke". Ujarnya sambil melepaskan pelukannya

"Makasih pah". Ucapnya dengan penuh ketulusan

"Sama-sama boy, yaudah yu papah antar kamu pulang kerumah bundamu". Ajaknya sambil menedengkan tangan yang seakan menyuruh kala untuk mengandeng tangannya.

Seakan peka dengan uluran tangan sang papah kala langsung saja mengandeng tangan sang papah dan berujar "ayoo".

Selama perjalanan hening tak ada yang membuka percakapan hanya alunan musik yang sengaja disetel oleh alex.

Rasanya perjalanan nya begitu singkat. Ya, kala sudah sampai didepan gerbang rumah nya.

"Makasih pah, apa papah gak mau mampir dulu?". Tanya nya sebelum turun dari mobil.

"Ngga dek, papah mau langsung kerumah sakit soalnya ada banyak pasien yang harus papah tangani". Mendengar penuturan sang papah kala merasa bersalah seharusnya kala tidak menerima tawaran ini--begitulah isi pikirannya saat ini

Sakala -[END]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang