33. Sorry

5.2K 434 36
                                    

Langit sudah mulai menggelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sudah mulai menggelap. Sementara Gianna yang sekarang sedang berbaring tengkurap dengan baju tidur di ranjang kamar kosnya masih saja kepikiran dengan obrolan antara Haikal dan Jerico siang tadi.

Dia baru tau jika kemarin Haikal sempat bertemu dengan Marvin. Bagaimana bisa? Padahal sejauh yang ia tau, mereka berdua tidak saling mengenal.

Wanita itu sangat ingin bertanya langsung pada Marvin. Hanya saja pria itu tak membalas pesannya sejak tadi. Dia menduga jika Marvin masih marah padanya gara-gara kejadian tadi siang. Itu sudah pasti.

Gianna pun mengambil ponselnya. Lagi-lagi ia mengecek status online Marvin lewat aplikasi chatting. Padahal pria itu sudah membaca pesannya, tapi Marvin seperti sengaja tidak membalasnya.

Ah ya sudahlah, kalau memang pesannya tidak dibalas, salah satu solusinya adalah dengan langsung menelfonnya saja bukan?

Wanita itu kini bangun dan duduk bersandar di headboard, ia mencari nama Marvin di daftar kontak untuk segera menghubunginya. Dia berdoa dalam hati, semoga aja pria itu mau mengangkat telfonnya.

"Kenapa?"

Gianna menghela nafas lega ketika telinganya mendengar suara Marvin. Huft, untung saja pria itu tidak menolak panggilannya.

"Kak, lagi sibuk?"

"Ada apa?" tanya Marvin lagi.

Wanita itu memeluk bantalnya. Sejujurnya ia sedikit takut karena nada suara Marvin yang terdengar tidak bersahabat. "Gue boleh dateng ke apart lo nggak sekarang?"

"Gue lagi di luar."

Gianna menghela nafas kecewa. Lalu ia bertanya lagi dengan penuh kehati-hatian, "Oh gitu. Masih lama nggak pulangnya?"

"Masih."

Tuh kan. Jika gaya bicaranya sudah singkat-singkat begini, itu artinya Marvin sedang marah padanya. "Maaf ya kak buat kejadian tadi siang. Lo nggak bilang sih kalo mau jemput, jadinya kan gue udah terlanjur janjian sama Haikal."

"Emangnya sejak kapan gue pernah heboh ngasih tau lo dulu kalo mau jemput? Biasanya juga gue selalu langsung dateng gitu aja," ujar Marvin dengan nada ketus.

"Iya, maaf. Tadi itu gue nggak tega sama Haikal kalo misalnya nggak jadi pulang bareng. Kasian kak anaknya, apalagi dia udah nungguin gue lama banget."

"Lo pikir cuma dia doang yang nunggu lama? Gue juga lama nunggu lo Gi. Bedanya gue nggak ada koar-koar bilang udah sejam lebih nungguin lo di parkiran sampe bosen."

Itu memang benar adanya. Tanpa diketahui oleh siapapun, jauh sebelum Haikal datang, sebenarnya Marvin adalah orang yang lebih dulu tiba di parkiran untuk menunggu Gianna.

Hanya saja pria itu memang sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh. Dia melakukan itu sebagai upaya untuk menuruti permintaan Gianna agar tidak membuat hubungan mereka terlalu kelihatan.

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang