10 agustus 1930.
Markas besar TKI, 20km selatan kota palembang.
Dipagi hari gilang terbangun dari tidurnya sebab kemarin adalah hari terakhir ia melatih seluruh pasukannya, namun sayang hanya ada 1000 pasukan yang berhasil mewarisi ilmu yang gilang ajarkan, 500 dari divisi kopassus dan 500 lagi dari batalion pasukan pengintai.
"ghaaah! Entah kenapa rasa sakit dari 6 bulan lalu gara-gara nelan granat masih kerasa!"
[itu karena gilang tidak meminta stevani untuk mematikan syaraf sakit untuk sementara]
'hah! Berarti kau bisa menghilangkan rasa sakit?!'
[ya gilang]
'lalu kenapa gak kau matikan rasa sakitku dari awal?!'
[gilang tidak meminta]
'....benar juga, haduh! Goblok banget aku'
[gilang ada proposal diatas meja kerja]
'proposal, Siapa yang ngirim?'
[mayor jendral kusumo aryadi, kemarin ia membawanya kesini saat gilang tertidur]
'ohh mayjen kusumo, yaudah ntar aku baca'
Gilang pun beranjak dari kasurnya dan mandi dan mengganti pakaiannya dengan seragam militer.
'hahh segarnya, oke waktunya ke ruang kerja'
Gilang pun keluar dari kamarnya dan 2 ajudan yang sudah menunggu memberi hormat kepada gilang dan gilang balas dengan singkat.
"selamat pagi lettu kiharta, lettu ardian"
""selamat pagi panglima"
"bagaimana kabar kalian?"
""siap! Sehat""
"bagus, ayo ke ruang kerjaku"
Gilang bersama ajudannya pun berjalan menuju ruang kerjanya, disepanjang jalan gilang mendapat penghormatan dari pasukan yang ada disana hingga berada di depan ruang kerjanya, gilang hendak membuka sendiri pintu kerjanya namun sudah dibuka oleh penjaga didepannya.
"silahkan panglima"
"terima kasih"
"siap"
Gilang pun masuk dan melihat sebuah proposal diatas meja kerjanya, gilang pun mengambilnya dan membacanya, beberapa saat kemudian gilang menaruhnya kembali.
"begitu ya...lettu kiharta tolong bakar proposal itu, aku sudah paham maksudnya"
"siap!"
Kiharta pun langsung membakarnya dengan korek api, setelah membakar proposal itu gilang bersama ajudannya pergi menuju gedung komando dan semua stafnya memberi hormat ketika gilang datang.
"lettu ardian, tolong semua komandan divisi dan komandan batalion untuk menemui saya disini"
"siap!"
"lettu kiharta tolong ini..."
"siap! Mau berapa cangkir panglima?"
"buatkan saja untuk para komandan yang akan kemari, ahh yang saya juga ya"
"siap!"
Gilang pun langsung menuju ruang rapat, disana sudah ada 10 pasukan kopassus yang berjaga.
Gilang pun kembali diberi hormat dan ia balaa dengan singkat, gilang lalu duduk dibagian ujung dibagian tengah, beberapa menit kemudian mayjen kusumo dan mayjen aziz telah tiba dan memberi hormat pada gilang dan gilang membalas dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pejoeang : Back to The Past for The Independence of My Country(Uncontinue)
Ficción históricaGilang widjaya, seorang pelajar SMA negri berprestasi serta berkepribadian baik. Ia adalah orang yang sangat dihormati dilingkungannya karena menjadi salah satu perwakilan indonesia dalam jambore internasional di bajarmasin. Namun suatu hari ia meni...