Part 8 *New

636 38 3
                                    

Yonghwa memasuki gedung apartemen Seohyun. Pria itu menekan bel apartemen Seohyun setelah sampai di depan apartemen Seohyun. Sebelumnya dirinya melakukan pemeriksaan oleh bagian keamanan apartemen terlebih dahulu baru kemudian diberi akses masuk sebagai pengunjung.

Berkali-kali ia tekan bel tersebut namun tidak ada tanda kehidupan dari dalam. Yonghwa menyalakan ponselnya dan mencari kontak Seohyun. Ia menekan tombol 'telepon' untuk memanggil Seohyun.

Sebenarnya pria itu sudah sangat lama tidak menghubungi Seohyun. Ia juga tidak tahu apakah Seohyun mengganti kontaknya atau tidak. Tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan?

"Tidak tersambung."

"Maaf, permisi, tuan sedang apa di sini?"

"Ah ya, saya sedang menunggu penghuni apartemen ini. Sepertinya sedang tidak ada." Yonghwa menunjuk apartemen Seohyun dengan gesture yang sopan kepada pria paruh baya yang ia tebak adalah seorang petugas kebersihan dilihat dari seragam serta peralatan kebersihan yang pria berusia senja itu bawa.

"Benar tuan, penghuni tersebut sedang tidak ada di apartemen sejak beberapa hari yang lalu. Saya melihat nona Seohyun membawa beberapa koper sebelum meninggalkan apartemen ini."

"Apa ahjussi tahu kemana perginya?"

Pria paruh baya itu tampak mengingat sesuatu. Mengingat percakapannya dengan Seohyun di waktu lampau.

"Kalau tidak salah, nona Seohyun mengatakan ingin ke rumah orang tuanya." Pria paruh baya itu teringat dirinya sempat bertegur sapa dengan Seohyun kemudian berbincang sedikit dengan wanita itu karena Seohyun terkenal sebagai penghuni yang ramah.

Yonghwa mengangguk dan berterima kasih kepada pria itu. Pria paruh baya itu juga segera berlalu dari hadapan Yonghwa.

"Haruskah aku mengantarnya ke sana?" Tanya pada dirinya sendiri dengan mengangkat paperbag ke hadapan wajahnya. Dirinya dengan jelas masih mengingat rumah singgah orang tua Seohyun. Saat dulu masih berhubungan dengan Seohyun, dirinya sering di ajak untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Termasuk saat melamar Seohyun. Namun setelah semua yang terjadi di masa lalu apakah pria itu masih memiliki keberanian menampakkan wajahnya pada keluarga Seohyun?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seohyun masih bersantai menikmati masa cutinya dengan berdiam diri di dalam kamarnya. Membaca novel yang belum sempat ia tamatkan karena kesibukannya.

Semenjak kepulangan ke rumah orang tuanya, dirinya mensenyapkan segala notifikasi sosial media. Ia dengan bebas melakukan kegiatan yang dirinya suka tanpa ponsel. Memanjakan dirinya kembali sebelum masa cutinya habis. Jika ingin Seohyun juga menghabiskan waktu untuk melakukan hobbi nya di luar.

Seohyun menutup buku bacaannya. Wanita itu melihat angka jarum jam. Pukul menunjukkan jam 11.00 siang. Hampir jam makan siang. Dirinya bergegas untuk segera turun mencari ibunya.

Seohyun mencari ke dapur tidak menemukan ibunya. Ia sedikit berkeliling di rumahnya yang cukup luas untuk mencari ibunya. Seperti anak kecil yang kehilangan ibunya.

"Eomma sedang apa?" Tanya Seohyun saat menemukan ibunya di halaman belakang rumah. Seohyun menghampiri Nyonya Seo yang tengah memindahkan tanaman yang berada di pot pada tanah di sekitar halaman rumah mereka.

"Eoh? Ah eomma sedang memindahkan bibit yang telah tumbuh ini ke lahan yang lebih luas. Oh iya Seohyun, bisa tolong eomma untuk membelikan sesuatu?

"Apa itu eomma?" Nyonya Seo menghentikan kegiatannya. Ia melepas sarung tangan kemudian merogoh sesuatu dari kantong pakaiannya.

"Tolong belikan barang yang ada di daftar ini." Seohyun mengambil sebuah kertas yang berisi perlengkapan untuk berkebun.

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang