81 - Ice Skating

785 92 9
                                    

Aku masih merasa takjub dengan keberadaan kami di sini bersama Jeff dan Claudia. Sekali lagi aku pergi berlibur tanpa tiga teman terdekatku. Setidaknya kali ini aku tidak menggagalkan rencana seperti musim panas lalu. Lihatlah bagaimana mereka meributkan soal itu di grup chat kami. Aku sampai tidak tahu harus menceritakannya mulai dari mana.

Hyunjoo - Punya kekasih seperti Alby memang menguntungkanmu, Ava.
Hyunjoo - Berjanjilah kau akan menceritakan semuanya!
Hyunjoo - Seperti apa Jackson Hole?

Dave - Seperti ladang di daerah pegunungan, Sayang. Hanya saja saat ini diselimuti salju.
Dave - Kau hanya perlu memeriksanya di internet.
Dave - [📷 photo] Lihat, penuh dengan lumbung.

Pete - Bung, kau mengirim foto yang salah. Itu salah satu daerah di Wyoming dan diambil saat kemarau.

Dave - Setidaknya aku berusaha. Ada seseorang yang tidak kunjung membalas pesan kita.

Hyunjoo - Dia sedang menikmati liburannya. Sabarlah.

Dave - Dan meninggalkan kita.
Dave - Alby menguasai Ava kita, dan itu menyebalkan.

Hyunjoo - 😒😒

Pete - Abaikan aku.
Pete - Aku hanya kebetulan ada di sini untuk menyaksikan perdebatan sepasang suami istri.
Pete - Ava, kau sudah membaca pesan ini, jangan lupa untuk membalas.

Hyunjoo - Kau benar. Aku tidak sadar dia sudah membaca.

Pete - Kalian terus berdebat.
Pete - Sedangkan aku di sini berusaha menghibur ibuku yang gagal membuat kejutan ulang tahun untuknya.
Pete - Bagian terburuknya, dia mengutus Nate untuk mewakilinya meniup lilin.

Dave - Hei, orangtuamu tidak mengundang kami?

Pete - Kau harus berhasil mencuri hati ibuku.

Dave - Sayang sekali aku tidak bisa mencuri hati yang lain selain istriku.

Hyunjoo - 😚😚

Aku mendengkus geli karena keributan mereka di grup diakhiri dengan emoji menggelikan dari Hyunjoo. Pete tidak pernah tahan dengan emoji itu dan memilih tidak lagi muncul di grup. Dan tentunya sepasang suami istri itu akan meneruskan obrolan mereka di chat pribadi.

Aku menyimpan ponsel ke tas saat mobil berhenti di depan sebuah bangunan kecil. Ada banyak orang berkumpul di sana untuk menyewa sepatu ice skate. Dan aku yang tidak pernah melakukan ice skating justru ikut mengantre untuk memakainya juga. Jangankan melakukan ice skating, berjalan di atas sepatu roda saja tidak pernah.

"Bagaimana kalau aku hanya menonton dan kau bermain dengan yang lain?" Aku cukup sadar seharusnya mengatakan ini sebelum tiba di arena ice skating, tetapi aku sempat merasakan keinginan untuk mencobanya. Namun, begitu melihat ke luar jendela dan menemukan seseorang terjatuh di atas danau yang membeku, keinginan itu menguap begitu saja, tergantikan oleh kengerian. Bagaimana kalau ketika aku terjatuh tiba-tiba es di bawahku pecah?

"Kenapa?"

"Aku belum pernah melakukannya."

Alby mendengkus jenaka. Kurasa dia sudah banyak direpotkan semenjak melibatkanku ke kehidupan elitenya. Kehidupan orang-orang kelas atas benar-benar di luar dari kebiasaanku. Aku takjub pada hal-hal tidak masuk akal yang mereka lakukan, seperti menggelontorkan banyak uang pada acara lelang. Dengan nominal sebanyak itu, masa depanku mungkin akan terjamin.

"Aku akan mengajarimu, jangan khawatir. Tidak akan kubiarkan kau sampai terjatuh." Baik, senyumnya yang menawan sukses meyakinkanku untuk percaya, meski takada jaminan aku tidak terjatuh oleh ketidakseimbangan diriku nanti.

Heart to Break [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang