Chapter One: Good Girl Gone Bad - 1

2.2K 142 74
                                    

Apa yang terlihat menyala di antara kegelapan? Warna merah. Sebagian orang mungkin berpendapat kalau emas lebih bersinar, tetapi dia melambangkan kemewahan. Sedangkan merah, menunjukkan keberanian. Di tempat ini, kemewahan akan kalah dengan temperatur. Emas berkilauan, tetapi merah memberikan sensasi panas membara yang akan membakar siapa saja yang melihatnya.

Di antara cahaya yang redup, warna merah paling menyala. Apalagi saat warna itu disandingkan dengan kulit putih dan rambut hitam. Seseorang memang sedang coba mencuri perhatian, memadukan keberanian dengan provokasi. Dari sudut mana saja, kehadirannya membuat mata bagai dirampok, harus meluangkan paling tidak satu detik untuk menatap.

Kim Yerim, memandang dari apa yang terjadi pada hidupnya belakangan ini, ia mungkin sudah gila. Dinamika luar biasa membuat dia merasa jadi lebih dewasa dalam sekejap. Dirinya di masa lalu tidak akan mampu melakukan semua itu. Jika kata orang lingkungan mempengaruhi tingkah laku, maka lingkungan barunya bertanggung jawab besar atas perilakunya saat ini.

Lee Heeseung telah mengubah hidupnya. Mulai dari permainan ratusan juta dengan pertaruhan keperawanan yang hasilnya sangat dramatis, ajakan tinggal bersama dengan tawaran uang dan kehidupan yang lebih baik, pertaruhan dengan berbagai macam manusia, cinta monyet, dan akhirnya masa lalu yang terkuak, semua itu disebabkan oleh satu manusia saja. Kalau bukan karena dirinya ... terlalu banyak perandaian yang tidak pernah ada ujungnya.

Sekarang ia sudah memasuki lembaran baru. Dia sudah resmi dewasa, sudah tak perlu wali lagi. Finansialnya sudah stabil, terima kasih kepada kedua orangtua yang memberikannya tabungan yang cukup sampai dia bisa mendapatkan pekerjaan sendiri. Kenapa tak sejak dulu ia menggunakan uang itu? Padahal setidaknya ia bisa hidup lebih baik. Semua itu karena egonya, melarikan diri dari masa lalu yang membuatnya takut untuk hidup.

Yerim sudah mandiri, setidaknya selama satu bulan terakhir. Ia diusir dari apartemen, tanpa alasan yang jelas. Memang menjengkelkan, dia diajak untuk tinggal di sana, namun ketika sudah nyaman, dia justru diusir. Hal itu tentu saja melukai harga dirinya. Tetapi tanpa banyak protes, dia angkat kaki dari sana. Lagipula, hidup tanpa Lee Heeseung dan lima kawannya benar-benar menyenangkan. Gadis itu seperti bebas, tidak lagi mengurus mereka layaknya seorang ibu enam anak. Saat ini dia hanya akan fokus pada hidupnya sendiri, melawan dunia dengan kekuatannya. Sudah cukup lama ia terpuruk, ini saatnya dia kembali ke permukaan dengan cerdas, kuat, dan berani.

Rambutnya sudah lebih panjang sejak terakhir kali ia memotongnya atas dasar rasa benci. Kebencian yang ia tujukan pada dirinya sendiri. Meski begitu, ujung-ujung helaiannya tidak cukup panjang untuk menutupi bahu yang tak tertutup kain, begitu pula leher dan dadanya. Ia bisa merasakan udara panas sekitar di kulitnya, bagian-bagian tubuh yang ia pertontonkan kepada publik. Sedikit turun ke bawah, keringat mungkin terlihat turun menuju belahan dadanya. Lebih ke bawah lagi, perutnya yang rata dibalut beludru merah, sementara pinggangnya membuat garis huruf S. Semakin ke bawah, separuh pahanya juga terekspos begitu saja. Kaki jenjang yang menyilang mungkin akan memberikan sekilas bagian dalam ruang di antara kedua pahanya. Gila memang, Kim Yerim si gadis baik-baik berubah seperti lacur dalam satu malam.

Yerim duduk di bar sebuah klub malam. Ada banyak manusia di sana, namun dia sendiri di bar. Dia tidak tertarik untuk mendekat pada kerumunan, ingin menyendiri sementara waktu. Martini di hadapannya hanya dipandangi, tidak minum karena ia meragukan kemampuannya bertahan. Dia cukup gundah saat ini, dimanfaatkan oleh lewah pikir. Apakah keputusannya kali ini benar? Apakah ia mampu melakukannya? Apakah ia tidak akan menyesal setelah ini? Tanpa sadar, gadis itu memandang kosong ke atas, lantai dua yang juga dipadati manusia: pengunjung VIP.

Ada banyak pengunjung di sana tetapi bagian VIP memang yang paling menarik perhatian. Dari bawah saja, ia bisa merasakan kekayaan. Bukan para pengusaha berjas, tetapi anak-anak muda yang terlahir dan hidup dalam kemewahan. Seharusnya Yerim juga begitu, hanya saja nasib berkata lain. Apakah ada rasa iri? Ia tak tahu. Hal yang ia ketahui, ia ingin naik ke sana.

THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang