Grandpa

548 55 7
                                    

Tower of God

Original story by SIU

Disclaimer by SIU

Enjoy reading

.

.

.

.

.


"Guru? Ayah? Kebetulan sekali, silahkan masuk."

Bam terkekeh sedikit terpaksa, ada aura aura tak enak disekitar dua orang tua itu. Bam hanya bisa menggaruk pipinya, menatap keduanya yang duduk diatas sofa tanpa dipersilahkan pemilik rumah.

"Viole dimana mereka?"

Jinsung bertanya sembari memperhatikan sekitarnya, tak ditemukannya dua balita gembul itu. Biasanya mereka akan bermain di area ruang tamu ini.

"Ah mereka sedang mandi bersama Aguero, mungkin sebentar lagi akan selesai."

Bam lalu mendekati mereka, guru dan ayah mertuanya terlihat sedikit tidak baik? Bagaimana menjelaskannya ya? Jadi mereka terlihat seperti dua musuh bebuyutan yang lama tak bertemu dan kini bertemu kembali? Yah seperti itulah situasi nya sekarang. Keheningan yang canggung dan kaku Bam rasakan, ia tak mampu memikirkan topik yang tepat saat ini.

"Aku akan-"

Duk Duk Duk!

"Bam kami datang!"

Oh baguslah mereka datang disaat yang tidak tepat, Bam sedikit bersyukur setidaknya rumah nya tak sesuram saat ini. Dengan segera papa muda itu membuka pintu untuk kawan kawannya, mereka semua memang sudah janjian akan main ke rumahnya. Dengan ramah Bam mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk dimanapun mereka mau. Shibisu yang pertama masuk dengan senyum lebar berharap langsung bertemu dengan keponakan kesayangan nya.

"Wah akhirnya aku datang lagi-"

Mulut Shibisu terkatup rapat, kakinya berhenti melangkah dan terdiam ditengah jalan menghalangi yang lain untuk masuk ke dalam. Hats yang geram menggeser badannya kesamping, ia ingin segera duduk dan bersantai- tadinya- namun ia juga terdiam setelah melihat dua orang hebat duduk diruang tamu utama.

"Bam, apa kami datang disaat yang tidak tepat?"

"Yah kurasa begitu ^^"

Ini gila! Bagaimana mereka bisa bersantai jika ada dua orang kakek kakek dengan aura mencekam ada didalam sana?!

Aguero keluar dengan membawa Vincent ditangan kiri dan Vassa ditangan kanan. Mata cobaltnya berkedip sesaat, sekejap tadi rumahnya hening dan tenang kenapa sekarang jadi ramai begini??

"Ada apa ini? Kenapa kalian semua disini?"

Bam yang melihat kemunculan Aguero segera mendekatinya, ia mengambil alih Vassa dari gendongan Aguero.

"Ayah dan Guru berkunjung tadi, kebetulan mereka datang bersama. Lalu Shibisu dan yang lainnya memang berencana kemari."

"Viole/Aguero." Dua orang tua itu memanggil nama berbeda dalam waktu bersamaan, sesaat keduanya terlihat menghela nafas pelan.

"Bawa kemari." Lagi, keduanya berkata bersamaan. Keduanya yang jengkel menoleh menatap kesal satu sama lain.

"Berhentilah meniruku." Ini kata Edhuan dengan datar.

"Apa? Menirumu? Apa kau tuli? Aku jelas memanggil Viole." Ini jawab Jinsung dengan malas. Jangan lupakan lollipop dimulutnya.

"Dalam waktu bersamaan?" Pak tua Edhuan mengernyitkan dahi tak terima.

"Itu hanya kebetulan." Jinsung mengalihkan tatapan, tak penting sekali pikirnya.

"Cih kebetulan hingga 3 kali?" Edhuan bersedekap dada, tampangnya itu menyebalkan sekali sumpah deh.

"Ck aku mana tau kau akan kesini Khun." Jinsung benar benar tak mengerti orang disebelahnya ini. Benar benar kekanakan menurutnya. Yang mengatai pun tak sadar diri rupanya.

"Cih." Edhuan berdecih kesal.

"Ck." Lalu disambut decakan malas dari Jinsung. Kok mereka lucu ya?

Bam meringis pelan kedua orang tua itu benar benar tak ingat umur ya? Sedang banyak orang disini dan mereka bertengkar karena hal kecil. Sedangkan Aguero merotasikan matanya malas, ada apa sih dengan orang orang tua ini? Kenapa mereka tak ingat umur sih?

"Jangan kekanakan ingat umur kalian. Pulang sana jika mau bertengkar." Aguero yang tak tahan akhirnya buka suara, menurutnya kedua orang tua itu jika kesini hanya akan ribut. Bukan kali ini saja mereka meributkan hal sepele, sudah sering terjadi namun masih membuat orang lain heran.

"Guru kurasa Vassa ingin dipangku olehmu." Bam dengan niat meredam suasana tak enak memindahkan Vassa kepangkuan Jinsung, gadis kecil itu mendongak menatap kakek tak langsungnya dengan pandangan polos.

"Eung??"

"Tuan putri, apa kau merindukan kakek?" Jinsung yang ditatap begitu tentu saja luluh, dengan segera melupakan perdebatan tak pentingnya dengan Edhuan. Gadis itu tersenyum manis menampakkan gigi kelincinya, ah lucu sekali sih...

"Aguero-"

"Tidak."

Crack. Seperti ada yang retak di dada Edhuan. Aguero menolaknya mentah-mentah padahal dia belum juga mengatakan perintahnya.

"Hei apa apaan itu!" Edhuan protes, tak terima penolakan.

"Khkhkh kasihan sekali, ditolak anak sendiri." Jinsung terkekeh geli, mengejek. Ia senang sekali melihat si sombong satu itu terlihat mengenaskan.

"Diam kau Ha."

"Ayolah jangan iri begitu Khun."

"Baba baba! 😆"

Vincent yang sedari tadi kegirangan melihat baba nya terus saja mengulurkan tangannya, jemari gemoy itu mencoba untuk meraih baba nya yang duduk di sofa seberang.

"Lihat, dia sendiri yang ingin datang pada baba nya."

"Tidak sayang jangan terlalu dekat dengannya okay-" Aguero mencoba menghasut bayi baru setahun itu.

"Aguero," Bam menegur pelan.

"Ck, baik baik aku menyerah."

Dengan sangat terpaksa Aguero menyerahkan Vincent pada Edhuan, ia tak ikhlas sungguh, ingat ya dia masih dengki dengan orang tua itu cih.

"Baba >.< "

"Kau memang cucuku, betapa pintarnya." Edhuan mengelus lembut kepala Vincent. Ia menatap Aguero dengan tatapan 'aku menang, bocah'. Aguero hanya berdecak malas dan memalingkan muka.

"Kau terlalu memanjakannya Khun."

Baik sepertinya akan dimulai kembali. Perdebatan tak penting kedua orang tua itu.

"Memanjakan? Mereka ini cucuku tentu saja kumanjakan."

"Kau akan membuat mereka terbiasa dan tak bisa mandiri."

"Tak ada silsilah keturunanku yang manja, catat itu Ha."

"Ck. Viole benar kata istrimu itu, jangan biarkan anakmu terlalu dekat dengannya bisa bisa mereka dijadikan anak aduan."

"Guru ^^' "

Aura mereka semakin mencekam, mereka memang tak saling bertatapan atau beradu tinju. Mereka bahkan hanya sibuk bermain dengan si kembar, namun tetap saja mereka yang hanya beradu kata kata dan auranya semakin mencekam. Shibisu, Hats, Wangnan, dan yang lainnya yang sedari tadi duduk diam hanya bisa menatap melongo. Melihat kedua orang tua itu saling beradu argumen dalam hati mereka bertanya tanya, apakah mereka benar benar ranker tingkat tinggi? 

Dan hari itu bukannya mereka bersantai, mereka malah menonton adu bacot antara dua orang tua ^^

Tamat.

Oke tamat selamat tinggal guys 👋

The GraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang